Wakil Bupati (Wabup) Buleleng, Bali, I Nyoman Sutjidra menyatakan keinginannya agar para lulusan kesehatan, khususnya bidan atau perawat, berdaya saing, sehingga mampu dikerjasamakan dengan pihak asing untuk bisa bekerja di luar negeri, seperti mengisi kekosongan bidan/perawat di Jepang/Korsel.
“Saya berpikir apa yang bisa dilakukan agar tenaga kesehatan ini bisa mengisi kekosongan, khususnya bidan dan perawat, di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan,” ujar Sutjidra di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Minggu.
Ia menjelaskan para tenaga kesehatan, khususnya bidan dan perawat, memiliki kesempatan besar untuk berkarir di luar negeri. Khususnya negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Jepang saat ini diketahui sangat membutuhkan tenaga kesehatan perawat. Begitu pula bidan di Jepang dengan spesifikasi sarjana kebidanan itu sangat jarang.
"Dengan begitu berarti peluang untuk kita mengisi kekosongan tersebut. Sekarang tinggal mencari upaya bagaimana bisa menjalin kerjasama dengan pihak terkait ataupun pihak asing tersebut," katanya.
Baca juga: SMK Kesehatan PGRI Denpasar laksanakan pembelajaran dengan prokes ketat
Jepang dan Korea Selatan juga diketahui pertumbuhan penduduknya sedang dalam posisi minus. Hal ini yang menyebabkan kebutuhan akan perawat dan bidan sangat tinggi. Selain itu, banyak pemuda Jepang khususnya, tidak mau mengambil pekerjaan sebagai bidan dan perawat.
"Jadi di negara-negara seperti itu, peluang kita mengisi kekosongan tenaga kerja terampil masih terbuka lebar," ucap Wabup Sutjidra.
Wabup Sutjidra mengatakan untuk sampai ke sana, kompetensi dari bidan ataupun perawat harus terus ditingkatkan. Salah satunya dengan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tidak hanya sampai pada tingkat SMK Kesehatan saja. Kelanjutan pendidikan menjadi penting mengingat lulusan SMK Kesehatan sudah sangat menjurus bidangnya.
"Jadi, sebuah kewajiban untuk melanjutkan ke perguruan tinggi kesehatan pula. Baik mengambil ahli madya seperti bidan dan perawat, termasuk ners dalam profesi keperawatan,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
“Saya berpikir apa yang bisa dilakukan agar tenaga kesehatan ini bisa mengisi kekosongan, khususnya bidan dan perawat, di negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan,” ujar Sutjidra di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Minggu.
Ia menjelaskan para tenaga kesehatan, khususnya bidan dan perawat, memiliki kesempatan besar untuk berkarir di luar negeri. Khususnya negara-negara seperti Jepang dan Korea Selatan. Jepang saat ini diketahui sangat membutuhkan tenaga kesehatan perawat. Begitu pula bidan di Jepang dengan spesifikasi sarjana kebidanan itu sangat jarang.
"Dengan begitu berarti peluang untuk kita mengisi kekosongan tersebut. Sekarang tinggal mencari upaya bagaimana bisa menjalin kerjasama dengan pihak terkait ataupun pihak asing tersebut," katanya.
Baca juga: SMK Kesehatan PGRI Denpasar laksanakan pembelajaran dengan prokes ketat
Jepang dan Korea Selatan juga diketahui pertumbuhan penduduknya sedang dalam posisi minus. Hal ini yang menyebabkan kebutuhan akan perawat dan bidan sangat tinggi. Selain itu, banyak pemuda Jepang khususnya, tidak mau mengambil pekerjaan sebagai bidan dan perawat.
"Jadi di negara-negara seperti itu, peluang kita mengisi kekosongan tenaga kerja terampil masih terbuka lebar," ucap Wabup Sutjidra.
Wabup Sutjidra mengatakan untuk sampai ke sana, kompetensi dari bidan ataupun perawat harus terus ditingkatkan. Salah satunya dengan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Tidak hanya sampai pada tingkat SMK Kesehatan saja. Kelanjutan pendidikan menjadi penting mengingat lulusan SMK Kesehatan sudah sangat menjurus bidangnya.
"Jadi, sebuah kewajiban untuk melanjutkan ke perguruan tinggi kesehatan pula. Baik mengambil ahli madya seperti bidan dan perawat, termasuk ners dalam profesi keperawatan,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022