Kuta, Bali (Antaranews Bali) - Gubernur Bali, I Wayan Koster meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan memantau makanan yang mengandung bahan berbahaya yang dapat mengancam kesehatan masyarakat dan anak-anak di Pulau Dewata.
"Kami ingin konsumsi obat dan makanan untuk masyarakat Bali maupun para wisatawan betul-betul yang sehat dan berkualitas," ujar Wayan Koster di Kuta, Bali, Selasa.
Hal ini menjadi sorotan orang nomor satu di Pulau Dewata itu, mengingat Pulau Bali menjadi tujuan destinasi wisatasan berkelas dunia, yang harus memiliki makanan dan obat yang peredarannya betul-betul terbebas dari zat berbahaya.
Oleh karenanya, pihaknya meminta kepada BPOM untuk memantau makanan kemasan yang akan kadaluarsa dan makanan yang tidak pantas dikonsumsi agar tidak beredar dipasaran, karena dapat mengganggu kesehatan.
"Jangan sampai anak-anak kita atau wisarasan yang datang ke Bali mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang berakibat keracunan," katanya.
Pihaknya mendorong BPOM melakukan pengawasan makanan dan obat yang efektif dan efisien di Bali, guna mewujudkan masyarakat yang sehat dan panjang umur.
Koster menambahkan, dalam upaya pengembangan obat tradisional, Provinsi Bali juga akan mengembangkan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) yang sudah kami masukan pada visi misi kami lima tahun ke depan.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Penny K. Lukito menambahkan, siap mendukung Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya pencegahan peredaran makanan berbahaya.
"BPOM juga siap mengedukasi masyarakat agar mengkonsumsi obat dan makan yang sudah memenuhi standar dan sudah mendapat izin dari BPOM," katanya.
Ia berharap, masyarakat cerdas untuk mengkonsumsi obat dan makanan yang betul-betul aman, bermutu dan jaminan pemerintah. Ini sangat penting, sehingga tidak ada lagi obat dan makanan ilegal visa beredar secara online karena sudah mendapat edukasi dari BPOM.
Selain itu, BPOM juga memiliki program pengembangan produk, penelitian dan mengembangkan hasil penelitian untuk menjadi produk komersik yang mendapat pengakuan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pertanian untuk bahan bakunya.
"Kami juga bekerjasama dengan tujuh Provinsi di Indonesia, salah satunya Bali. Untuk program produk obat tradisional, kosmetik dan pangan," ujarnya.
Hal ini bukti keberpihakan BPOM pada UMKM, bagaimana bisa memfasilitasi dan memberikan insentif maupun kemudahan pada UMKM agar bisa berkembang memenuhi standar yang sudsh ada untuk aspek keamanan mutu produk obat tradisionak, kosmetik dan pangan sehingga bisa masuk pasar modern dan memiliki daya saing untuk diekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami ingin konsumsi obat dan makanan untuk masyarakat Bali maupun para wisatawan betul-betul yang sehat dan berkualitas," ujar Wayan Koster di Kuta, Bali, Selasa.
Hal ini menjadi sorotan orang nomor satu di Pulau Dewata itu, mengingat Pulau Bali menjadi tujuan destinasi wisatasan berkelas dunia, yang harus memiliki makanan dan obat yang peredarannya betul-betul terbebas dari zat berbahaya.
Oleh karenanya, pihaknya meminta kepada BPOM untuk memantau makanan kemasan yang akan kadaluarsa dan makanan yang tidak pantas dikonsumsi agar tidak beredar dipasaran, karena dapat mengganggu kesehatan.
"Jangan sampai anak-anak kita atau wisarasan yang datang ke Bali mengkonsumsi makanan yang tidak sehat yang berakibat keracunan," katanya.
Pihaknya mendorong BPOM melakukan pengawasan makanan dan obat yang efektif dan efisien di Bali, guna mewujudkan masyarakat yang sehat dan panjang umur.
Koster menambahkan, dalam upaya pengembangan obat tradisional, Provinsi Bali juga akan mengembangkan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) yang sudah kami masukan pada visi misi kami lima tahun ke depan.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Penny K. Lukito menambahkan, siap mendukung Pemerintah Provinsi Bali dalam upaya pencegahan peredaran makanan berbahaya.
"BPOM juga siap mengedukasi masyarakat agar mengkonsumsi obat dan makan yang sudah memenuhi standar dan sudah mendapat izin dari BPOM," katanya.
Ia berharap, masyarakat cerdas untuk mengkonsumsi obat dan makanan yang betul-betul aman, bermutu dan jaminan pemerintah. Ini sangat penting, sehingga tidak ada lagi obat dan makanan ilegal visa beredar secara online karena sudah mendapat edukasi dari BPOM.
Selain itu, BPOM juga memiliki program pengembangan produk, penelitian dan mengembangkan hasil penelitian untuk menjadi produk komersik yang mendapat pengakuan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Pertanian untuk bahan bakunya.
"Kami juga bekerjasama dengan tujuh Provinsi di Indonesia, salah satunya Bali. Untuk program produk obat tradisional, kosmetik dan pangan," ujarnya.
Hal ini bukti keberpihakan BPOM pada UMKM, bagaimana bisa memfasilitasi dan memberikan insentif maupun kemudahan pada UMKM agar bisa berkembang memenuhi standar yang sudsh ada untuk aspek keamanan mutu produk obat tradisionak, kosmetik dan pangan sehingga bisa masuk pasar modern dan memiliki daya saing untuk diekspor.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018