Dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-91 tahun 2019, Pemkab Gianyar melalui Disperindag bekerja sama Dekranasda Kabupaten Gianyar mengadakan Lomba Busana Adat ke Kantor.
"Kami sangat mengapresiasi lomba busana adat ke kantor ini. Karena selain sebagai upaya untuk melestarikan busana adat Bali agar tidak terlupakan keberadaannya, hal ini juga berkaitan dengan Pergub Bali tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali," kata Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun di Balai Budaya Gianyar, demikian siaran pers Diskominfo Gianyar, Kamis.
Ia menambahkan hal itu "sebagai wujud komitmen serius pada upaya pelestarian busana adat Bali."
Lomba yang berlangsung meriah dengan menampilkan berbagai corak dan warna kain tenun endek khas Gianyar juga turut disaksikan oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Surya Adnyani Mahayastra, BPD Bali Cabang Gianyar, ASEPHI Bali, serta Kepala OPD di Lingkungan Pemkab Giannyar.
“Lewat lomba ini mungkin kita bisa banyak belajar, bagaimana berbusana yang baik sesuai dengan etika, namun tetap kekinian tanpa meninggalkan pakem-pakem bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar,” tegas Wabup. Agung Mayun.
Baca juga: Bupati Gianyar : berbusana adat di upacara HUT RI gerakkan ekonomi
Hal senada juga ditegaskan oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Surya Adnyani Mahayastra. Lomba busana itu lebih menekan pada agar konsep dasar busana adat Bali tidak terlupakan keberadaannya, maka diperlukan kesadaran untuk melestarikannya.
Selain itu juga sebagai ketua Dekranasda, Adnyani Mahayastra sangat menyadari bahwa Kabupaten Gianyar banyak menyimpan potensi yang terpendam, baik itu para desainer maupun potensi keragaman corak, motif maupun warna dari kain tenun endek.
Jika hal itu digabungkan tentu akan sangat menguntungkan, karena dapat meningkatkan perekonomian daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraan perajin di Gianyar.
“Apalagi saat lomba busana ini, kita lihat begitu banyak corak, motif dan warna kain endek yang dipadukan dalam bentuk kebaya dan kamen sangat indah dan menarik ditampilkan oleh para model. Saya yakin masyarakat yang turut menyaksikan pasti akan tertarik untuk membuatnya, hal ini tentu akan berimbas pada perajin kita juga,” ujar Adnyani Mahayastra bangga.
Ditambahkan juga, lomba ini juga sebagai salah satu upaya untuk melindungi para perajin kain tradisional di Kabupaten Gianyar. Bagaimana tidak, jika masyarakat sudah tertarik dengan keindahan desain busana adat yang ditampilkan saat ini, tentu mereka tidak lagi kepincut kain motif sejenis dari luar yang dijual dengan harga murah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Kami sangat mengapresiasi lomba busana adat ke kantor ini. Karena selain sebagai upaya untuk melestarikan busana adat Bali agar tidak terlupakan keberadaannya, hal ini juga berkaitan dengan Pergub Bali tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali," kata Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun di Balai Budaya Gianyar, demikian siaran pers Diskominfo Gianyar, Kamis.
Ia menambahkan hal itu "sebagai wujud komitmen serius pada upaya pelestarian busana adat Bali."
Lomba yang berlangsung meriah dengan menampilkan berbagai corak dan warna kain tenun endek khas Gianyar juga turut disaksikan oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Surya Adnyani Mahayastra, BPD Bali Cabang Gianyar, ASEPHI Bali, serta Kepala OPD di Lingkungan Pemkab Giannyar.
“Lewat lomba ini mungkin kita bisa banyak belajar, bagaimana berbusana yang baik sesuai dengan etika, namun tetap kekinian tanpa meninggalkan pakem-pakem bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar,” tegas Wabup. Agung Mayun.
Baca juga: Bupati Gianyar : berbusana adat di upacara HUT RI gerakkan ekonomi
Hal senada juga ditegaskan oleh Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar Surya Adnyani Mahayastra. Lomba busana itu lebih menekan pada agar konsep dasar busana adat Bali tidak terlupakan keberadaannya, maka diperlukan kesadaran untuk melestarikannya.
Selain itu juga sebagai ketua Dekranasda, Adnyani Mahayastra sangat menyadari bahwa Kabupaten Gianyar banyak menyimpan potensi yang terpendam, baik itu para desainer maupun potensi keragaman corak, motif maupun warna dari kain tenun endek.
Jika hal itu digabungkan tentu akan sangat menguntungkan, karena dapat meningkatkan perekonomian daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraan perajin di Gianyar.
“Apalagi saat lomba busana ini, kita lihat begitu banyak corak, motif dan warna kain endek yang dipadukan dalam bentuk kebaya dan kamen sangat indah dan menarik ditampilkan oleh para model. Saya yakin masyarakat yang turut menyaksikan pasti akan tertarik untuk membuatnya, hal ini tentu akan berimbas pada perajin kita juga,” ujar Adnyani Mahayastra bangga.
Ditambahkan juga, lomba ini juga sebagai salah satu upaya untuk melindungi para perajin kain tradisional di Kabupaten Gianyar. Bagaimana tidak, jika masyarakat sudah tertarik dengan keindahan desain busana adat yang ditampilkan saat ini, tentu mereka tidak lagi kepincut kain motif sejenis dari luar yang dijual dengan harga murah.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019