Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho mengatakan pemberlakuan kebijakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ke Bali yang tanpa karantina mulai 7 Maret 2022, tentunya harus diiringi layanan yang terbaik dalam berbagai aspek.
"Kita harus melakukan hal yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain yang juga membuka diri untuk wisman seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan sebagainya," kata Trisno di Denpasar, Minggu.
Menurut Trisno, para pemangku kepentingan terkait di Pulau Dewata haruslah membuat wisatawan mancanegara yang datang merasa nyaman dan jangan sampai mereka merasa dipersulit.
"Saya kira ini penting karena semua negara melakukan hal yang sama untuk mencari simpati agar wisatawan mau datang. Ketika wisatawan sudah merasa nyaman, maka ketika kembali ke negaranya akan menyatakan di Bali memang baik dan lebih baik lagi pasca-COVID-19," ujar Trisno.
Baca juga: BI Bali: Peningkatan kasus Omicron akibatkan kontraksi bisnis ritel
Di samping itu, ia menyarankan Bali juga menyampaikan pada pemerintah pusat agar bisa terus mempromosikan dan mengenalkan kembali Bali ke dunia internasional.
"Akomodasi wisata di Bali sudah mengantongi sertifikat CHSE yakni cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan) dan juga sudah ada perbaikan destinasi wisata," ucapnya.
Dengan diberlakukan uji coba kebijakan PPLN bebas karantina dan penerapan Visa on Arrival (VoA) untuk 23 negara yang dulunya sebagai penyumbang devisa, Trisno mengharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisman ke Bali.
Demikian juga dengan dukungan kebijakan wisatawan domestik yang tidak perlu lagi syarat perjalanan melakukan rapid antigen dan swab PCR jika sudah mendapatkan vaksin lengkap atau penguat (booster).
Baca juga: BI: Pedagang pengguna QRIS di Bali capai 408.268 orang
Pihaknya berharap kunjungan wisdom perhari bisa di atas 8 ribu seperti saat libur Natal dan Tahun Baru. Namun, karena penyebaran COVID-19 varian Omicron, sempat turun lagi sampai 4.900-an orang perhari.
"Mudah-mudahan di sisa waktu beberapa hari ini menuju triwulan I-2022 ini, kunjungan wisatawan terus naik," ucap mantan Kepala KPwBI DKI Jakarta itu.
Di samping itu, kata Trisno, juga perlu diwaspadai dampak perang Rusia dengan Ukraina, yang bisa menyebabkan ketidakpastian wisatawan dari Eropa untuk datang ke Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Kita harus melakukan hal yang lebih baik dibandingkan negara-negara lain yang juga membuka diri untuk wisman seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan sebagainya," kata Trisno di Denpasar, Minggu.
Menurut Trisno, para pemangku kepentingan terkait di Pulau Dewata haruslah membuat wisatawan mancanegara yang datang merasa nyaman dan jangan sampai mereka merasa dipersulit.
"Saya kira ini penting karena semua negara melakukan hal yang sama untuk mencari simpati agar wisatawan mau datang. Ketika wisatawan sudah merasa nyaman, maka ketika kembali ke negaranya akan menyatakan di Bali memang baik dan lebih baik lagi pasca-COVID-19," ujar Trisno.
Baca juga: BI Bali: Peningkatan kasus Omicron akibatkan kontraksi bisnis ritel
Di samping itu, ia menyarankan Bali juga menyampaikan pada pemerintah pusat agar bisa terus mempromosikan dan mengenalkan kembali Bali ke dunia internasional.
"Akomodasi wisata di Bali sudah mengantongi sertifikat CHSE yakni cleanliness (kebersihan), health (kesehatan), safety (keamanan), dan environment sustainability (kelestarian lingkungan) dan juga sudah ada perbaikan destinasi wisata," ucapnya.
Dengan diberlakukan uji coba kebijakan PPLN bebas karantina dan penerapan Visa on Arrival (VoA) untuk 23 negara yang dulunya sebagai penyumbang devisa, Trisno mengharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisman ke Bali.
Demikian juga dengan dukungan kebijakan wisatawan domestik yang tidak perlu lagi syarat perjalanan melakukan rapid antigen dan swab PCR jika sudah mendapatkan vaksin lengkap atau penguat (booster).
Baca juga: BI: Pedagang pengguna QRIS di Bali capai 408.268 orang
Pihaknya berharap kunjungan wisdom perhari bisa di atas 8 ribu seperti saat libur Natal dan Tahun Baru. Namun, karena penyebaran COVID-19 varian Omicron, sempat turun lagi sampai 4.900-an orang perhari.
"Mudah-mudahan di sisa waktu beberapa hari ini menuju triwulan I-2022 ini, kunjungan wisatawan terus naik," ucap mantan Kepala KPwBI DKI Jakarta itu.
Di samping itu, kata Trisno, juga perlu diwaspadai dampak perang Rusia dengan Ukraina, yang bisa menyebabkan ketidakpastian wisatawan dari Eropa untuk datang ke Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022