Pemerintah Kota Denpasar, Bali, mengajak seluruh elemen masyarakat di daerah itu untuk meningkatkan kesadaran terhadap risiko dan ancaman HIV-AIDS yang masih terjadi.

"Masalah HIV dan AIDS harus menjadi perhatian semua pihak karena epidemi ini dapat menjadi ancaman bagi kesehatan dan berdampak pada kehidupan sosial," kata Wakil Wali Kota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa di Denpasar, Minggu.

Selain itu, lanjut dia, masalah HIV dan AIDS juga berdampak pada aktivitas ekonomi, bahkan pembangunan daerah. "Ini adalah tantangan buat kita semua, untuk mengungkapkan kasus HIV yang belum terdeteksi, sehingga dapat membongkar fenomena gunung es," ujarnya.

Sebelumnya, Kadek Agus dalam Malam Renungan AIDS Nusantara (MRAN) Kota Denpasar yang dilaksanakan di aula SMPN 10 Denpasar pada Sabtu (28/5) mengatakan, perkembangan kasus HIV di semua layanan Voluntary Counseling and Testing (VCT), trennya sedikit melandai.

Baca juga: Diskes Denpasar adakan orientasi Kader Desa Peduli AIDS

Dari awal tahun sampai April 2022, kasus HIV yang dilaporkan sejumlah layanan di Kota Denpasar sebanyak 271 kasus, terdiri dari kasus HIV 86 dan AIDS 185 kasus.

"Namun demikian terjadi kenaikan risiko penularan pada usia produktif," ujar pria yang juga Ketua Pelaksana KPA Kota Denpasar itu.

Berdasarkan data tersebut, pada April 2022 tercatat tidak ada yang meninggal dunia akibat AIDS.

"Ini menjadi tantangan untuk mengajak masyarakat yang telah berperilaku risiko tinggi agar segera melakukan VCT, sehingga status HIV dapat diketahui lebih dini," katanya.

Kadek Agus menambahkan, setiap tahun di bulan Mei, berbagai lembaga dan masyarakat peduli HIV dan AIDS secara rutin memperingati Malam Renungan AIDS Nusantara atau yang dikenal dengan MRAN.

Baca juga: Denpasar-AHF jalin kerja sama perawatan dan pencegahan HIV/AIDS

Kegiatan ini merupakan partisipasi masyarakat peduli HIV dan AIDS atas aksi internasional Candlelight Memorial.

Ketua panitia yang juga Sekretaris KPA Kota Denpasar Tri Indarti menyampaikan maksud kegiatan MRAN 2022 ini untuk memberikan harapan dan mengurangi stigma dan diskriminasi serta memancarkan kebanggaan.

"Tujuannya mengupayakan kesetaraan hak kesehatan dan hak asasi manusia untuk semua orang dalam penanggulangan HIV/AIDS, menurunkan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA," ucapnya.

Acara MRAN 2022 juga dihadiri Ketua Komisi I DPRD Denpasar I Ketut Suteja Kumara, istri Wakil Wali Kota Denpasar Ayu Kristi Arya Wibawa dan para undangan lainnya.

Malam renungan diisi penyampaian epidemiologi kasus HIV, refleksi MRAN (pemutaran video) dan diakhiri penyalaan lilin dan menyanyikan lagu "Lilin-lilin Kecil".

Pewarta: Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022