Sekretariat Daerah Provinsi Bali mengharapkan siaran televisi terestrial digital nanti bisa memperluas konten dan budaya lokal bisa disiarkan lebih luas.
"Migrasi siaran digital dapat dimanfaatkan lembaga penyiaran publik dan swasta di Bali, untuk lebih menggali budaya Bali dalam memperkaya konten siaran sehingga budaya Bali tidak hanya dikenal di Bali, tapi, juga tingkat nasional maupun pergaulan masyarakat dunia," kata Asisten Administrasi Umum Sekda Bali, I Dewa Putu Sunartha, saat webinar, Kamis.
Dia melihat siaran televisi terestrial digital sebagai perpaduan perkembangan teknologi dan kearifan lokal. Teknologi sebaiknya tidak mematikan kearifan lokal Bali, ia bisa dimanfatkan untuk melestarikan budaya.
Digitalisasi di berbagai bidang, termasuk penyiaran, sejalan dengan program Bali Smart Island, kata Sunartha.
Siaran televisi digital akan memberikan keuntungan bagi industri penyiaran, konten maupun masyarakat yang menonton. Melalui siaran digital, masyarakat bisa merasakan teknologi terkini, gambar dan suara yang jernih.
Dukungan Pemerintah Provinsi Bali terhadap migrasi siaran televisi terestrial dari analog ke digital juga didasari manfaat yang ditimbulkan, seperti efisiensi penggunaan spektrum frekuensi, efisiensi infrastruktur pada industri penyiaran dan peningkatan kualitas penyiaran.
Setelah siaran televisi terestrial pindah ke digital, akan ada dividen digital yang bisa digunakan untuk memperluas internet broadband dan sistem peringatan kebencanaan. Sunartha juga meyakini siaran digital bisa membawa industri penyiaran Indonesia ke persaingan dunia.
Penghentian siaran televisi terestrial analog di Bali dijadwalkan berlangsung paling lambar 30 April 2022. Bali menjadi salah satu wilayah siaran yang masuk tahap pertama analog switch off.
Tahap kedua analog switch off berlangsung paling lambat 25 Agustus dan tahap ketiga, terakhir, pada 2 November 2022. Setelah 2 November 2022, seluruh siaran televisi terestrial di Indonesia sudah beralih ke sistem digital.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Migrasi siaran digital dapat dimanfaatkan lembaga penyiaran publik dan swasta di Bali, untuk lebih menggali budaya Bali dalam memperkaya konten siaran sehingga budaya Bali tidak hanya dikenal di Bali, tapi, juga tingkat nasional maupun pergaulan masyarakat dunia," kata Asisten Administrasi Umum Sekda Bali, I Dewa Putu Sunartha, saat webinar, Kamis.
Dia melihat siaran televisi terestrial digital sebagai perpaduan perkembangan teknologi dan kearifan lokal. Teknologi sebaiknya tidak mematikan kearifan lokal Bali, ia bisa dimanfatkan untuk melestarikan budaya.
Digitalisasi di berbagai bidang, termasuk penyiaran, sejalan dengan program Bali Smart Island, kata Sunartha.
Siaran televisi digital akan memberikan keuntungan bagi industri penyiaran, konten maupun masyarakat yang menonton. Melalui siaran digital, masyarakat bisa merasakan teknologi terkini, gambar dan suara yang jernih.
Dukungan Pemerintah Provinsi Bali terhadap migrasi siaran televisi terestrial dari analog ke digital juga didasari manfaat yang ditimbulkan, seperti efisiensi penggunaan spektrum frekuensi, efisiensi infrastruktur pada industri penyiaran dan peningkatan kualitas penyiaran.
Setelah siaran televisi terestrial pindah ke digital, akan ada dividen digital yang bisa digunakan untuk memperluas internet broadband dan sistem peringatan kebencanaan. Sunartha juga meyakini siaran digital bisa membawa industri penyiaran Indonesia ke persaingan dunia.
Penghentian siaran televisi terestrial analog di Bali dijadwalkan berlangsung paling lambar 30 April 2022. Bali menjadi salah satu wilayah siaran yang masuk tahap pertama analog switch off.
Tahap kedua analog switch off berlangsung paling lambat 25 Agustus dan tahap ketiga, terakhir, pada 2 November 2022. Setelah 2 November 2022, seluruh siaran televisi terestrial di Indonesia sudah beralih ke sistem digital.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021