Denpasar (Antara Bali) - Bank Indonesia sedang melakukan analisis mengenai keuntungan dan kerugian pemberian kredit bagi petani yang mengembangkan komoditas cabai di Indonesia.
Direktur Budidaya dan Pascapanen Florikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ani Andayani mengatajkan hal itu disela-sela seminar pengembangan hortikultura yang berlangsung di area penyelenggaraan Pekan Flori Flora Nasional (PF2N)/Sanur Village Festival (SVF), di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar, Senin.
"Pihak BI melakukan analisa dengan cara membuat proyek percontohan di beberapa provinsi di Tanah Air. Sepengetahuanka kami, daerah itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur," katanya menjelaskan.
Dia menambahkan, proyek percontohan itu hanya khusus komoditas tersebut, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah usaha agro ini layak dibantu oleh perbankan atau tidak.
Menurut Ani, apabila usaha pertanian tersebut dianggap layak maka diharapkan Bank Indonesia dapat membuat peraturan untuk bank-bank pelaksana guna memberikan kredit bagi pengembangan usaha di bidang hortikultura.
"Hal yang membuat pihak BI melakukan analisa itu karena cabai merupakan komoditas yang sempat memicu terjadinya inflasi," ujarnya.
Ani mengatakan, pemberian kredit bagi usaha pertanian merupakan salah satu isu strategis hortikultura. Selain itu masih banyak yang menjadi fokus di bidang tersebut.
"Mengenai rancangan program hortikultura 2012, antara lain peningkatan produksi, perbaikan mutu produk dan peningkatan ketersediaan produk," katanya.
Untuk menyelenggarakan berbagai program tersebut, tambah Ani, Ditjen Hortikultura Kementan mendapatkan alokasi anggaran Rp531,88 miliar.
Menurut dia, jumlah tersebut memang mengalami kenaikan dari tahun ini namun tidak terlalu besar.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
Direktur Budidaya dan Pascapanen Florikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Ani Andayani mengatajkan hal itu disela-sela seminar pengembangan hortikultura yang berlangsung di area penyelenggaraan Pekan Flori Flora Nasional (PF2N)/Sanur Village Festival (SVF), di Pantai Matahari Terbit, Sanur, Denpasar, Senin.
"Pihak BI melakukan analisa dengan cara membuat proyek percontohan di beberapa provinsi di Tanah Air. Sepengetahuanka kami, daerah itu adalah Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur," katanya menjelaskan.
Dia menambahkan, proyek percontohan itu hanya khusus komoditas tersebut, tujuannya adalah untuk mengetahui apakah usaha agro ini layak dibantu oleh perbankan atau tidak.
Menurut Ani, apabila usaha pertanian tersebut dianggap layak maka diharapkan Bank Indonesia dapat membuat peraturan untuk bank-bank pelaksana guna memberikan kredit bagi pengembangan usaha di bidang hortikultura.
"Hal yang membuat pihak BI melakukan analisa itu karena cabai merupakan komoditas yang sempat memicu terjadinya inflasi," ujarnya.
Ani mengatakan, pemberian kredit bagi usaha pertanian merupakan salah satu isu strategis hortikultura. Selain itu masih banyak yang menjadi fokus di bidang tersebut.
"Mengenai rancangan program hortikultura 2012, antara lain peningkatan produksi, perbaikan mutu produk dan peningkatan ketersediaan produk," katanya.
Untuk menyelenggarakan berbagai program tersebut, tambah Ani, Ditjen Hortikultura Kementan mendapatkan alokasi anggaran Rp531,88 miliar.
Menurut dia, jumlah tersebut memang mengalami kenaikan dari tahun ini namun tidak terlalu besar.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011