Dinas Kesehatan Kota Denpasar, Bali mengajak masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan agar terhindar dari demam berdarah dengue (DBD) yang hingga pekan terakhir April 2020 tercatat sebanyak 832 kasus.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar, dr. Ida Bagus Eka Putra saat dikonfirmasi di Denpasar, Minggu, menjelaskan bahwa kasus DBD adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue.
"Walaupun saat ini kita sedang masa pencegahan dan penanganan COVID-19, kami juga wajib mewaspadai penyakit DBD, karena ada peningkatan kasus pada tahun 2020 dibanding dengan jumlah kasus di bulan Januari hingga April 2019 yang tercatat 832 kasus," ujarnya.
Eka Putra menjelaskan, untuk mengurangi adanya kasus DBD di Kota Denpasar, penyemprotan massal serentak telah dilaksanakan secara masif dan menyeluruh. Namun demikian, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar secara mandiri.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan pemantauan jentik nyamuk secara berkala dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri.
"Penyemprotan (fogging) hanya membasmi nyamuk dewasa saja, sedangkan jentik-jentik nyamuknya tidak mati, dan fogging membasmi nyamuk hanya pada saat hari itu saja, besoknya bila ada nyamuk baru yang menetas dari jentik tidak akan mati," ucapnya.
Baca juga: Nyamuk penyebab demam berdarah bisa berubah menggigit sore hari
Ia mengatakan dengan melaksanakan secara mandiri gerakan 3 M Plus (Menguras, Menutup, Menyingkirkan/Mendaur Ulang, dan Menaburkan) bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, hal ini dapat dilaksanakan secara rutin minimal seminggu sekali secara mandiri, sedangkan untuk fogging massal sudah dilaksanakan oleh pemerintah desa dan kelurahan.
Eka Putra juga berharap masyarakat juga secara aktif untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menghindari adanya genangan di rumah atau pun wilayah sekitar rumah. Sehingga perkembangan nyamuk dapat diminimalkan.
"Mari bersama-sama mencegah DBD, selain juga waspada penyebaran pandemi virus COVID-19," kata Eka Putra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Denpasar, dr. Ida Bagus Eka Putra saat dikonfirmasi di Denpasar, Minggu, menjelaskan bahwa kasus DBD adalah infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Beberapa jenis nyamuk menularkan (atau menyebarkan) virus dengue.
"Walaupun saat ini kita sedang masa pencegahan dan penanganan COVID-19, kami juga wajib mewaspadai penyakit DBD, karena ada peningkatan kasus pada tahun 2020 dibanding dengan jumlah kasus di bulan Januari hingga April 2019 yang tercatat 832 kasus," ujarnya.
Eka Putra menjelaskan, untuk mengurangi adanya kasus DBD di Kota Denpasar, penyemprotan massal serentak telah dilaksanakan secara masif dan menyeluruh. Namun demikian, masyarakat diimbau untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar secara mandiri.
Hal ini dapat dilaksanakan dengan pemantauan jentik nyamuk secara berkala dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara mandiri.
"Penyemprotan (fogging) hanya membasmi nyamuk dewasa saja, sedangkan jentik-jentik nyamuknya tidak mati, dan fogging membasmi nyamuk hanya pada saat hari itu saja, besoknya bila ada nyamuk baru yang menetas dari jentik tidak akan mati," ucapnya.
Baca juga: Nyamuk penyebab demam berdarah bisa berubah menggigit sore hari
Ia mengatakan dengan melaksanakan secara mandiri gerakan 3 M Plus (Menguras, Menutup, Menyingkirkan/Mendaur Ulang, dan Menaburkan) bubuk larvasida (bubuk abate) pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, hal ini dapat dilaksanakan secara rutin minimal seminggu sekali secara mandiri, sedangkan untuk fogging massal sudah dilaksanakan oleh pemerintah desa dan kelurahan.
Eka Putra juga berharap masyarakat juga secara aktif untuk menjaga kebersihan lingkungan serta menghindari adanya genangan di rumah atau pun wilayah sekitar rumah. Sehingga perkembangan nyamuk dapat diminimalkan.
"Mari bersama-sama mencegah DBD, selain juga waspada penyebaran pandemi virus COVID-19," kata Eka Putra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2020