Jayapura (Antara Bali) - Pemerintah daerah diminta untuk mengembangkan layanan kesehatan bergerak atau "Flying Health Care" untuk menjangkau daerah terpencil dan kawasan perbatasan guna menunjang kesehatan dan kebugaran masyarakat.
"Kemarin di Pontianak, sekarang di Papua, juga Papua Barat dan NTT. Tiap daerah beda-beda konsepnya," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih ketika melepas tim layanan kesehatan bergerak di Puskesmas Sentani, Jayapura, Selasa.
"Flying health care" itu disebut Menkes adalah pelayanan kesehatan bergerak, tidak hanya menggunakan pesawat terbang namun juga mobil atau kapal.
Satu tim terdiri atas dokter, perawat dan bidan serta tenaga medis lainnya untuk diterjunkan ke kampung terpencil hingga tiga bulan dengan memberikan dua pelayanan.
Pelayanan utama disebut Menkes sebagai tindakan medis menangani kesehatan masyarakat sedangkan tugas lainnya memberikan pelatihan bagi tenaga kader setempat.
"Kami minta agar jelas apa yang mau dilakukan di sana, dan terutama kita minta pelatihan kader, karena nanti kalau ditinggal orangnya sakit lagi, jadi kan percuma," ujarnya.
Dengan melakukan pelatihan bagi kader, maka diharapkan sepeninggal tim "flying health care" kader yang telah dilatih dapat terus melakukan promosi kesehatan dan mensosialisasikan tindakan preventif.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012
"Kemarin di Pontianak, sekarang di Papua, juga Papua Barat dan NTT. Tiap daerah beda-beda konsepnya," kata Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih ketika melepas tim layanan kesehatan bergerak di Puskesmas Sentani, Jayapura, Selasa.
"Flying health care" itu disebut Menkes adalah pelayanan kesehatan bergerak, tidak hanya menggunakan pesawat terbang namun juga mobil atau kapal.
Satu tim terdiri atas dokter, perawat dan bidan serta tenaga medis lainnya untuk diterjunkan ke kampung terpencil hingga tiga bulan dengan memberikan dua pelayanan.
Pelayanan utama disebut Menkes sebagai tindakan medis menangani kesehatan masyarakat sedangkan tugas lainnya memberikan pelatihan bagi tenaga kader setempat.
"Kami minta agar jelas apa yang mau dilakukan di sana, dan terutama kita minta pelatihan kader, karena nanti kalau ditinggal orangnya sakit lagi, jadi kan percuma," ujarnya.
Dengan melakukan pelatihan bagi kader, maka diharapkan sepeninggal tim "flying health care" kader yang telah dilatih dapat terus melakukan promosi kesehatan dan mensosialisasikan tindakan preventif.(*/T007)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2012