Kepala SMK Kesehatan PGRI Denpasar I Made Sudana mengatakan pihaknya telah melaksanakan pembelajaran dengan protokol kesehatan yang ketat agar diizinkan melakukan pembelajaran tatap muka.
"Kompetensi peserta didik kami itu di bidang keperawatan dan farmasi, sehingga menuntut praktik langsung," kata Sudana di Denpasar, Sabtu (23/10).
Oleh karena itu, pihaknya dari sejak awal pandemi COVID-19 terus melakukan komunikasi intensif dengan Satgas COVID-19 setempat.
Hal itu karena pembelajaran secara daring menjadi hambatan tersendiri, khususnya bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) yang notabene berbasis praktik.
Baca juga: Disdikpora Bali: Sekolah harus konsisten dan ketat terapkan prokes saat PTM
Akhirnya, sejak November 2020, peserta didiknya diizinkan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan syarat protokol kesehatan (prokes) ketat.
"Selain kami menyediakan fasilitas prokes yang memadai, jumlah peserta didik kami juga tidak begitu banyak. Dan kelas XII mengikuti praktik lapangan di beberapa rumah sakit di Bali. Jadi aman lah," ucap Sudana.
Sudana mengaku bersyukur dengan berbekal pengetahuan dasar tentang ilmu kesehatan, sejauh ini seluruh guru, peserta didik di sekolah dan yang praktik tidak ada yang terpapar COVID-19.
"Kami juga tidak pernah lelah mengedukasi agar penyebaran COVID-19 dapat dicegah," kata Sudana.
Baca juga: Pentingnya peran ibu sambut kembalinya siswa ke sekolah
Dengan pembelajaran tatap muka (PTM), maka untuk mata pelajaran produktif, terutama praktik keperawatan dan meracik obat (farmasi) tetap berjalan dengan lancar.
Bagi siswa yang mengikuti PTM, saat tiba di sekolah dilakukan pengecekan suhu tubuh. Jika di atas 37,5 derajat celsius, siswa bersangkutan dipulangkan.
Menurut Sudana, kelancaran PTM juga didukung vaksinasi dan sudah semua keluarga besar di sekolah yang berlokasi di Jalan Meduri, Kota Denpasar, tersebut sudah mendapatkan suntikan dua kali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021
"Kompetensi peserta didik kami itu di bidang keperawatan dan farmasi, sehingga menuntut praktik langsung," kata Sudana di Denpasar, Sabtu (23/10).
Oleh karena itu, pihaknya dari sejak awal pandemi COVID-19 terus melakukan komunikasi intensif dengan Satgas COVID-19 setempat.
Hal itu karena pembelajaran secara daring menjadi hambatan tersendiri, khususnya bagi sekolah menengah kejuruan (SMK) yang notabene berbasis praktik.
Baca juga: Disdikpora Bali: Sekolah harus konsisten dan ketat terapkan prokes saat PTM
Akhirnya, sejak November 2020, peserta didiknya diizinkan menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) dengan syarat protokol kesehatan (prokes) ketat.
"Selain kami menyediakan fasilitas prokes yang memadai, jumlah peserta didik kami juga tidak begitu banyak. Dan kelas XII mengikuti praktik lapangan di beberapa rumah sakit di Bali. Jadi aman lah," ucap Sudana.
Sudana mengaku bersyukur dengan berbekal pengetahuan dasar tentang ilmu kesehatan, sejauh ini seluruh guru, peserta didik di sekolah dan yang praktik tidak ada yang terpapar COVID-19.
"Kami juga tidak pernah lelah mengedukasi agar penyebaran COVID-19 dapat dicegah," kata Sudana.
Baca juga: Pentingnya peran ibu sambut kembalinya siswa ke sekolah
Dengan pembelajaran tatap muka (PTM), maka untuk mata pelajaran produktif, terutama praktik keperawatan dan meracik obat (farmasi) tetap berjalan dengan lancar.
Bagi siswa yang mengikuti PTM, saat tiba di sekolah dilakukan pengecekan suhu tubuh. Jika di atas 37,5 derajat celsius, siswa bersangkutan dipulangkan.
Menurut Sudana, kelancaran PTM juga didukung vaksinasi dan sudah semua keluarga besar di sekolah yang berlokasi di Jalan Meduri, Kota Denpasar, tersebut sudah mendapatkan suntikan dua kali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021