Kalau Maret 2020 menjadi penanda datangnya virus COVID-19 ke Bali atau 2020 sebagai Tahun Virus, maka boleh jadi tahun 2021 justru menjadi Tahun Vaksin untuk Pulau Dewata.

Dibilang Tahun Vaksin terkait kedatangan 30.320 vaksin COVID-19 Sinovac di Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Denpasar, Bali, Selasa (5/1/2021) sekitar pukul 00.40 Wita yang langsung menuju ruang penyimpanan khusus (cold room) Dinkes.

Selain itu, vaksin COVID-19 yang diangkut oleh satu mobil boks bertuliskan Bio Farma dengan penjagaan ketat oleh Anggota Brimob Polda Bali itu diberikan kepada masyarakat dalam kurun waktu berbulan-bulan selama kurun 2021, meski mungkin tidak sampai setahunan.

Ya, kedatangan puluhan ribu vaksin itu akan mengawali vaksinasi tahap awal di Pulau Seribu Pura untuk tenaga kesehatan pada 22 Januari 2021 atau 22-1-2021 yang bisa saja disingkat 202122 (20-21-22).

Baca juga: Gubernur Bali siap divaksin COVID-19 bersama nakes (video)

Bahkan, Gubernur Bali Wayan Koster pun menyatakan siap diberi suntikan vaksin COVID-19 pada tahap pertama bersama Pangdam IX/Udayana, Kapolda Bali, dan tenaga kesehatan.

"Tadi, saya sudah berunding bahwa kita (akan sama-sama disuntik vaksin). Iya pertama nanti, kan kita harus jadi contoh untuk masyarakat. (Urutannya) Saya, lalu Pangdam dan Kapolda," kata Wayan Koster dalam konferensi pers di Kantor Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Denpasar, Selasa (5/1) dini hari.

Ia mengatakan akan mengikuti vaksinasi tahap pertama bersama dengan tenaga kesehatan, sesuai dengan arahan pemerintah pusat untuk waktu pelaksanaannya.

Hal itu dibenarkan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr Ketut Suarjaya. "31.000 dosis vaksin COVID-19 untuk tahap pertama yang diterima Bali akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan. Untuk sementara disimpan di Dinas Kesehatan Provinsi Bali dengan kapasitas 300 ribu, bahkan dengan dua 'cold room' bisa total 600 ribu vaksin," katanya.

Selanjutnya, pihaknya menunggu izin edar dari Badan POM  untuk didistribusikan ke kabupaten/kota guna pemberian vaksinasi yang pertama. "Secara teknis, Dinkes Bali telah melatih lebih dari 3.000 vaksinator di Bali dan akan ditempatkan di seluruh rumah sakit, puskesmas, dan puskesdes," katanya (5/1).

Untuk Bali secara keseluruhan dengan jumlah penduduk 4,3 juta, paling tidak ada 70 persen yang diharapkan mendapat vaksin. "Total penerimaan di Bali lebih dari 2,8 juta. Nanti sasaran yang akan diberikan secara bertahap, jadi tidak seketika dan setiap sasaran mendapatkan dua dosis dari vaksin tersebut," katanya.

Baca juga: Gubernur: Bali tertinggi dalam penerapan protokol kesehatan

Sementara itu pendistribusian vaksin untuk empat kabupaten/kota di Bali dengan peningkatan kasus COVID-19 bergantung dari jumlah penduduk. "Tergantung sasaran bukan karena angka meningkat, tapi dari sasaran yang ada tergantung dari jumlah penduduk. Kota Denpasar dapat porsi paling besar untuk vaksin tersebut," kata Suarjaya.

Pada tahap kedua, pendistribusian vaksin COVID-19 ini akan diberikan kepada pemberi pelayanan masyarakat yaitu TNI-Polri, Satpol PP, guru, dan petugas yang melayani bidang peradilan, hingga seluruh masyarakat.

Jumlah tenaga kesehatan yang akan menerima vaksin pada tahap pertama sebanyak 30.320 orang. Rinciannya, Kabupaten Jembrana sebanyak 1.533 orang, Kabupaten Tabanan 3.118 orang, Kabupaten Badung 5.551 orang, Kabupaten Gianyar 3.134 orang, Kabupaten Klungkung 1.691 orang, Kabupaten Bangli 1.246 orang, Kabupaten Karangasem 1.074 orang, Kabupaten Buleleng 3.590 orang, dan Kota Denpasar 9.383 orang.


