Negara (Antara Bali) - Akibat tidak adanya air di saluran irigasi, ratusan hektare lahan persawahan di Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, mulai terancam kekeringan.
Komang Gede Swastika, salah seorang petani, Minggu mengatakan, padinya yang baru berumur 46 hari terancam mati karena tidak ada air. "Saluran irigasi kering, padahal padi usia segitu sangat butuh pengairan," katanya.
Petani yang ingin padinya selamat, katanya, harus swadaya membuat sumur bor untuk mendapatkan air.
Namun dengan cara seperti ini, pengeluaran petani membengkak antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per hari untuk membeli solar.(GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Komang Gede Swastika, salah seorang petani, Minggu mengatakan, padinya yang baru berumur 46 hari terancam mati karena tidak ada air. "Saluran irigasi kering, padahal padi usia segitu sangat butuh pengairan," katanya.
Petani yang ingin padinya selamat, katanya, harus swadaya membuat sumur bor untuk mendapatkan air.
Namun dengan cara seperti ini, pengeluaran petani membengkak antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribu per hari untuk membeli solar.(GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012