Direktur Jenderal (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Usman Kansong mengatakan media massa memiliki peran membangun kesadaran publik dalam upaya pengurangan risiko bencana.
"Peran rekan-rekan media sangat krusial yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, agar risiko ini tidak berdampak terlalu besar kepada masyarakat," ujar Usman Kansong, saat kegiatan temu media menjelang penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Ia mengatakan dalam melaksanakan tugasnya media massa diharapkan tidak membuat panik masyarakat, namun dapat melakukan upaya edukasi kepada seluruh masyarakat agar siap dalam menghadapi bencana.
"Kita hidup di ring of fire atau wilayah rawan bencana. Karena itu kita harus siap menghadapi bencana," katanya.
Baca juga: Bali jadi lokasi pertemuan internasional GPDRR 2022
Penyelenggaraan GPDRR di Nusa Dua Bali pada 23-28 Mei 2022 merupakan suatu momentum yang menjadi penanda berbagai pihak, baik di tingkat lokal, nasional dan global dalam upaya pengurangan risiko.
Pada konteks kegiatan tersebut, media juga berperan untuk membangun kesadaran publik dalam menghadapi ancaman bencana.
Menurut Usman Kansong, peran media sangat penting dalam membangun kolaborasi dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam menyampaikan informasi proporsional terkait penyelenggaraan kegiatan internasional tersebut.
"Kami berharap masyarakat mendapatkan akses informasi seluas-luasnya sehingga semua pihak mendapat pemahaman dan pengetahuan dalam upaya pengurangan risiko," katanya.
Baca juga: BNPB : 68 bencana alam terjadi pada pekan pertama awal 2022
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Widiarsi Agustina mengungkapkan penyelenggaraan GPDRR di Indonesia bukan hanya kegiatan seremonial, namun juga merupakan semangat untuk ketangguhan.
Kepada para jurnalis yang hadir dalam kegiatan itu, ia berpesan bahwa jurnalis memiliki peran mereka terhadap roh jurnalistik, yaitu kerja mengabdi untuk kemanusiaan.
Widiarsi mengajak masyarakat melakukan gerakan sosial untuk membangun kesadaran, sehingga pada akhirnya ada perubahan perilaku di tengah masyarakat. Indonesia memiliki modalitas, seperti gotong royong atau kearifan lokal lain yang dimiliki masing-masing daerah di Indonesia.
"Banyak cerita atau praktik baik di Indonesia yang bisa diangkat dan disampaikan kepada masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Misal di Bali, komunitas radio komunikasi Pasebaya berperan dalam mengedukasi warga lereng Gunung Agung di Kabupaten Karangasem atau kerja sama antara lembaga usaha dan sekolah di Tanjung Benoa dalam menghadapi ancaman bahaya tsunami," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Peran rekan-rekan media sangat krusial yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, agar risiko ini tidak berdampak terlalu besar kepada masyarakat," ujar Usman Kansong, saat kegiatan temu media menjelang penyelenggaraan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) di Kabupaten Badung, Bali, Kamis.
Ia mengatakan dalam melaksanakan tugasnya media massa diharapkan tidak membuat panik masyarakat, namun dapat melakukan upaya edukasi kepada seluruh masyarakat agar siap dalam menghadapi bencana.
"Kita hidup di ring of fire atau wilayah rawan bencana. Karena itu kita harus siap menghadapi bencana," katanya.
Baca juga: Bali jadi lokasi pertemuan internasional GPDRR 2022
Penyelenggaraan GPDRR di Nusa Dua Bali pada 23-28 Mei 2022 merupakan suatu momentum yang menjadi penanda berbagai pihak, baik di tingkat lokal, nasional dan global dalam upaya pengurangan risiko.
Pada konteks kegiatan tersebut, media juga berperan untuk membangun kesadaran publik dalam menghadapi ancaman bencana.
Menurut Usman Kansong, peran media sangat penting dalam membangun kolaborasi dalam penanggulangan bencana, khususnya dalam menyampaikan informasi proporsional terkait penyelenggaraan kegiatan internasional tersebut.
"Kami berharap masyarakat mendapatkan akses informasi seluas-luasnya sehingga semua pihak mendapat pemahaman dan pengetahuan dalam upaya pengurangan risiko," katanya.
Baca juga: BNPB : 68 bencana alam terjadi pada pekan pertama awal 2022
Sementara itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Widiarsi Agustina mengungkapkan penyelenggaraan GPDRR di Indonesia bukan hanya kegiatan seremonial, namun juga merupakan semangat untuk ketangguhan.
Kepada para jurnalis yang hadir dalam kegiatan itu, ia berpesan bahwa jurnalis memiliki peran mereka terhadap roh jurnalistik, yaitu kerja mengabdi untuk kemanusiaan.
Widiarsi mengajak masyarakat melakukan gerakan sosial untuk membangun kesadaran, sehingga pada akhirnya ada perubahan perilaku di tengah masyarakat. Indonesia memiliki modalitas, seperti gotong royong atau kearifan lokal lain yang dimiliki masing-masing daerah di Indonesia.
"Banyak cerita atau praktik baik di Indonesia yang bisa diangkat dan disampaikan kepada masyarakat, baik di dalam maupun luar negeri. Misal di Bali, komunitas radio komunikasi Pasebaya berperan dalam mengedukasi warga lereng Gunung Agung di Kabupaten Karangasem atau kerja sama antara lembaga usaha dan sekolah di Tanjung Benoa dalam menghadapi ancaman bahaya tsunami," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022