Pro-kontra
Menanggapi pro dan kontra terkait pendistribusian vaksin COVID-19, Gubernur Wayan Koster mengatakan pendistribusian vaksin COVID-19 menjadi salah satu kebijakan dari pemerintah pusat dalam mengatasi penyebaran COVID-19.

"Kita harus percaya kepada kebijakan pemerintah pusat dan saya yakin sudah dilakukan riset dengan cermat dan jadi suatu pilihan pemerintah pusat dalam mengatasi COVID-19, saya kira negara-negara lain juga melakukan hal yang sama," katanya.

Baca juga: UPT Instalasi Farmasi di Bali siapkan ruang untuk vaksin COVID-19

Pihaknya mengimbau agar masyarakat mempercayai dan mengikuti arahan yang diberikan pemerintah pusat maupun daerah.

"Ini merupakan suatu kehormatan pemerintah pusat kepada Provinsi Bali yang diberikan porsi cukup banyak 31.000 vial (tepatnya, 30.320 dosis). Bali memang menjadi target untuk percepatan pemulihan kesehatan COVID-19 dalam rangka memulihkan pariwisata di Provinsi Bali dan harapannya memberikan kepercayaan kepada pemulihan pariwisata nasional, termasuk juga sebagai upaya untuk memulihkan perekonomian di Bali dan Indonesia," katanya.

Ia menambahkan untuk pendistribusian vaksin COVID-19 ini akan dilakukan setelah standar operasi dan prosedur dari pemerintah pusat. "Dinkes Bali siap melaksanakan sesuai izin pemerintah pusat. Nanti juga diatur penempatannya sesuai standar, begitu juga pengirimannya ke kabupaten/kota. Kalau sudah diizinkan tentu tetap diamankan," ucapnya.

Terkait penjagaan dan pengamanan secara ketat untuk vaksin COVID-19 itu, Kapolresta Denpasar Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan menegaskan bahwa selain pengamanan statis atau menetap, kemudian pengamanan tertutup oleh unit intel, juga akan dilakukan patroli di wilayah penyimpanan maupun pendistribusian vaksin tersebut.

"Selain akan ada pengamanan statis atau menetap di sana, nanti personel berseragam maupun tertutup, baik reserse maupun intel dan juga ada yang patroli. Untuk memastikan sekitaran ini aman terkendali. Sampai dengan nanti jadwal untuk didistribusikan sesegera mungkin," katanya (4/1).

Baca juga: Bali targetkan vaksinasi COVID-19 rampung sebulan

Untuk kesiapan proses vaksinasi bagi tenaga kesehatan di Bali itu, pihak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah, Denpasar, Bali, memastikan penggunaan fasilitas khusus, seperti ruangan, sarana prasarana penunjang dan SDM untuk proses vaksinasi COVID-19.

"RS Sanglah sudah siap dan sebelumnya sudah melakukan simulasi vaksinasi untuk nakes yang bertugas karena tahap pertama vaksinasi nantinya akan ditujukan untuk tenaga-tenaga kesehatan yang ada di RS Sanglah jadi sudah mempersiapkan dan sudah melakukan simulasi," kata Direktur Utama RSUP Sanglah dr I Wayan Sudana (27/12).

Ia mengatakan proses persiapan sudah dilakukan dari tahap penerimaan pasien sampai dengan pemberian vaksin. Sistem pelayanan vaksinasi COVID-19 di RSUP Sanglah juga disiagakan.

"Kalau sudah siap diperintah melakukan vaksinasi tentunya kita sudah siap. Tenaga juga sudah siap. Sistem pelayanannya juga sudah disiapkan ada empat tahapan yang harus dilewati bagi calon penerima vaksin," katanya.

Proses pertama yaitu melengkapi kebutuhan administrasi, kedua melakukan screening untuk mengetahui kelayakan pemberian vaksin COVID-19, ketiga tindak lanjut bagi penerima vaksin yang layak dan keempat mengevaluasi, memonitor ketika ada kegiatan lanjutan saat pemberian vaksin.

"Kurang lebih 2.800 tenaga medis yang akan menerima vaksin ini dan harus melalui proses screening dan tahapan lainnya untuk tahu kelayakan pemberian vaksin," katanya.


 

Pewarta: Ayu Khania Pranishita/Ni Luh Rhismawati

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2021