Dua mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Ni Nyoman Putri Noviyanthi dan Ni Luh Eka Gitasari, lolos untuk mengikuti pertukaran mahasiswa di Ohkagakuen University, Jepang, selama enam bulan.
"Itu sudah keinginan sejak lama. Pendidikan di Jepang itu bagus. Saya ingin mengetahui lebih banyak tentang itu," ujar mahasiswi asal Desa Sudaji, Putri Novayanthi, di Singaraja, Selasa, menjelang keberangkatan bersama rekannya itu ke Jepang pada 11 September 2019.
Saat melaporkan keikutsertaannya dalam program tersebut kepada Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., di kampus setempat, ia mengharapkan keikutsertaannya dalam program tersebut akan menambah wawasan, khususnya dalam bidang pendidikan yang diterapkan di Jepang, yang sangat berbeda dengan di Indonesia.
Baca juga: Undiksha siapkan SDM unggul
"Menginjakkan kaki di negeri matahari terbit itu sebenarnya bukan kali pertama, karena saya sudah pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti program magang di Marriot Hotel Okinawa selama enam bulan. Tapi, kalau dulu saya ke sana mencari pengalaman kerja, tapi sekarang untuk mencari pengalaman belajar," ucapnya.
Keikusertaan pada program itu mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Hal tersebut ditunjukkan dengan kesanggupan untuk menunjang biaya akomodasi. "Sangat didukung. Ini untuk menambah pengalaman," kata mahasiswi penerima Bidikmisi ini.
Sementara itu, Eka Gitasari mengatakan proses seleksi untuk mengikuti program itu tergolong singkat. Dirinya hanya mengisi formulir. "Yang mendaftar ini sangat sedikit. Berbeda dengan program magang. Mungkin karena beda tujuan," tuturnya.
Pada program tersebut, ia tidak hanya berkutat pada kegiatan akademik. Tetapi juga ada perkenalan budaya Indonesia, khususnya Bali. "Kami juga harus menguasai Bahasa Inggris. Karena akan menjadi bahasa pengantar kuliah," katanya.
Baca juga: Undiksha teliti anggur lokal jadi "wine" bebas alkohol
Menanggapi hal itu, Rektor I Nyoman Jampel mendukung penuh keikutsertaan mahasiswa dalam program itu karena akan mampu memberikan wawasan internasional, baik menyangkut khusus tentang pendidikan maupun kebudayaan.
"Kami sangat bangga ada mahasiswa yang bisa mengikuti program ke luar negeri. Ini penting sebagai bekal ketika sudah lulus. Bisa meningkatkan daya saing," ujarnya.
Sebagai perguruan tinggi, Undiksha juga getol mengampanyekan Tri Hita Karana pada masyarakat. Falsafah yang mengajak menjalin hubungan baik dengan tuhan, dengan sesama dan dengan lingkungan itu juga diharapkan bisa diperkenalkan di Jepang.
"Falsafah ini juga menjadi landasan untuk mewujdukan visi Undiksha sebagai universitas unggul di Asia pada tahun 2045. Ini menciptakan keharmonisan. Jadinya harus diperkenalkan juga oleh mahasiswa," pungkasnya.
Sebelumnya, empat mahasiswa dari prodi yang sama juga mengikuti mengikuti program intership di Jepang. Mereka adalah Putu Ratih Widyaningrum, Ni Luh Ayu Nirmala Santi, Ni nyoman Yuli Sri Mayanti dan Ida Ayu Ika Dewi. Keempatnya akan mendapatkan pelatihan kerja terkait bidang perhotelan di Vassel Hotel Okayama dari 4 Agustus 2019 sampai 1 Februari 2020.
Baca juga: Rektor Undiksha minta mahasiswa siap hadapi revolusi industri 4.0
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Itu sudah keinginan sejak lama. Pendidikan di Jepang itu bagus. Saya ingin mengetahui lebih banyak tentang itu," ujar mahasiswi asal Desa Sudaji, Putri Novayanthi, di Singaraja, Selasa, menjelang keberangkatan bersama rekannya itu ke Jepang pada 11 September 2019.
Saat melaporkan keikutsertaannya dalam program tersebut kepada Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., di kampus setempat, ia mengharapkan keikutsertaannya dalam program tersebut akan menambah wawasan, khususnya dalam bidang pendidikan yang diterapkan di Jepang, yang sangat berbeda dengan di Indonesia.
Baca juga: Undiksha siapkan SDM unggul
"Menginjakkan kaki di negeri matahari terbit itu sebenarnya bukan kali pertama, karena saya sudah pernah mendapat kesempatan untuk mengikuti program magang di Marriot Hotel Okinawa selama enam bulan. Tapi, kalau dulu saya ke sana mencari pengalaman kerja, tapi sekarang untuk mencari pengalaman belajar," ucapnya.
Keikusertaan pada program itu mendapat dukungan penuh dari keluarganya. Hal tersebut ditunjukkan dengan kesanggupan untuk menunjang biaya akomodasi. "Sangat didukung. Ini untuk menambah pengalaman," kata mahasiswi penerima Bidikmisi ini.
Sementara itu, Eka Gitasari mengatakan proses seleksi untuk mengikuti program itu tergolong singkat. Dirinya hanya mengisi formulir. "Yang mendaftar ini sangat sedikit. Berbeda dengan program magang. Mungkin karena beda tujuan," tuturnya.
Pada program tersebut, ia tidak hanya berkutat pada kegiatan akademik. Tetapi juga ada perkenalan budaya Indonesia, khususnya Bali. "Kami juga harus menguasai Bahasa Inggris. Karena akan menjadi bahasa pengantar kuliah," katanya.
Baca juga: Undiksha teliti anggur lokal jadi "wine" bebas alkohol
Menanggapi hal itu, Rektor I Nyoman Jampel mendukung penuh keikutsertaan mahasiswa dalam program itu karena akan mampu memberikan wawasan internasional, baik menyangkut khusus tentang pendidikan maupun kebudayaan.
"Kami sangat bangga ada mahasiswa yang bisa mengikuti program ke luar negeri. Ini penting sebagai bekal ketika sudah lulus. Bisa meningkatkan daya saing," ujarnya.
Sebagai perguruan tinggi, Undiksha juga getol mengampanyekan Tri Hita Karana pada masyarakat. Falsafah yang mengajak menjalin hubungan baik dengan tuhan, dengan sesama dan dengan lingkungan itu juga diharapkan bisa diperkenalkan di Jepang.
"Falsafah ini juga menjadi landasan untuk mewujdukan visi Undiksha sebagai universitas unggul di Asia pada tahun 2045. Ini menciptakan keharmonisan. Jadinya harus diperkenalkan juga oleh mahasiswa," pungkasnya.
Sebelumnya, empat mahasiswa dari prodi yang sama juga mengikuti mengikuti program intership di Jepang. Mereka adalah Putu Ratih Widyaningrum, Ni Luh Ayu Nirmala Santi, Ni nyoman Yuli Sri Mayanti dan Ida Ayu Ika Dewi. Keempatnya akan mendapatkan pelatihan kerja terkait bidang perhotelan di Vassel Hotel Okayama dari 4 Agustus 2019 sampai 1 Februari 2020.
Baca juga: Rektor Undiksha minta mahasiswa siap hadapi revolusi industri 4.0
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019