Yogyakarta (Antara Bali) - Pendidikan yang diterapkan di Indonesia hanya mendidik individu agar memiliki ketajaman otak, sehingga banyak terjadi pelanggaran moral dan etika, kata Ketua Mahkamah Konstitusi Mohammad Mahfud MD.
"Pendidikan di Indonesia tidak memberikan pendidikan watak dan karakter sehingga terjadi kemerosotan moral dan etika di tengah kehidupan masyarakat," katanya pada kuliah perdana mahasiswa baru Program Pascasarjana UGM di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia di depan 4.233 mahasiswa baru program S2, S3, dan spesialis, kebijakan pendidikan saat ini bukan mencerdaskan masyarakat, tetapi hanya membuat orang menjadi pandai.
"Cerdas dan pandai adalah dua hal yang berbeda. Kepandaian hanya menekankan pada kemampuan otak dalam berpikir menganalisis suatu hal secara rasional, sedangkan kecerdasan merupakan pertemuan antara ketajaman berpikir, watak, dan hati nurani," katanya.
Ia mengatakan, saat ini yang terjadi adalah pendidikan hanya membuat pandai individu sehingga banyak bermunculan limbah-limbah pendidikan yang produknya hanya membebani negara.
Dalam beberapa dekade terakhir, menurut dia, pendidikan di Indonesia cenderung hanya ditujukan untuk memberikan ijazah dan gelar akademik semata. Keduanya masih menjadi ukuran untuk mendapatkan status formal di pemerintahan.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Pendidikan di Indonesia tidak memberikan pendidikan watak dan karakter sehingga terjadi kemerosotan moral dan etika di tengah kehidupan masyarakat," katanya pada kuliah perdana mahasiswa baru Program Pascasarjana UGM di Yogyakarta, Senin.
Menurut dia di depan 4.233 mahasiswa baru program S2, S3, dan spesialis, kebijakan pendidikan saat ini bukan mencerdaskan masyarakat, tetapi hanya membuat orang menjadi pandai.
"Cerdas dan pandai adalah dua hal yang berbeda. Kepandaian hanya menekankan pada kemampuan otak dalam berpikir menganalisis suatu hal secara rasional, sedangkan kecerdasan merupakan pertemuan antara ketajaman berpikir, watak, dan hati nurani," katanya.
Ia mengatakan, saat ini yang terjadi adalah pendidikan hanya membuat pandai individu sehingga banyak bermunculan limbah-limbah pendidikan yang produknya hanya membebani negara.
Dalam beberapa dekade terakhir, menurut dia, pendidikan di Indonesia cenderung hanya ditujukan untuk memberikan ijazah dan gelar akademik semata. Keduanya masih menjadi ukuran untuk mendapatkan status formal di pemerintahan.(LHS/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012