Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengadakan pelatihan menulis bersama Duta Baca Indonesia Gol A Gong di Gedung Laksmi Graha, Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali, Jumat.
"Kami mengapresiasi antusias para peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan ini meskipun di tengah masa pandemi COVID-19," kata Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI, Dedi Junaedi, di sela-sela kegiatan tersebut.
Ia mengungkapkan pelatihan menggandeng pegiat literasi dan penulis yang bisa menularkan dan mentransformasikan pengetahuannya kepada masyarakat di wilayah Pulau Dewata bagian utara.
Dari survei yang dilakukan Perpusnas RI pada 2019 sampai 2021, minat baca masyarakat Indonesia sudah ada peningkatan. Hanya saja yang menjadi kendala saat ini adalah jumlah buku.
Baca juga: Duta Baca Indonesia paparkan kendala literasi nasional
"Katakanlah saat ini satu buku itu bisa sampai 90-an orang yang mengantre, sehingga tujuan kita selain meningkatkan literasi juga menumbuhkan penulis dan penerbit buku, sehingga kita terus mengadakan safari untuk memberikan pengetahuan menulis agar dapat menciptakan sebuah karya tulis berbentuk buku baik itu cetak maupun elektronik," ungkapnya.
Ditemui setelah acara pembukaan, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng, I Ketut Suweca menjelaskan minat baca khususnya untuk masyarakat Buleleng memang sudah baik.
Namun, kata dia, pihaknya selama mengamati di lapangan terjadi permasalahan pada akses literasi itu sendiri. Seperti akses ke desa-desa atau sekolah, sehingga upaya untuk memperluas akses pelayanan membaca terus dilakukan.
"Contohnya seperti kita membawa mobil unit keliling, mobil pintar yang ada di Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah ke desa-desa, sekolah. Buktinya anak-anak sangat antusias, datang ramai-ramai untuk membaca buku yang ada. Itu menjadi salah satu pertanda bahwa minat baca itu ada, tapi akses belum maksimal. Nah saat ini hal itu yang kita dorong," tutupnya.
Baca juga: Sosiolog: Era media sosial disebut era matinya ruang privat
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Buleleng Nyoman Genep, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana berharap kegiatan pelatihan mampu menjadi stimulus dan sarana berbagi pengetahuan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan literasi yang bermuara pada kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat.
Ia memaparkan, budaya literasi menjadi salah satu indikator dalam membangun revolusi mental dan membangun kebudayaaan. budaya literasi akan mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, dan kreatif.
Selain itu juga dengan ini diharapkan dapat menumbuhkan penulis-penulis baru di Kabupaten Buleleng yang mampu menulis dan menerbitkan buku berstandar Nasional.
"Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Perpusnas RI beserta jajaran yang telah memberikan kesempatan dan kehormatan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng untuk melaksanakan kerjasama pelatihan menulis bersama Duta Baca Indonesia," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Kami mengapresiasi antusias para peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan ini meskipun di tengah masa pandemi COVID-19," kata Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI, Dedi Junaedi, di sela-sela kegiatan tersebut.
Ia mengungkapkan pelatihan menggandeng pegiat literasi dan penulis yang bisa menularkan dan mentransformasikan pengetahuannya kepada masyarakat di wilayah Pulau Dewata bagian utara.
Dari survei yang dilakukan Perpusnas RI pada 2019 sampai 2021, minat baca masyarakat Indonesia sudah ada peningkatan. Hanya saja yang menjadi kendala saat ini adalah jumlah buku.
Baca juga: Duta Baca Indonesia paparkan kendala literasi nasional
"Katakanlah saat ini satu buku itu bisa sampai 90-an orang yang mengantre, sehingga tujuan kita selain meningkatkan literasi juga menumbuhkan penulis dan penerbit buku, sehingga kita terus mengadakan safari untuk memberikan pengetahuan menulis agar dapat menciptakan sebuah karya tulis berbentuk buku baik itu cetak maupun elektronik," ungkapnya.
Ditemui setelah acara pembukaan, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah Kabupaten Buleleng, I Ketut Suweca menjelaskan minat baca khususnya untuk masyarakat Buleleng memang sudah baik.
Namun, kata dia, pihaknya selama mengamati di lapangan terjadi permasalahan pada akses literasi itu sendiri. Seperti akses ke desa-desa atau sekolah, sehingga upaya untuk memperluas akses pelayanan membaca terus dilakukan.
"Contohnya seperti kita membawa mobil unit keliling, mobil pintar yang ada di Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah ke desa-desa, sekolah. Buktinya anak-anak sangat antusias, datang ramai-ramai untuk membaca buku yang ada. Itu menjadi salah satu pertanda bahwa minat baca itu ada, tapi akses belum maksimal. Nah saat ini hal itu yang kita dorong," tutupnya.
Baca juga: Sosiolog: Era media sosial disebut era matinya ruang privat
Dalam sambutan yang dibacakan oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Buleleng Nyoman Genep, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana berharap kegiatan pelatihan mampu menjadi stimulus dan sarana berbagi pengetahuan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan literasi yang bermuara pada kecerdasan dan kesejahteraan masyarakat.
Ia memaparkan, budaya literasi menjadi salah satu indikator dalam membangun revolusi mental dan membangun kebudayaaan. budaya literasi akan mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, dan kreatif.
Selain itu juga dengan ini diharapkan dapat menumbuhkan penulis-penulis baru di Kabupaten Buleleng yang mampu menulis dan menerbitkan buku berstandar Nasional.
"Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Perpusnas RI beserta jajaran yang telah memberikan kesempatan dan kehormatan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng untuk melaksanakan kerjasama pelatihan menulis bersama Duta Baca Indonesia," imbuhnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022