Senator atau anggota Dewan Perwakilan Daerah Made Mangku Pastika mendorong masyarakat Bali dapat mengambil peluang ekonomi dari usaha pembudidayaan ikan lele, karena Bali itu rata-rata perlu 12,5 ton lele perhari, sekaligus mulai gemar mengonsumsi lele yang sarat dengan berbagai nutrisi.
"Bali itu rata-rata perlu 12,5 ton lele perhari, tetapi baru tercukupi 5 ton. Sisanya 7,5 ton didatangkan dari luar Bali," katanya dalam acara bertajuk Mangku Pastika Nggoreng Lele di Agro Learning Center (ALC), di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini, dengan membudidayakan lele juga menjadi strategi bertahan secara ekonomi, sekaligus wujud dari ketahanan pangan masyarakat Bali.
"Ketahanan pangan tentu tidak dari beras saja. Mengapa yang kekurangan 7,5 ton itu tidak kita (masyarakat Bali-red) yang membudidayakan sendiri," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: Anggota DPD soroti masalah ketersediaan benih ikan di Bali
Selain masih mendatangkan lele dari luar pulau, Pastika juga menyoroti masyarakat Bali yang hingga saat ini kurang tertarik untuk berjualan pecel lele, sehingga peluang tersebut diambil warga dari luar Pulau Dewata.
"Padahal keuntungan berjualan pecel lele itu lumayan, sehingga jangan heran tidak sedikit penjual pecel lele yang sampai bisa membeli tanah," selorohnya.
Pastika dengan didampingi Chef Gelan yang menyiapkan hidangan berbahan lele seperti lele geprek dan lele sambal matah itu juga menguraikan kandungan nutrisi lele.
"Kandungan protein lele cukup tinggi. Untuk 100 gram lele, kandungan proteinnya setara dengan satu butir telur ayam," ucapnya pada acara yang dipandu oleh pendiri ALC Nyoman Baskara itu.
Selain itu, lele juga memiliki kandungan vitamin B12, Omega 3 dan Omega 6 serta berbagai vitamin dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan.
"Tidak semua ikan memiliki kandungan Omega 3 dan Omega 6 yang tentunya berperan penting untuk perkembangan sel-sel dan saraf otak serta pertumbuhan. Jadi, ini upaya untuk mencerdaskan generasi kita agar tidak memiliki IQ jongkok," ucapnya.
Baca juga: Praktisi nutrisi: Rutin makan ikan kurangi risiko kardiovaskuler
Pastika menambahkan, tekstur ikan lele yang kesat dan berbeda dengan ikan jenis lainnya juga menjadi kelebihannya, sehingga bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan."Jadi, mari biasakan menjadikan lele sebagai menu santapan sehari-hari," ujarnya.
Sementara itu, Chef Gelan mengatakan agar lele lebih diminati generasi muda, maka bisa diolah menjadi hidangan yang memang digemari oleh anak muda seperti dalam bentuk olahan pizza ataupun burger.
"Kalau diolah dalam bentuk kuliner tradisional, mungkin agak lamban respons dari generasi muda. Intinya agar mereka suka dulu, supaya anak-anak kita menjadi generasi yang sehat," ucap pria dengan nama lengkap Wayan Gelgel itu.
Juru masak yang kerap melayani Presiden Megawati Soekarnoputri ketika bertandang ke Bali kala itu, dalam acara "Mangku Pastika Ngoreng Lele" inipun langsung mempraktikkan cara mengolah lele menjadi pizza dan burger.
"Saya sendiri juga mengambil filosofi dari cara lele untuk bertahan hidup. Saat musim kering, lele tetap bisa bertahan hidup dengan hidup bersembunyi di lumpur, demikian juga saya kini bisa bertahan hidup dengan bertani yang tentu berdampingan dengan lumpur," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022
"Bali itu rata-rata perlu 12,5 ton lele perhari, tetapi baru tercukupi 5 ton. Sisanya 7,5 ton didatangkan dari luar Bali," katanya dalam acara bertajuk Mangku Pastika Nggoreng Lele di Agro Learning Center (ALC), di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, terlebih di masa pandemi COVID-19 saat ini, dengan membudidayakan lele juga menjadi strategi bertahan secara ekonomi, sekaligus wujud dari ketahanan pangan masyarakat Bali.
"Ketahanan pangan tentu tidak dari beras saja. Mengapa yang kekurangan 7,5 ton itu tidak kita (masyarakat Bali-red) yang membudidayakan sendiri," ujar mantan Gubernur Bali dua periode itu.
Baca juga: Anggota DPD soroti masalah ketersediaan benih ikan di Bali
Selain masih mendatangkan lele dari luar pulau, Pastika juga menyoroti masyarakat Bali yang hingga saat ini kurang tertarik untuk berjualan pecel lele, sehingga peluang tersebut diambil warga dari luar Pulau Dewata.
"Padahal keuntungan berjualan pecel lele itu lumayan, sehingga jangan heran tidak sedikit penjual pecel lele yang sampai bisa membeli tanah," selorohnya.
Pastika dengan didampingi Chef Gelan yang menyiapkan hidangan berbahan lele seperti lele geprek dan lele sambal matah itu juga menguraikan kandungan nutrisi lele.
"Kandungan protein lele cukup tinggi. Untuk 100 gram lele, kandungan proteinnya setara dengan satu butir telur ayam," ucapnya pada acara yang dipandu oleh pendiri ALC Nyoman Baskara itu.
Selain itu, lele juga memiliki kandungan vitamin B12, Omega 3 dan Omega 6 serta berbagai vitamin dan nutrisi lainnya yang dibutuhkan tubuh untuk kesehatan.
"Tidak semua ikan memiliki kandungan Omega 3 dan Omega 6 yang tentunya berperan penting untuk perkembangan sel-sel dan saraf otak serta pertumbuhan. Jadi, ini upaya untuk mencerdaskan generasi kita agar tidak memiliki IQ jongkok," ucapnya.
Baca juga: Praktisi nutrisi: Rutin makan ikan kurangi risiko kardiovaskuler
Pastika menambahkan, tekstur ikan lele yang kesat dan berbeda dengan ikan jenis lainnya juga menjadi kelebihannya, sehingga bisa diolah menjadi berbagai jenis hidangan."Jadi, mari biasakan menjadikan lele sebagai menu santapan sehari-hari," ujarnya.
Sementara itu, Chef Gelan mengatakan agar lele lebih diminati generasi muda, maka bisa diolah menjadi hidangan yang memang digemari oleh anak muda seperti dalam bentuk olahan pizza ataupun burger.
"Kalau diolah dalam bentuk kuliner tradisional, mungkin agak lamban respons dari generasi muda. Intinya agar mereka suka dulu, supaya anak-anak kita menjadi generasi yang sehat," ucap pria dengan nama lengkap Wayan Gelgel itu.
Juru masak yang kerap melayani Presiden Megawati Soekarnoputri ketika bertandang ke Bali kala itu, dalam acara "Mangku Pastika Ngoreng Lele" inipun langsung mempraktikkan cara mengolah lele menjadi pizza dan burger.
"Saya sendiri juga mengambil filosofi dari cara lele untuk bertahan hidup. Saat musim kering, lele tetap bisa bertahan hidup dengan hidup bersembunyi di lumpur, demikian juga saya kini bisa bertahan hidup dengan bertani yang tentu berdampingan dengan lumpur," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2022