Danrem 163/Wira Satya Brigjen TNI Husein Sagaf mengatakan pengelolaan lahan pertanian di masing-masing wilayah dapat membantu masyarakat mengatasi kesulitan ekonomi saat pandemi COVID-19.
 
"Melalui program ketahanan pangan, ini dapat membantu dalam mengatasi kesulitan di sekeliling kita. Salah satunya di Kabupaten Jembrana dengan memanfaatkan 32 hektare sebagai lahan pangan,"kata Danrem dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Perusahaan Daerah (Perusda) Provinsi Bali Unit Sangiang dengan Korem 163/Wira Satya, di Denpasar, Jumat.

Baca juga: Protokol kesehatan diperketat, Bali targetkan wilayah zona kuning
 
Ia mengatakan bentuk ketahanan pangan di wilayah Kabupaten Jembrana yaitu mengelola tanaman porang. Selain itu, penanaman tanaman porang akan dipadukan dengan jenis tanaman lainnya agar bisa menghasilkan lebih banyak pangan.
 
Program ketahanan pangan ini sudah dilakukan di tempat lain, khususnya di masing-masing Kodim dengan mengunggulkan dua Koramil. Jenis-jenis pangannya berupa keramba ikan, tanaman porang dan tanaman buah.
 
'Kenapa porang karena saat ini porang sedang tren, dan baru sehingga akan mengundang lebih banyak pembeli dan prospek menjanjikan. Kelanjutan pengelolaan, ini terus berlanjut selama pengelolaan ini masih mendapat restu dari pemda," katanya.

Baca juga: Tim operasi yustisi di Bali beri sanksi menyapu bagi pelanggar protokol kesehatan
 
Danrem mengatakan bahwa melalui ketahanan pangan dapat memberikan pelajaran bagi masyarakat untuk tidak bergantung pada satu sektor saja, melainkan memanfaatkan sektor lainnya.
 
"Ketahanan pangan juga memberi pelajaran kepada masyarakat jangan berharap pada satu sektor pariwisata saja. Dengan situasi ini, jika tidak siap maka sektor perekonomian terpuruk. Kalau dengan pertanian tetap dipertahankan untuk membantu perekonomian di Bali," ucap Danrem.
 
Sementara itu, Kepala Unit perkebunan di Jembrana Perusda Bali I Gusti Ketut Darmayasa mengatakan dalam pengelolaannya nanti akan menerima bibit lokal Bali.
 
"Kami juga memperhitungkan pasar, karena kalau mau membudidaya harus tahu pasarnya dulu, apalagi kami berhektar-hektar. Sementara kendalanya bibit, karena bibit mahal dan mulai booming. Kami juga tidak menggunakan bibit dari luar Bali, kami kalau bisa menggunakan bibit lokal Jembrana," jelasnya.

Baca juga: Puluhan warga di Pasar dan Terminal Pesiapan-Bali jalani rapid test antigen
 
Dari 32 hektare lahan milik Perusda, dua hektar dikerjasamakan dengan Korem 163/Wira Satya. Lahan milik Perusda nantinya akan ditanami berbagai pohon termasuk tanaman porang. Porang sendiri merupakan tanaman umbi yang dapat diolah menjadi tepung dan komoditi lainnya.
 
Selain itu, porang merupakan tanaman musiman yang membutuhkan waktu delapan bulan untuk panen dengan estimasi panen terendah 1 kg, untuk satu pohon.
 
 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021