Denpasar (Antara Bali) - Institut Seni Indonesia Denpasar melakukan tiga kali ngayah, dalam hari yang bersamaan, untuk menyukseskan kegiatan ritual berskala besar yang melibatkan tiga desa adat di Kabupaten Klungkung, Bangli, dan Gianyar.
"Kegiatan yang berlangsung sejak pagi, siang hingga sore itu dilaksanakan pada Selasa (18/9) dengan melibatkan puluhan dosen dan mahasiswa dengan menampilkan sejumlah tarian," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S.MA di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan ngayah mulai dilakukan pada pagi hari di desa adat Kusamba, Kabupaten Klungkung, menyusul siang harinya di Desa adat Bakas, Kabupaten Bangli dan sore harinya di desa adat Ubud, Kabupaten Gianyar.
Kegiatan ngayah yang dilakukan secara berkesinambungan merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat, pendidikan dan penelitian saat masyarakat menggelar kegiatan ritual berskala besar.
"Kegiatan ngayah itu dengan menampilkan kesenian tradisional Bali sebagai kelengkapan kegiatan ritual yang digelar masyarakat desa adat," ujar Prof Rai yang memimpin kegiatan tersebut.
Ia menambahkan, pengabdian masyarakat itu dilakukan secara berkesinambungan untuk memenuhi keinginan dan harapan masyarakat, karena jauh sebelumnya pengurus (prajuru) desa adat sudah mengajukan permohonan agar ISI bisa berperanserta melengkapi kegiatan ritual itu dengan menampilkan kesenian.(*/ADT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kegiatan yang berlangsung sejak pagi, siang hingga sore itu dilaksanakan pada Selasa (18/9) dengan melibatkan puluhan dosen dan mahasiswa dengan menampilkan sejumlah tarian," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan Rai S.MA di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan ngayah mulai dilakukan pada pagi hari di desa adat Kusamba, Kabupaten Klungkung, menyusul siang harinya di Desa adat Bakas, Kabupaten Bangli dan sore harinya di desa adat Ubud, Kabupaten Gianyar.
Kegiatan ngayah yang dilakukan secara berkesinambungan merupakan salah satu bentuk pengabdian masyarakat, pendidikan dan penelitian saat masyarakat menggelar kegiatan ritual berskala besar.
"Kegiatan ngayah itu dengan menampilkan kesenian tradisional Bali sebagai kelengkapan kegiatan ritual yang digelar masyarakat desa adat," ujar Prof Rai yang memimpin kegiatan tersebut.
Ia menambahkan, pengabdian masyarakat itu dilakukan secara berkesinambungan untuk memenuhi keinginan dan harapan masyarakat, karena jauh sebelumnya pengurus (prajuru) desa adat sudah mengajukan permohonan agar ISI bisa berperanserta melengkapi kegiatan ritual itu dengan menampilkan kesenian.(*/ADT/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012