Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar siap membentuk Satuan Karya (Saka) Pengawas Obat dan Makanan (POM) untuk kalangan Pramuka di tingkat Kwartir Cabang dan Kwartir Daerah di Bali.
"Ini rintisan Saka POM Nasional yang sifatnya tidak dari atas tapi mulai dari bawah, di Bali termasuk lebih awal merilis Saka POM, jadi nanti dari Pramuka sesuai kriterianya itu bergabung membentuk saka-saka ini dengan tiga Krida," kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, saat Media Gathering, di Denpasar, Senin malam.
Ia mengatakan tiga Krida yang dirancang itu berupa Krida Pengujian Obat dan Makanan, Krida Pemeriksaan Obat dan Makanan, serta Krida Pemberi Informasi Obat dan Makanan, dan masing-masing memiliki syarat kecakapan khusus (SKK) bagi anggota Pramuka-nya.
Para anggota Pramuka melalui program itu nantinya akan diberikan pendidikan terlebih dahulu, dan pelatihan bimbingan teknis terkait keamanan obat dan makanan
"Untuk SAKA POM kan nanti ada di Kwarcab dan Kwarda bersama BBPOM dididik, dan ditingkatkan kapasitasnya, setelah paham mereka bisa mengawasi atau bisa memberi informasi terkait keamanan obat dan makanan di lingkungannya masing-masing," jelasnya.
Baca juga: Wagub inginkan kegiatan Pramuka yang menyenangkan
Pihaknya menuturkan SAKA POM akan dikerjakan mulai tahun depan dan rencana pelantikan akan dilakukan pada (08/12) mendatang di Denpasar.
Selain itu, untuk program gerakan keamanan pangan pihaknya mengaku telah melakukan intervensi selama 10 bulan. "pertama itu advokasi dengan lintas sektor mendapat komitmen dari Kepala Desa, Camat, Bupati untuk bersama menentukan ide desa mana yang kita pilih karena terbatas kan ada tiga desa setiap tahun," katanya.
Ia menjelaskan setelah diputuskan tiga desa itu dan dilanjutkan dengan Bimtek berupa "Gap Assessment" untuk mengetahui pemahaman masyarakat desa terkait keamanan pangan.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembentukan kader dan masing - masing kader akan melakukan desiminasi ke komunitasnya masing - masing.
Baca juga: Pramuka se-Bali ikuti lomba kepramukaan di Badung
Kader tersebut terdiri dari 20 orang per desa baik dari Karang Taruna, PKK dan Guru, yang akan mendesiminasikan ilmu keamanan pangannya kepada komunitasnya sendiri.
"Terkait pemahaman ada peningkatan nggak ya salah satu contohnya di Tabanan awal nilainya 50 sampai 70 tapi setelah kita intervensi 75 sampai 95, terlihat sudah ada peningkatan pemahaman dan kader-kader ini, dan diharapkan mengawasi makanan-makanan yang diproduksi dan didistribusikan di desa tersebut," jelas Adhi.
Gerakan Keamanan Pangan dilakukan setiap tahun, dan rencana nya tahun depan akan menyasar Kabupaten Gianyar, Jembrana dan Badung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Ini rintisan Saka POM Nasional yang sifatnya tidak dari atas tapi mulai dari bawah, di Bali termasuk lebih awal merilis Saka POM, jadi nanti dari Pramuka sesuai kriterianya itu bergabung membentuk saka-saka ini dengan tiga Krida," kata Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Denpasar, I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, saat Media Gathering, di Denpasar, Senin malam.
Ia mengatakan tiga Krida yang dirancang itu berupa Krida Pengujian Obat dan Makanan, Krida Pemeriksaan Obat dan Makanan, serta Krida Pemberi Informasi Obat dan Makanan, dan masing-masing memiliki syarat kecakapan khusus (SKK) bagi anggota Pramuka-nya.
Para anggota Pramuka melalui program itu nantinya akan diberikan pendidikan terlebih dahulu, dan pelatihan bimbingan teknis terkait keamanan obat dan makanan
"Untuk SAKA POM kan nanti ada di Kwarcab dan Kwarda bersama BBPOM dididik, dan ditingkatkan kapasitasnya, setelah paham mereka bisa mengawasi atau bisa memberi informasi terkait keamanan obat dan makanan di lingkungannya masing-masing," jelasnya.
Baca juga: Wagub inginkan kegiatan Pramuka yang menyenangkan
Pihaknya menuturkan SAKA POM akan dikerjakan mulai tahun depan dan rencana pelantikan akan dilakukan pada (08/12) mendatang di Denpasar.
Selain itu, untuk program gerakan keamanan pangan pihaknya mengaku telah melakukan intervensi selama 10 bulan. "pertama itu advokasi dengan lintas sektor mendapat komitmen dari Kepala Desa, Camat, Bupati untuk bersama menentukan ide desa mana yang kita pilih karena terbatas kan ada tiga desa setiap tahun," katanya.
Ia menjelaskan setelah diputuskan tiga desa itu dan dilanjutkan dengan Bimtek berupa "Gap Assessment" untuk mengetahui pemahaman masyarakat desa terkait keamanan pangan.
Setelah itu dilanjutkan dengan pembentukan kader dan masing - masing kader akan melakukan desiminasi ke komunitasnya masing - masing.
Baca juga: Pramuka se-Bali ikuti lomba kepramukaan di Badung
Kader tersebut terdiri dari 20 orang per desa baik dari Karang Taruna, PKK dan Guru, yang akan mendesiminasikan ilmu keamanan pangannya kepada komunitasnya sendiri.
"Terkait pemahaman ada peningkatan nggak ya salah satu contohnya di Tabanan awal nilainya 50 sampai 70 tapi setelah kita intervensi 75 sampai 95, terlihat sudah ada peningkatan pemahaman dan kader-kader ini, dan diharapkan mengawasi makanan-makanan yang diproduksi dan didistribusikan di desa tersebut," jelas Adhi.
Gerakan Keamanan Pangan dilakukan setiap tahun, dan rencana nya tahun depan akan menyasar Kabupaten Gianyar, Jembrana dan Badung.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019