Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto optimistis akan terjadi peningkatan ekspor produk alas kaki nasional sampai 6,5 miliar dolar AS pada tahun 2019 dan menjadi 10 miliar dolar AS dalam empat tahun ke depan.

"Apalagi, Indonesia sudah tanda tangan CEPA dengan Australia dan European Free Trade Association (EFTA). Ini menjadi potensi untuk memperluas pasar ekspor bagi produk manufaktur kita," kata Airlangga lewat keterangannya di Jakarta, Jumat.

Baca juga: Ekspor kulit dan alas kaki tembus 5,36 miliar dolar AS
Baca juga: Industri Alas Kaki Nasional peringkat lima dunia

Industri alas kaki merupakan salah satu sektor manufaktur andalan yang mampu memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional.

Hal ini tercemin dari pertumbuhan kelompok industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki yang mencapai 9,42 persen pada tahun 2018 atau naik signifikan dibandingkan tahun 2017 sekitar 2,22 persen.

Capaian tahun lalu tersebut melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17 persen.

"Kemudian, ekspor alas kaki nasional juga mengalami peningkatan hingga 4,13 persen, dari tahun 2017 sebesar 4,91 miliar dolar AS menjadi 5,11 miliar dolar AS di 2018," kata Airlangga.

Menperin menjelaskan, industri alas kaki sedang diprioritaskan pengembangannya karena sebagai sektor padat karya berorientasi ekspor.

"Bersama industri tekstil dan pakaian, industri alas kaki pun dipersiapkan untuk memasuki era industri 4.0 agar lebih berdaya saing global dan ekspornya naik. PT KMK menjadi salah satu model yang menerapkan future of production," tegasnya.

Baca juga: Menperin genjot investasi dan ekspor lima industri
Baca juga: Berkontribusi terbesar, pemerintah makin fokus genjot ekspor produk manufaktur

 [AL]
 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta

Editor : Adi Lazuardi


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2019