Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng, Bali bekerja sama dengan Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali merancang transaksi non tunai pada bank sampah sebagai upaya realisasi digitalisasi keuangan.
"DLH menggandeng BPD Bali Cabang Singaraja dalam manajemen keuang Bank Sampah Induk (BSI) E-Darling yang menampung sampah plastik dari Bank Sampah Unit (BSU) yang ada," ujar Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Senin.
Ia mengatakan realisasi kerja sama tersebut sebagai bentuk peningkatan kualitas manajemen. Termasuk menyukseskan gerakan non-tunai yang dicanangkan pemerintah.
Baca juga: Pemuda Buleleng-Bali kampanyekan bank sampah dukung G20 (video)
Adapun prosedur yang akan dilalui adalah masing-masing BSU membuat rekening terlebih dahulu. Setelah sampah ditimbang dan bernilai ekonomis, BSI E-Darling transfer sejumlah uang hasil penjualan sampah plastik.
Selanjutnya, bank yang akan mentransfer ke masing-masing BSU, sehingga tidak lagi bermain tunai. "Ini sesuai dengan arahan petunjuk dari pimpinan dalam hal ini Bapak Bupati harus non tunai semua. Selain juga kondisi pandemi ini tidak bagus untuk kesehatan kalau kita bagi uangnya secara langsung," jelasnya.
Pada Bank Sampah, ada dua manajemen yaitu manajemen pengelolaan sampah dan manajemen keuangan. Manajemen pengelolaan sampah terkait dengan pengumpulan sampah plastik. Dikerjasamakan dengan pengepul untuk dijadikan sebuah produk-produk turunan dari plastik tersebut. Hasil pengumpulan sampah plastic tersebut adalah uang.
Baca juga: Anggota DPD dorong desa di Bali contoh Desa Punggul tangani sampah
Selain itu, pengurusan keuangan menjadi tugas manajemen keuangan. Diperlukan pula manajemen keuangan yang bagus. "Oleh karena itu, kita menggandeng BPD Bali Cabang Singaraja. Tidak menutup kemungkinan cabang lainnya juga seperti Cabang Seririt sehingga jejaringnya dibangun untuk bersama-sama mengatasi permasalahan sampah," ucap Melandrat.
Saat ini terdapat sebanyak 18 BSU di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemkab Buleleng. Sementara, di tingkat kecamatan ada enam BSU dan di tingkat kelurahan ada enam BSU. Semuanya menjadi nasabah di BSI E-Darling.
DLH Buleleng sendiri terus mendorong terbentuknya BSU di setiap SKPD dan komunitas-komunitas. "Sesuai dengan tupoksi kami dan akan terus didorong untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah yang ada," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"DLH menggandeng BPD Bali Cabang Singaraja dalam manajemen keuang Bank Sampah Induk (BSI) E-Darling yang menampung sampah plastik dari Bank Sampah Unit (BSU) yang ada," ujar Kepala DLH Buleleng Gede Melandrat, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Senin.
Ia mengatakan realisasi kerja sama tersebut sebagai bentuk peningkatan kualitas manajemen. Termasuk menyukseskan gerakan non-tunai yang dicanangkan pemerintah.
Baca juga: Pemuda Buleleng-Bali kampanyekan bank sampah dukung G20 (video)
Adapun prosedur yang akan dilalui adalah masing-masing BSU membuat rekening terlebih dahulu. Setelah sampah ditimbang dan bernilai ekonomis, BSI E-Darling transfer sejumlah uang hasil penjualan sampah plastik.
Selanjutnya, bank yang akan mentransfer ke masing-masing BSU, sehingga tidak lagi bermain tunai. "Ini sesuai dengan arahan petunjuk dari pimpinan dalam hal ini Bapak Bupati harus non tunai semua. Selain juga kondisi pandemi ini tidak bagus untuk kesehatan kalau kita bagi uangnya secara langsung," jelasnya.
Pada Bank Sampah, ada dua manajemen yaitu manajemen pengelolaan sampah dan manajemen keuangan. Manajemen pengelolaan sampah terkait dengan pengumpulan sampah plastik. Dikerjasamakan dengan pengepul untuk dijadikan sebuah produk-produk turunan dari plastik tersebut. Hasil pengumpulan sampah plastic tersebut adalah uang.
Baca juga: Anggota DPD dorong desa di Bali contoh Desa Punggul tangani sampah
Selain itu, pengurusan keuangan menjadi tugas manajemen keuangan. Diperlukan pula manajemen keuangan yang bagus. "Oleh karena itu, kita menggandeng BPD Bali Cabang Singaraja. Tidak menutup kemungkinan cabang lainnya juga seperti Cabang Seririt sehingga jejaringnya dibangun untuk bersama-sama mengatasi permasalahan sampah," ucap Melandrat.
Saat ini terdapat sebanyak 18 BSU di Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lingkup Pemkab Buleleng. Sementara, di tingkat kecamatan ada enam BSU dan di tingkat kelurahan ada enam BSU. Semuanya menjadi nasabah di BSI E-Darling.
DLH Buleleng sendiri terus mendorong terbentuknya BSU di setiap SKPD dan komunitas-komunitas. "Sesuai dengan tupoksi kami dan akan terus didorong untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah yang ada," pungkasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022