Tari topeng sidakarya dibawakan Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati pada ritual "Karya Agung Mamungkah Mupuk Pedagingan" di Pura Desa dan Puseh, Desa Adat Bentuyung, Kabupaten Gianyar.
"Hal ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kesenian dan warisan leluhur. Selain sebagai bentuk upaya kita dalam melestarikannya," kata Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace itu sebelum memainkan tari topeng sidakarya, di Gianyar, Rabu.
Membawakan tari Bali, terutama tari-tarian sakral sudah biasa dilakoni orang nomor dua di Bali ini. Selain menekuni tarian topeng wali (topeng untuk kegiatan ritual), Cok Ace kerap "ngayah" atau membawakan persembahan tari calonarang di beberapa pura di seluruh Bali, terutama berperan sebagai Durga.
Ia mengaku ke depannya akan tetap berusaha "ngayah" di berbagai pura di Bali.
"Jika ada kesempatan, tentu saja akan terus melaksanakan swadharmaning (kewajiban) ini. Karena sebagai bentuk bakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta upaya melestarikan warisan leluhur," ucapnya.
Baca juga: Tari Barong Batubulan-Gianyar pun disukai wisatawan asing (video)
Tari topeng sidakarya merupakan salah satu tari Bali yang dibawakan untuk pelengkap ritual keagamaan sehingga termasuk dalam tari Wali. Tari tersebut biasanya menjadi lambang bahwa pekerjaan atau ritual agama yang digelar sudah berjalan dengan baik.
Terkait dengan upacara di Pura Desa dan Puseh Bentuyung, Cok Ace sangat mengapresiasi semangat warga, mengingat pembangunan pura ini sudah berjalan sejak empat tahun.
"Untuk itu, saya sangat berharap agar masyarakat Bentuyung mendapatkan kerahayuan dan kesejahteraan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa," ujarnya.
Baca juga: Batubulan, desa seni "Tari Barong" bertabur prestasi
Selain itu, Cok Ace berharap melalui upacara ini terjadi interaksi yang lebih erat antarwarga beserta prajuru sehingga terjalin persatuan yang lebih erat lagi di masyarakat.
"Konsep Tri Hita Karana juga kami tekankan di masyarakat, selain menjaga hubungan dengan Tuhan dan manusia, bagaimana konsep kita menjaga alam sehingga lestari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Hal ini merupakan bentuk apresiasi terhadap kesenian dan warisan leluhur. Selain sebagai bentuk upaya kita dalam melestarikannya," kata Wagub Bali yang akrab disapa Cok Ace itu sebelum memainkan tari topeng sidakarya, di Gianyar, Rabu.
Membawakan tari Bali, terutama tari-tarian sakral sudah biasa dilakoni orang nomor dua di Bali ini. Selain menekuni tarian topeng wali (topeng untuk kegiatan ritual), Cok Ace kerap "ngayah" atau membawakan persembahan tari calonarang di beberapa pura di seluruh Bali, terutama berperan sebagai Durga.
Ia mengaku ke depannya akan tetap berusaha "ngayah" di berbagai pura di Bali.
"Jika ada kesempatan, tentu saja akan terus melaksanakan swadharmaning (kewajiban) ini. Karena sebagai bentuk bakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa serta upaya melestarikan warisan leluhur," ucapnya.
Baca juga: Tari Barong Batubulan-Gianyar pun disukai wisatawan asing (video)
Tari topeng sidakarya merupakan salah satu tari Bali yang dibawakan untuk pelengkap ritual keagamaan sehingga termasuk dalam tari Wali. Tari tersebut biasanya menjadi lambang bahwa pekerjaan atau ritual agama yang digelar sudah berjalan dengan baik.
Terkait dengan upacara di Pura Desa dan Puseh Bentuyung, Cok Ace sangat mengapresiasi semangat warga, mengingat pembangunan pura ini sudah berjalan sejak empat tahun.
"Untuk itu, saya sangat berharap agar masyarakat Bentuyung mendapatkan kerahayuan dan kesejahteraan dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa," ujarnya.
Baca juga: Batubulan, desa seni "Tari Barong" bertabur prestasi
Selain itu, Cok Ace berharap melalui upacara ini terjadi interaksi yang lebih erat antarwarga beserta prajuru sehingga terjalin persatuan yang lebih erat lagi di masyarakat.
"Konsep Tri Hita Karana juga kami tekankan di masyarakat, selain menjaga hubungan dengan Tuhan dan manusia, bagaimana konsep kita menjaga alam sehingga lestari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019