Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mencatat jumlah uang yang disetorkan masyarakat di Pulau Dewata selama masa pandemi COVID-19, dari periode Maret-April 2020, naik 19,85 persen.
"Pada Maret 2020, jumlah uang yang disetorkan masyarakat sebesar Rp1,229 triliun dan pada April meningkat menjadi Rp1,473 triliun, dengan kata lain meningkat sebesar Rp224 miliar atau 19,85 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, di Denpasar, Senin.
Selain itu, tambah Trisno, permintaan kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai memperlihatkan kecenderungan yang semakin menurun, yaitu pada Maret tercatat Rp1,466 triliun dan pada April tercatat turun menjadi Rp771,8 miliar atau turun 47,4 tersen.
Baca juga: BI Bali: daging ayam-cabai merah sumbang deflasi terdalam
"Pengurangan aktivitas ekonomi akibat dampak COVID-19 dan kebijakan pemerintah yang mengimbau masyarakat agar selalu berada di rumah telah berdampak pada kebutuhan masyarakat Bali terhadap uang tunai," ujar Trisno
Di sisi lain, Trisno menambahkan pada Januari-April 2020 jumlah penarikan perbankan tercatat Rp4,796 triliun atau 88 persen dari yang telah diproyeksikan.
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, tercatat penarikan perbankan mencapai Rp5,277 triliun atau terjadi penurunan sebesar sembilan persen," katanya.
Baca juga: BI Bali: Kebutuhan uang tunai saat Lebaran turun 40 persen
Sementara itu, jumlah uang yang disetorkan perbankan ke Bank Indonesia pada Januari hingga April 2020 tercatat Rp7,236 triliun.
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, tercatat penyetoran perbankan mencapai Rp8,249 triliun atau turun 12 persen," katanya.
Dengan demikian, kata Trisno, selama periode Januari-April 2020, uang yang masuk ke Bank Indonesia lebih banyak dibandingkan yang dikeluarkan atau telah terjadi "net inflow" Rp2,44 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
"Pada Maret 2020, jumlah uang yang disetorkan masyarakat sebesar Rp1,229 triliun dan pada April meningkat menjadi Rp1,473 triliun, dengan kata lain meningkat sebesar Rp224 miliar atau 19,85 persen," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Trisno Nugroho, di Denpasar, Senin.
Selain itu, tambah Trisno, permintaan kebutuhan masyarakat terhadap uang tunai memperlihatkan kecenderungan yang semakin menurun, yaitu pada Maret tercatat Rp1,466 triliun dan pada April tercatat turun menjadi Rp771,8 miliar atau turun 47,4 tersen.
Baca juga: BI Bali: daging ayam-cabai merah sumbang deflasi terdalam
"Pengurangan aktivitas ekonomi akibat dampak COVID-19 dan kebijakan pemerintah yang mengimbau masyarakat agar selalu berada di rumah telah berdampak pada kebutuhan masyarakat Bali terhadap uang tunai," ujar Trisno
Di sisi lain, Trisno menambahkan pada Januari-April 2020 jumlah penarikan perbankan tercatat Rp4,796 triliun atau 88 persen dari yang telah diproyeksikan.
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, tercatat penarikan perbankan mencapai Rp5,277 triliun atau terjadi penurunan sebesar sembilan persen," katanya.
Baca juga: BI Bali: Kebutuhan uang tunai saat Lebaran turun 40 persen
Sementara itu, jumlah uang yang disetorkan perbankan ke Bank Indonesia pada Januari hingga April 2020 tercatat Rp7,236 triliun.
"Bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, tercatat penyetoran perbankan mencapai Rp8,249 triliun atau turun 12 persen," katanya.
Dengan demikian, kata Trisno, selama periode Januari-April 2020, uang yang masuk ke Bank Indonesia lebih banyak dibandingkan yang dikeluarkan atau telah terjadi "net inflow" Rp2,44 triliun.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020