Negara (Antara Bali) - Dewan Pimpinan Kabupaten (DPK) Perhimpunan Pemuda Hindu (Peradah) Jembrana, Selasa sore menggelar dharma santi sebagai penutup rangkaian Hari Raya Nyepi.
Bupati Jembrana, I Putu Artha yang hadir mengatakan, secara umum perayaan Nyepi Tahun Caka 1934 di kabupaten ini berjalan aman dan lancar.
Dari sisi filosofi, menurut Artha, Nyepi membawa dampak positif dari sisi ruhani dan fisik maupun bagi manusia dan alam.
"Saat Nyepi kita menghentikan seluruh kegiatan baik sosial maupun ekonomi. Ini banyak mengurangi beban alam yang terus kita cemari setiap harinya," kata Artha.
Bahkan, kata Artha, karena banyak membawa dampak positif, saat ini kegiatan yang mirip seperti Nyepi banyak diadopsi bangsa-bangsa di dunia.
Sementara Sekretaris DPK Peradah Jembrana, Gusti Komang Budi Santika yang juga ketua panitia dalam kegiatan ini mengatakan, dharma santhi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang Nyepi.
"Dengan pemahaman dan dirasakan, kami harapkan konsep-konsep luhur dalam Nyepi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Dalam kesempatan ini, Bupati Artha juga menyerahkan tali asih kepada tokoh agama baik Hindu, Islam maupun Kristen.
Tokoh umat seperti sulinggih mendapat tanda jasa sebesar Rp 400 ribu tiap bulannya yang dicairkan tiap tiga bulan sekali.
Sementara untuk pemangku dan tokoh agama lainnya mendapatkan Rp 350 ribu tiap bulannya.
Artha mengatakan, jika dibandingkan dengan tugas mereka dalam membimbing umat, tanda jasa yang diberikan ini boleh dibilang masih kecil.
"Meski kecil, inilah wujud perhatian pemerintah terhadap beliau-beliau yang menjalankan tugas keagamaan," ujarnya. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
Bupati Jembrana, I Putu Artha yang hadir mengatakan, secara umum perayaan Nyepi Tahun Caka 1934 di kabupaten ini berjalan aman dan lancar.
Dari sisi filosofi, menurut Artha, Nyepi membawa dampak positif dari sisi ruhani dan fisik maupun bagi manusia dan alam.
"Saat Nyepi kita menghentikan seluruh kegiatan baik sosial maupun ekonomi. Ini banyak mengurangi beban alam yang terus kita cemari setiap harinya," kata Artha.
Bahkan, kata Artha, karena banyak membawa dampak positif, saat ini kegiatan yang mirip seperti Nyepi banyak diadopsi bangsa-bangsa di dunia.
Sementara Sekretaris DPK Peradah Jembrana, Gusti Komang Budi Santika yang juga ketua panitia dalam kegiatan ini mengatakan, dharma santhi dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang Nyepi.
"Dengan pemahaman dan dirasakan, kami harapkan konsep-konsep luhur dalam Nyepi bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," katanya.
Dalam kesempatan ini, Bupati Artha juga menyerahkan tali asih kepada tokoh agama baik Hindu, Islam maupun Kristen.
Tokoh umat seperti sulinggih mendapat tanda jasa sebesar Rp 400 ribu tiap bulannya yang dicairkan tiap tiga bulan sekali.
Sementara untuk pemangku dan tokoh agama lainnya mendapatkan Rp 350 ribu tiap bulannya.
Artha mengatakan, jika dibandingkan dengan tugas mereka dalam membimbing umat, tanda jasa yang diberikan ini boleh dibilang masih kecil.
"Meski kecil, inilah wujud perhatian pemerintah terhadap beliau-beliau yang menjalankan tugas keagamaan," ujarnya. (GBI/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012