Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT), akan mengadakan forum investasi untuk wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Bali di Kupang pada November 2019.
"Forum investasi yang menghadirkan puluhan investor dari negeri tirai bambu itu, akan dihadiri para pengusaha dari tiga provinsi itu," kata Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Bali, Gou Haodong, kepada Antara, Senin.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan upaya dari Pemerintah RRT untuk meyakinkan para pengusaha dari Tiongkok, untuk melakukan investasi di Indonesia, khususnya di tiga wilayah yang berada dalam Sunda Kecil ini.
Sebelumnya, sejumlah investor asal Tiongkok sudah mengunjungi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan menyatakan keinginan untuk melakukan investasi di wilayah itu.
Bahkan mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya sudah mengunjungi negara itu, untuk memberikan keyakinan pada investor, tetapi sampai saat ini belum ada realisasi investasi di provinsi berbasis kepulauan itu.
Gou Haodong mengatakan, masalah komunikasi menjadi hambatan utama para investor dari Tiongkok merealisasikan investasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kendala utama adalah sumber daya manusia (SDM) yang bisa melakukan komunikasi, terutama dalam hal bahasa," kata Gou Haodang.
Baca juga: Konjen RRC Denpasar: Indonesia sangat penting bagi China
Kendala lain menurut dia, adalah investor asal Tiongkok kurang memahami tentang kebijakan pemerintah di daerah, dan ataupun kondisi perkembangan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kemudian juga kebijakan investasi mungkin ada yang kurang menarik untuk pengusaha, sehingga belum dapat melakukan investasi," katanya menambahkan.
Karena itu, dia berjanji, akan memperjelas permasalahan yang dihadapi investor Tiongkok dalam forum investasi yang digelar November ini.
Baca juga: Media massa jadi penghubung Tiongkok-Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019
"Forum investasi yang menghadirkan puluhan investor dari negeri tirai bambu itu, akan dihadiri para pengusaha dari tiga provinsi itu," kata Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Bali, Gou Haodong, kepada Antara, Senin.
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan upaya dari Pemerintah RRT untuk meyakinkan para pengusaha dari Tiongkok, untuk melakukan investasi di Indonesia, khususnya di tiga wilayah yang berada dalam Sunda Kecil ini.
Sebelumnya, sejumlah investor asal Tiongkok sudah mengunjungi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan menyatakan keinginan untuk melakukan investasi di wilayah itu.
Bahkan mantan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya sudah mengunjungi negara itu, untuk memberikan keyakinan pada investor, tetapi sampai saat ini belum ada realisasi investasi di provinsi berbasis kepulauan itu.
Gou Haodong mengatakan, masalah komunikasi menjadi hambatan utama para investor dari Tiongkok merealisasikan investasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kendala utama adalah sumber daya manusia (SDM) yang bisa melakukan komunikasi, terutama dalam hal bahasa," kata Gou Haodang.
Baca juga: Konjen RRC Denpasar: Indonesia sangat penting bagi China
Kendala lain menurut dia, adalah investor asal Tiongkok kurang memahami tentang kebijakan pemerintah di daerah, dan ataupun kondisi perkembangan di Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Kemudian juga kebijakan investasi mungkin ada yang kurang menarik untuk pengusaha, sehingga belum dapat melakukan investasi," katanya menambahkan.
Karena itu, dia berjanji, akan memperjelas permasalahan yang dihadapi investor Tiongkok dalam forum investasi yang digelar November ini.
Baca juga: Media massa jadi penghubung Tiongkok-Indonesia
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019