Denpasar (Antara Bali) - Realisasi ekspor aneka barang gerabah buatan masyarakat Bali yang dipasarkan ke luar negeri perolehan devisanya berkurang 44,44 persen.
Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Selasa mengatakan, gerabah yang dibuat dari tanah lihat, yang juga disebut terracotta kurang laku di pasaran ekspor.
Hal itu karena perolehan devisa hanya 3,4 juta dolar AS selama Januari-Oktober 2011, melorot dari periode sama sebelumnya mencapai 6,2 juta dolar.
Bagiada mengakui, gerabah yang dipasarkan ke pasaran ekspor selain produksi masyarakat Bali juga ada di antaranya "gentong etnik" hasil karya perajin Banyumelek Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kerap juga diminati wisatawan asing.
Volume pengiriman barang tersebut juga mengalami kemerosotan sejalan dengan perolehan devisanya dari sebesar 2,4 juta pcs dari berbagai jenis dan ukuran menjadi hanya 1,4 juta pcs selama Januari-Oktober 2011.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Putu Bagiada SE di Denpasar Selasa mengatakan, gerabah yang dibuat dari tanah lihat, yang juga disebut terracotta kurang laku di pasaran ekspor.
Hal itu karena perolehan devisa hanya 3,4 juta dolar AS selama Januari-Oktober 2011, melorot dari periode sama sebelumnya mencapai 6,2 juta dolar.
Bagiada mengakui, gerabah yang dipasarkan ke pasaran ekspor selain produksi masyarakat Bali juga ada di antaranya "gentong etnik" hasil karya perajin Banyumelek Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), yang kerap juga diminati wisatawan asing.
Volume pengiriman barang tersebut juga mengalami kemerosotan sejalan dengan perolehan devisanya dari sebesar 2,4 juta pcs dari berbagai jenis dan ukuran menjadi hanya 1,4 juta pcs selama Januari-Oktober 2011.(**)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011