Satgas Penanganan COVID-19 Kabupaten Buleleng menyiapkan asrama SMA Bali Mandara sebagai tempat isolasi terpusat pasien COVID-19 yang berstatus OTG GR (orang tanpa gejala dan gejala ringan), karena Asrama Mahasiswa Undiksha Singaraja yang disiapkan sebelumnya kini terisi penuh.

Kepala Pelaksana Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Putu Ariadi Pribadi di Singaraja, Buleleng, Sabtu mengatakan asrama Undiksha dengan kapasitas 142 tempat tidur sudah terisi penuh, sehingga pasien COVID-19 dengan status OTG GR dari desa dan kelurahan sudah tak bisa ditampung di asrama itu lagi.

"Kami sedang menyiapkan asrama di SMAN Bali Mandara dan SMKN Bali Mandara," katanya.

Dari hasil penjajakan, di asrama SMKN Bali Mandara terdapat 128 tempat tidur yang siap menampung pasien COVID-19 OTG GR, sedangkan asrama SMAN Bali Mandara sedang dibersihkan dan kemungkinan Minggu (18/7) sudah siap menampung pasien COVID-19 OTG GR. "Saya ini sedang berada di asrama untuk persiapan,” kata Ariadi.

Baca juga: Pasien OTG-GR COVID-19 di Buleleng dipindahkan ke tempat isolasi terpusat

Sebelumnya, Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana selaku Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Buleleng memutuskan untuk membatalkan penggunaan hotel sebagai tempat isolasi terpusat.

Menurut bupati, sebelumnya memang hotel yang telah menyatakan kesiapannya pada saat rapat koordinasi (rakor) dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Buleleng, tapi setelahnya, keyakinan hotel tersebut hilang dan membatalkan kesediaannya digunakan sebagai tempat isolasi terpusat.

"Oleh karena itu, kami siapkan asrama siswa di SMA dan SMK Negeri Bali Mandara di Kubutambahan," katanya.

Selain itu, juga melakukan penjajakan terhadap SMA Taruna Mandara yang ada di Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar. "Karena jumlah yang terkonfirmasi cukup banyak per harinya, kami harus siapkan alternatif tempat isolasi terpusat," kata bupati.

Baca juga: Undiksha Singaraja siapkan asrama mahasiswa untuk isolasi mandiri

Sementara itu, sekda yang juga Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Buleleng Gede Suyasa menyebutkan secara lisan koordinasi telah dilakukan dengan Sekda Provinsi Bali. Hasil koordinasi tersebut, Sekda Provinsi Bali sudah menyetujui menggunakan asrama siswa SMA/SMK Bali Mandara sebagai tempat isolasi terpusat. "Jika dipergunakan, dalam kondisi normal kapasitasnya 400 tempat tidur," katanya.

Menurut Suyasa, untuk menampung pasien COVID-19 dengan status orang tanpa gejala (OTG), skema awal digunakan hanya 50 persen, sehingga ada 200 tempat tidur yang bisa digunakan menampung OTG. Ditambah dengan asrama mahasiswa Undiksha, sudah 360 tempat tidur.

"Kalau lebih mendesak lagi, di Bali Mandara masih bisa menambah 50-100 tempat tidur lagi. Dengan mengatur jarak masing masing, sehingga kapasitasnya tidak penuh 100 persen. Dengan kapasitas maksimum yang digunakan 75 persen," katanya.

Suyasa menambahkan, dengan melihat jumlah kasus yang mencapai ratusan per hari, penjajakan dilakukan dengan yayasan yang menaungi SMA Taruna Mandara. Seperti diketahui, SMA TAruna Mandara juga memiliki asrama untuk siswa. Seandainya di SMA/SMK Bali Mandara penuh, maka asrama siswa di SMA Taruna Mandara ini yang digunakan.

"Karena punya asrama siswa yang baik dari sisi toilet dan pendukung lainnya. Kita bisa gunakan 100 tempat tidur tambahan. Catatannya kalau di SMA/SMK Bali Mandara sudah penuh. Mudah-mudahan tidak," kata Suyasa.

Pewarta: Made Adnyana

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021