Badan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) mempertemukan agen-agen penempatan pekerja migran dari dalam dan luar negeri dalam Employment Business Meeting yang berlangsung 25 - 27 Juli 2022 di Badung, Bali.
Saat membuka Employment Business Meeting (EBM) di Badung, Senin, Pelaksana Tugas Sekretaris Utama BP2MI Irjen Pol. Achmad Kartiko mengemukakan bahwa EBM merupakan bagian dari upaya strategis BP2MI untuk memperluas peluang pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri.
"Ini sarana mempertemukan agency (agen) di luar negeri dengan perusahaan P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia) di Indonesia. Kemudian, kami juga melihat peluang-peluang kerja yang akan dan sudah dirintis kantor perwakilan kami di luar negeri," katanya.
Dia berharap pertemuan para pemangku kepentingan terkait penempatan pekerja migran Indonesia dalam EBM di Bali membuahkan kesepakatan kerja antara agen penyalur di dalam negeri dan agen penyedia pekerjaan di luar negeri.
Baca juga: BP2MI: 35 PMI Bali telah kembali dari Ukraina
"EBM ini menjadi ajang terbaik mencari supply (persediaan) calon PMI terbaik dari beberapa sektor yang akan mendukung bisnis Anda," katanya.
"Izinkan saya meyakinkan Bapak, Ibu, khususnya para calon employer (pemberi kerja) dan international employment agency (agen penyedia kerja internasional) bahwa dengan berbekal kompetensi dan pengalaman kerja, Indonesia negara yang pantas menjadi sumber supply berkualitas, karena kami mempersiapkan calon PMI dengan sebaik-baiknya," ia menambahkan.
Saat menyampaikan arahan Kepala BP2MI Benny Rhamdani pada pembukaan pertemuan, dia juga mengatakan bahwa penempatan pekerja migran Indonesia di luar negeri merupakan bagian dari upaya pengurangan pengangguran dan penambahan devisa dari remitansi.
Menurut BP2MI, Indonesia telah mengirim 75.929 pekerja ke 69 negara. Angka itu masih jauh lebih rendah dibandingkan angka penempatan pekerja di luar negeri yang bisa mencapai sekitar 270.000 orang per tahun sebelum masa pandemi COVID-19.
Baca juga: BP2MI: Tidak ada informasi evakuasi PMI di Rusia ke Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Saat membuka Employment Business Meeting (EBM) di Badung, Senin, Pelaksana Tugas Sekretaris Utama BP2MI Irjen Pol. Achmad Kartiko mengemukakan bahwa EBM merupakan bagian dari upaya strategis BP2MI untuk memperluas peluang pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri.
"Ini sarana mempertemukan agency (agen) di luar negeri dengan perusahaan P3MI (Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia) di Indonesia. Kemudian, kami juga melihat peluang-peluang kerja yang akan dan sudah dirintis kantor perwakilan kami di luar negeri," katanya.
Dia berharap pertemuan para pemangku kepentingan terkait penempatan pekerja migran Indonesia dalam EBM di Bali membuahkan kesepakatan kerja antara agen penyalur di dalam negeri dan agen penyedia pekerjaan di luar negeri.
Baca juga: BP2MI: 35 PMI Bali telah kembali dari Ukraina
"EBM ini menjadi ajang terbaik mencari supply (persediaan) calon PMI terbaik dari beberapa sektor yang akan mendukung bisnis Anda," katanya.
"Izinkan saya meyakinkan Bapak, Ibu, khususnya para calon employer (pemberi kerja) dan international employment agency (agen penyedia kerja internasional) bahwa dengan berbekal kompetensi dan pengalaman kerja, Indonesia negara yang pantas menjadi sumber supply berkualitas, karena kami mempersiapkan calon PMI dengan sebaik-baiknya," ia menambahkan.
Saat menyampaikan arahan Kepala BP2MI Benny Rhamdani pada pembukaan pertemuan, dia juga mengatakan bahwa penempatan pekerja migran Indonesia di luar negeri merupakan bagian dari upaya pengurangan pengangguran dan penambahan devisa dari remitansi.
Menurut BP2MI, Indonesia telah mengirim 75.929 pekerja ke 69 negara. Angka itu masih jauh lebih rendah dibandingkan angka penempatan pekerja di luar negeri yang bisa mencapai sekitar 270.000 orang per tahun sebelum masa pandemi COVID-19.
Baca juga: BP2MI: Tidak ada informasi evakuasi PMI di Rusia ke Bali
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022