Palembang (Antara Bali) - Penyerapan pupuk urea bersubsidi PT Pupuk Sriwidjaja secara kumulatif, berdasarkan data sejak Januari-Juli 2012, tercatat hanya 83 persen dari rencana, kata Manager Humas PT Pupuk Sriwidjaja (PT Pusri) Masriza Ali.
       
"Secara kumulatif Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) petani di Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta selama kurun waktu tersebut 878.200 ton pupuk urea namun realisasi  penyerapannya hanya 727.025 ton,"  kata Masriza Ali di Palembang, Rabu.
      
Menurut dia, rendahnya penyerapan pupuk urea tersebut disebabkan beberapa faktor terutama pada periode musim tanam tahap pertama (April-September) cuaca kurang hujan dan pada Agustus ini suasana bulan puasa Ramadhan.

Tren penyerapan atau permintaan pupuk urea bersubsidi berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya akan mulai bergerak naik pada akhir musim tanam tahap pertama September mendatang.
       
Sedangkan puncak penyerapan pupuk urea bersubsidi di sembilan provinsi yang menjadi tanggung jawab PT Pusri itu akan terjadi pada awal musim tanam tahap kedua yakni pada November dan Desember, kata mantan Kepala Pemasaran Pusri wilayah Sumsel itu.
       
Dia menjelaskan, dalam kondisi normal rata-rata penyerapan pupuk urea setiap bulannya berkisar 80 ribu - 85 ribu ton, namun pada November dan Desember biasanya bisa mencapai di atas 90 ribu ton.(*/M038/T007)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012