Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk telah menyalurkan Rp161,6 triliun ke sektor pertanian atau 47,5 persen dari total penyaluran kredit mikro sebesar Rp339,1 triliun selama masa pandemi COVID-19.
“Dari total penyaluran tersebut, sebesar Rp161,6 triliun atau 47,5 persen disalurkan di sektor pertanian dengan lima sub sektor ekonomi prioritas,” kata Direktur Bisnis Mikro BRI Supari dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Sub sektor ekonomi prioritas tersebut antara lain padi yang pada Juni 2021 mencapai Rp10.688 triliun atau naik 44 persen dari 2019 yang berjumlah Rp7.414 triliun. Karet naik 29 persen dari Rp4.496 menjadi Rp5.783, lalu budidaya sapi yang naik 72 persen dari Rp3.859 triliun menjadi Rp6.626 triliun.
Baca juga: BRI sabet lima penghargaan "GRC and Performance Excellence Award 2021"
Kemudian, mixed farming yang tumbuh drastis menjadi Rp4.768 triliun atau naik 99 persen dari 2019 yang berjumlah Rp2.390 triliun. Begitu juga dengan sub sektor jagung yang tumbuh 51 persen dari Rp1.951 triliun menjadi Rp2.454 triliun.
Baca juga: Himbara: Transaksi secara Cashless di "ATM Link" lebih Praktis, Mudah, dan Murah
“Selama tiga terakhir, pembiayaan mikro BRI kepada sektor pertanian selalu mengalami peningkatan dan memberi kontribusi hampir 20 persen terhadap nasional,” ujar Supari.
Ia menyampaikan sektor pertanian menjadi salah satu sektor pertumbuhan BRI di masa pandemi, sehingga pihaknya melakukan penataan kembali untuk semakin dapat memberi ruang akses kepada pelaku usaha mikro sektor pertanian.
Upaya tersebut diwujudkan dengan mendekatkan 28 ribu mantri sebagi ujung tombak pemberdayaan BRI pada ekosistem desa dan meningkatkan berbagai program pemberdayaan klaster yang meliputi literasi dasar, bisnis dan digital. Tercatat BRI mempunyai 10.000 klaster dan 4.700 di antaranya klaster pertanian.
Lebih lanjut Supari menyoroti fenomena perubahan postur pertumbuhan sektoral yang sebelumnya didominasi sektor perdagangan bergeser ke sektor lain, terutama sektor pertanian.
“Perseroan memiliki komitmen untuk terus mendorong peningkatan produksi sektor pertanian melalui pembiayaan dan pemberdayaan kepada pelaku usaha di bidang pertanian,” tuturnya.
Kemudian dilihat dari sub sektor berdasarkan komoditas, juga terjadi indikasi penguatan pada komoditas komoditas strategis tercatat tren alokasi pembiayaan yang tumbuh signifikan dari tahun 2019 sampai semester 1 2021 sebesar 47,7 persen.