Denpasar (Antara Bali) - Kepala Ekonom Regional PT. Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Wilayah Denpasar, I Wayan Ramantha menyatakan bahwa triliunan dana lembaga perkreditan desa (LPD) di Bali masih dikelola secara konvensional sehingga cenderung tidak produktif meski dananya sangat besar.
"Semester pertama tahun 2012, sekitar Rp5,6 triliun dana LPD beredar di Bali namun, pengelolaan manajemen keuangannya masih konvensional," katanya dalam sebuah pertemuan bankir dan masyarakat, di Denpasar, Selasa malam.
Menurut dia, jumlah itu lebih besar dibandingkan tahun 2011 yang mencapai Rp5,4 triliun. Namun dana triliunan Rupiah tersebut menjadi kurang produktif karena mayoritas masih ditempatkan pada produk giro dan tabungan yang memiliki bunga relatif rendah.
Padahal menurut pengamat ekonomi dari Universitas Udayana itu, jika penempatan dana itu diarahkan ke produk lain di antaranya deposito dan manajemen pasar uang maka akan memberikan keuntungan dalam bentuk bunga yang lebih besar. Ia menyatakan bahwa Bali memiliki LPD yang berpotensi ekonomi luar biasa dengan jumlah LPD sekitar 1.394 yang tersebar di hampir 1.400 desa.
Selain keterbatasan pengelolaan manajemen, LPD dinilai masih lemah dalam sistem yang terbatas. Sehingga diperlukan edukasi dan pembinaan kepada lembaga keuangan mikro yang dilakukan melalui lokakarya di Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, dan Denpasar.
Senada dengan Ramantha, Kepala Bisnis Perbankan PT. BNI Kanwil Denpasar, Eben E. Nainggolan mengungkapkan bahwa untuk membantu meningkatkan pendapatannya, pihaknya telah melakukan pembinaan dan edukasi terhadap 40 LPD yang ada di Bali.
"Selama lima bulan terakhir mereka kami edukasi mengenai manajemen pengelolaan dana, karena LPD adalah mitra kami dan saling menguntungkan satu sama lain," katanya.(DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Semester pertama tahun 2012, sekitar Rp5,6 triliun dana LPD beredar di Bali namun, pengelolaan manajemen keuangannya masih konvensional," katanya dalam sebuah pertemuan bankir dan masyarakat, di Denpasar, Selasa malam.
Menurut dia, jumlah itu lebih besar dibandingkan tahun 2011 yang mencapai Rp5,4 triliun. Namun dana triliunan Rupiah tersebut menjadi kurang produktif karena mayoritas masih ditempatkan pada produk giro dan tabungan yang memiliki bunga relatif rendah.
Padahal menurut pengamat ekonomi dari Universitas Udayana itu, jika penempatan dana itu diarahkan ke produk lain di antaranya deposito dan manajemen pasar uang maka akan memberikan keuntungan dalam bentuk bunga yang lebih besar. Ia menyatakan bahwa Bali memiliki LPD yang berpotensi ekonomi luar biasa dengan jumlah LPD sekitar 1.394 yang tersebar di hampir 1.400 desa.
Selain keterbatasan pengelolaan manajemen, LPD dinilai masih lemah dalam sistem yang terbatas. Sehingga diperlukan edukasi dan pembinaan kepada lembaga keuangan mikro yang dilakukan melalui lokakarya di Kabupaten Badung, Tabanan, Gianyar, dan Denpasar.
Senada dengan Ramantha, Kepala Bisnis Perbankan PT. BNI Kanwil Denpasar, Eben E. Nainggolan mengungkapkan bahwa untuk membantu meningkatkan pendapatannya, pihaknya telah melakukan pembinaan dan edukasi terhadap 40 LPD yang ada di Bali.
"Selama lima bulan terakhir mereka kami edukasi mengenai manajemen pengelolaan dana, karena LPD adalah mitra kami dan saling menguntungkan satu sama lain," katanya.(DWA/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012