Denpasar, 17/8 (ANTARA) - Pangdam IX Udayana Mayor Jenderal TNI Leonard menyatakan, sejauh ini kondisi Bali tidak ada indikasi gangguan keamanan yang terkait dengan ekstradisi gembong teroris Umar Patek (41) dari Pakistan.
"Walau tidak ada indikasi gangguan, tetapi kami tetap bekerja terus memantau situasi perkembangan di lapangan," kata Mayjend Leonard di Denpasar, Rabu.
Pernyataan Mayjend Leonard itu disampaikan berkaitan dengan ekstradisi salah seorang otak bom Bali I tersebut, yang kini dalam penanganan aparat hukum Indonesia.
"Tidak ada persiapan pengamanan wilayah secara khusus terkait dampak penanganan Umar Patek. Kami masih rutin menggunakan operasi pengamanan biasa," ujarnya.
Namun, ditambahkan, antisipasi dini tetap dilakukan aparat intelijen Kodam IX Udayana yang tersebar di lapangan. "Mereka bekerja untuk memberikan peringatan dini dan cegah dini jika sampai sewaktu-waktu ada indikasi gangguan keamanan," tegasnya.
Senada dengan Pangdam IX Udayana, Komandan Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Ngurah Rai Letkol (Pnb) Jumarto, juga menyampaikan hal yang tak jauh berbeda.
"Sampai saat ini, khususnya di wilayah udara Bali, tidak ada permasalahan yang berarti. Sejauh ini, pihak kami masih bisa mengamankan situasi agar tetap kondusif," ujarnya.
Lanjutnya, itu berkat koordinasi berbagai pihak yang sudah terjalan dengan baik.
Mengenai pengamanan wilayah udara Bali, kata Jumarto, dikendalikan melalui Komando Ketahanan Udara Nasional yang berpusat di Jakarta. Pengamanan menggunakan pesawat-pesawat yang disebar di wilayah bagian timur maupun barat Indonesia.
"Kami selalu memonitor dan siap mengambil tindakan apabila diperkirakan ada indikasi gangguan keamanan, khususnya terkait terorisme," tegas Jumarto.
Intinya, pengamanan udara yang dilaksanakan TNI Angkatan Udara dilakukan secara terus menerus. "Salah satu tantangan wilayah udara yang dihadapi pihak kami masih seputar izin lewat pesawat asing," tambahnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Walau tidak ada indikasi gangguan, tetapi kami tetap bekerja terus memantau situasi perkembangan di lapangan," kata Mayjend Leonard di Denpasar, Rabu.
Pernyataan Mayjend Leonard itu disampaikan berkaitan dengan ekstradisi salah seorang otak bom Bali I tersebut, yang kini dalam penanganan aparat hukum Indonesia.
"Tidak ada persiapan pengamanan wilayah secara khusus terkait dampak penanganan Umar Patek. Kami masih rutin menggunakan operasi pengamanan biasa," ujarnya.
Namun, ditambahkan, antisipasi dini tetap dilakukan aparat intelijen Kodam IX Udayana yang tersebar di lapangan. "Mereka bekerja untuk memberikan peringatan dini dan cegah dini jika sampai sewaktu-waktu ada indikasi gangguan keamanan," tegasnya.
Senada dengan Pangdam IX Udayana, Komandan Pangkalan Udara TNI Angkatan Udara Ngurah Rai Letkol (Pnb) Jumarto, juga menyampaikan hal yang tak jauh berbeda.
"Sampai saat ini, khususnya di wilayah udara Bali, tidak ada permasalahan yang berarti. Sejauh ini, pihak kami masih bisa mengamankan situasi agar tetap kondusif," ujarnya.
Lanjutnya, itu berkat koordinasi berbagai pihak yang sudah terjalan dengan baik.
Mengenai pengamanan wilayah udara Bali, kata Jumarto, dikendalikan melalui Komando Ketahanan Udara Nasional yang berpusat di Jakarta. Pengamanan menggunakan pesawat-pesawat yang disebar di wilayah bagian timur maupun barat Indonesia.
"Kami selalu memonitor dan siap mengambil tindakan apabila diperkirakan ada indikasi gangguan keamanan, khususnya terkait terorisme," tegas Jumarto.
Intinya, pengamanan udara yang dilaksanakan TNI Angkatan Udara dilakukan secara terus menerus. "Salah satu tantangan wilayah udara yang dihadapi pihak kami masih seputar izin lewat pesawat asing," tambahnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011