Sebanyak 50 orang potensi SAR dari berbagai instansi pemerintah dan pemangku kepentingan mendapat pelatihan teknis pencarian dan pertolongan di permukaan air laut dari Basarnas Bali selama tujuh hari di Denpasar.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar Gede Darmada di Denpasar, Bali, Senin, mengatakan kegiatan ini adalah kewajiban Basarnas dalam melaksanakan pembinaan potensi SAR ke semua kalangan di seluruh penjuru Tanah Air sesuai dengan amanah UU Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.
"Keterlibatan potensi SAR sangat membantu dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan, karena Basarnas tidak bisa bekerja sendiri," kata Darmada di Gedung BPSDM Provinsi Bali.
Baca juga: Tim SAR evakuasi jenazah nelayan tenggelam di Nusa Lembongan
Pelatihan ini digelar guna menyiapkan sumber daya manusia agar mampu memberikan pelayanan jasa SAR secara profesional dan mandiri, khususnya dalam hal teknik pencarian dan pertolongan di permukaan air dalam penanganan kecelakaan dan musibah di wilayah kerja Basarnas Bali.
"Dengan pelatihan ini kami berharap potensi SAR di Denpasar memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan teknik pertolongan di permukaan air yang nantinya dapat diaplikasikan saat pelaksanaan operasi SAR," ujar Darmada.
Selama tujuh hari, para peserta akan diberikan materi berupa teori dan praktik, sehingga kemampuan ini berguna bagi Denpasar sebagai kawasan pusat kegiatan bisnis, pemerintahan, dan destinasi wisata.
Baca juga: Basarnas evakuasi jasad dari sumur sedalam di 60 meter di Mengwi
"Dengan banyaknya kegiatan di sektor pariwisata akan meningkatkan kerawanan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan atau kondisi membahayakan manusia seperti orang terseret arus dan tenggelam di laut," kata Asisten I Bidang Pemerintahan Denpasar I Made Toya.
Menurut Made Toya, pelatihan Basarnas Bali ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kompetensi bagi potensi SAR dalam melihat tingkat kerawanan tertentu.
"Namun, hal yang terpenting adalah marilah kita bersama menunjukkan kepada masyarakat bahwa pemerintah daerah lewat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan senantiasa bekerja sama dan berkoordinasi secara baik. Harapannya penanganan pencarian dan pertolongan dapat berjalan dengan cepat," ujar Made Toya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar Gede Darmada di Denpasar, Bali, Senin, mengatakan kegiatan ini adalah kewajiban Basarnas dalam melaksanakan pembinaan potensi SAR ke semua kalangan di seluruh penjuru Tanah Air sesuai dengan amanah UU Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan.
"Keterlibatan potensi SAR sangat membantu dalam pelaksanaan operasi pencarian dan pertolongan, karena Basarnas tidak bisa bekerja sendiri," kata Darmada di Gedung BPSDM Provinsi Bali.
Baca juga: Tim SAR evakuasi jenazah nelayan tenggelam di Nusa Lembongan
Pelatihan ini digelar guna menyiapkan sumber daya manusia agar mampu memberikan pelayanan jasa SAR secara profesional dan mandiri, khususnya dalam hal teknik pencarian dan pertolongan di permukaan air dalam penanganan kecelakaan dan musibah di wilayah kerja Basarnas Bali.
"Dengan pelatihan ini kami berharap potensi SAR di Denpasar memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan teknik pertolongan di permukaan air yang nantinya dapat diaplikasikan saat pelaksanaan operasi SAR," ujar Darmada.
Selama tujuh hari, para peserta akan diberikan materi berupa teori dan praktik, sehingga kemampuan ini berguna bagi Denpasar sebagai kawasan pusat kegiatan bisnis, pemerintahan, dan destinasi wisata.
Baca juga: Basarnas evakuasi jasad dari sumur sedalam di 60 meter di Mengwi
"Dengan banyaknya kegiatan di sektor pariwisata akan meningkatkan kerawanan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti kecelakaan atau kondisi membahayakan manusia seperti orang terseret arus dan tenggelam di laut," kata Asisten I Bidang Pemerintahan Denpasar I Made Toya.
Menurut Made Toya, pelatihan Basarnas Bali ini sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kompetensi bagi potensi SAR dalam melihat tingkat kerawanan tertentu.
"Namun, hal yang terpenting adalah marilah kita bersama menunjukkan kepada masyarakat bahwa pemerintah daerah lewat Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan senantiasa bekerja sama dan berkoordinasi secara baik. Harapannya penanganan pencarian dan pertolongan dapat berjalan dengan cepat," ujar Made Toya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022