Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Denpasar, Bali memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) dalam menentukan masa depan manusia.

"Edukasi atau pengetahuan kepada para ibu hamil dan keluarganya terkait 1.000 HPK sangat penting. Karena hal tersebut menyangkut masa depan dari mulai lahir hingga kehidupan manusia itu sendiri," kata Ketua Tim Penggerak PKK Kota Denpasar Sagung Antari Jaya Negara di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan 1.000 HPK anak adalah sejak hari pertama kehamilan sampai anak umur dua tahun yang dapat menentukan masa depan manusia. Fase ini disebut sebagai periode emas karena pada masa ini terjadi pertumbuhan otak yang pesat.

Baca juga: Pemkot Denpasar berkomitmen turunkan angka "stunting"

Dia mengatakan masalah gizi yang sering terjadi pada 1.000 HPK adalah bayi berat lahir rendah, anak balita pendek (stunting), gizi kurang (underweight), dan gizi lebih (overweight).

"Masalah gizi merupakan masalah yang kompleks, terhadap beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya penyakit gizi faktor tersebut adalah faktor diet, sosial, kepadatan penduduk, infeksi dan kemiskinan dan faktor lain, seperti pendidikan dan pengetahuan," ucapnya.

Pemberdayaan keluarga terhadap pengasuhan keluarga yang benar dalam 1.000 HPK, Sagung Antari mengharapkan dapat meningkatkan kemampuan keluarga terhadap sadar gizi dengan menerapkan prinsip gizi seimbang dan memberikan stimulasi yang tepat baik saat kehamilan sampai anak berusia dua tahun.

Menurut dia, pengasuhan yang benar bisa membentuk kualitas seorang anak dapat dinilai dari proses tumbuh kembangnya.

Selain itu, asupan gizi pada masa kehamilan adalah semua nutrisi yang di dapat bayi berasal dari ibu.

Maka dari itu, katanya, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi makanan yang beragam, bergizi seimbang dan aman. "Dengan pola pengasuhan yang baik maka kebutuhan kesehatan dan gizi, kebutuhan kasih sayang dan kebutuhan stimulasi anak akan terpenuhi," ujarnya.

Sagung Antari mengatakan implementasi kebijakan pemerintah dalam meningkatkan kualitas anak dalam program pembangunan keluarga.

Baca juga: PKK Bali: Kartini-Kartini milenial jangan abaikan ranah domestik

Dalam rangka penyiapan generasi emas dilakukan melalui bina keluarga balita, yang merupakan wadah kegiatan keluarga yang mempunyai balita-anak bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua untuk mengasuh dan membina tumbuh kembang anak.

Kepala Dinas P3AP2KB Kota Denpasar I Gusti Agung Sri Wetrawati didampingi Kepala Bidang KBK3 Dinas P3AP2KB Made Ayu Wahyuni mengatakan kegiatan ini juga untuk meningkatkan kemampuan keluarga terhadap sadar gizi dengan menerapkan prinsip gizi seimbang dan memberikan stimulasi yang tepat baik saat kehamilan sampai anak berusia dua tahun.

Kegiatan ini melibatkan 30 orang perwakilan desa/kelurahan di Kota Denpasar yang terdiri atas ketua Tim Penggerak PKK desa/kelurahan, ibu hamil, dan kader BKB. Materi yang diberikan tentang pengasuhan 1.000 HPK, pentingnya membangun kedekatan bayi dan ibu, cerdas mengelola keuangan keluarga dan periode emas 1.000 HPK.

"Semua materi tersebut diberikan oleh narasumber dari FK PUPSPA Kota Denpasar dan IPeKB Kota Denpasar," kata Sri Wetrawati.

Pewarta: I Komang Suparta

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021