Gianyar (Antaranews Bali) - Pemerintah Provinsi Bali menyatakan mendukung terobosan dari Badan Narkotika Nasional yang menggandeng desa dinas dan desa adat untuk mencegah sedini mungkin penyalahgunaan barang terlarang guna mewujudkan desa bebas narkoba.
"Dengan dikukuhkannya Desa Bersih Narkoba, kami harapkan ruang gerak bagi para pengedar akan semakin sempit, terlebih dengan ditandatanganinya Perarem (keputusan adat) Anti Narkoba, maka hal ini memilki nilai strategis bagi desa pekraman (desa adat) untuk melakukan pencegahan di desanya," kata Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dalam acara Peresmian Desa Bersih Narkoba, di Balai Budaya, Gianyar, Kamis.
Bali, lanjut dia, merupakan salah satu provinsi yang rawan terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Dari data yang dilansir BNN pada 2017, angka penyalahgunaan narkoba di Bali mencapai 1,62 persen atau setara dengan 50.539 jiwa.
Meskipun angka tersebut telah mengalami penurunan dari 2016, namun diharapkan masyarakat tidak boleh lengah, mengingat narkoba sudah masuk sampai ke pelosok desa terpencil di Bali.
"Apalagi dengan adanya Perarem Anti-Narkoba, yang akan mengikat seluruh krama (warga) adat di wilayah desa pekramannya. Jika ada krama yang terlibat, maka pararem yang ada diterapkan. Krama yang terlibat akan kena hukuman positif dan juga sanksi adat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BNN RI Heru Winarko dalam sambutannya mengatakan Bali termasuk dalam lima besar daerah pengguna narkoba dan daerah yang paling banyak jenis narkoba yang beredar.
Menurut dia, peredaran narkoba dan penyalahgunaannya tidak hanya menyasar kaum muda, tetapi juga orang dewasa bahkan anak-anak dan beredar sampai ke pelosok desa. Oleh karena itu, dengan pengukuhan Desa Bersih Narkoba dan dikuatkan dengan pararem yang ada, maka diharapkan angka peredaran dan penggunaan narkoba khususnya di Bali dapat terus menurun.
"Mungkin nantinya Desa Bersih Narkoba dapat dimasukkan sebaga salah satu kriteria dalam lomba desa. Semua komponen masyarakat di desa bekerja sama agar desa memilki ketahanan akan narkoba. Ke depannya saya harapkan semua desa di Bali bersih dari narkoba. Mari kita hidup sehat tanpa narkoba," ujar Heru.
Dalam acara yang dihadiri Bupati Gianyar, Anggota Forkopimda Kabupaten Gianyar, Kepala BNN Kabupaten/kota se Bali, Ketua Majelis Madya Desa Pekraman Gianyar dan LSM anti narkoba se-Bali itu, juga diisi dengan pembukaan selubung Desa Bersih Narkoba, pelantikan relawan anti narkoba dengan penyematan pin oleh Kepala BNN RI serta penandatangan "perarem" dan penyerahan piagam penghargaan oleh Wakil Gubernur Bali kepada perwakilan bendesa (pimpinan desa adat).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Dengan dikukuhkannya Desa Bersih Narkoba, kami harapkan ruang gerak bagi para pengedar akan semakin sempit, terlebih dengan ditandatanganinya Perarem (keputusan adat) Anti Narkoba, maka hal ini memilki nilai strategis bagi desa pekraman (desa adat) untuk melakukan pencegahan di desanya," kata Gubernur Bali dalam sambutannya yang dibacakan Wagub Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dalam acara Peresmian Desa Bersih Narkoba, di Balai Budaya, Gianyar, Kamis.
Bali, lanjut dia, merupakan salah satu provinsi yang rawan terhadap penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Dari data yang dilansir BNN pada 2017, angka penyalahgunaan narkoba di Bali mencapai 1,62 persen atau setara dengan 50.539 jiwa.
Meskipun angka tersebut telah mengalami penurunan dari 2016, namun diharapkan masyarakat tidak boleh lengah, mengingat narkoba sudah masuk sampai ke pelosok desa terpencil di Bali.
"Apalagi dengan adanya Perarem Anti-Narkoba, yang akan mengikat seluruh krama (warga) adat di wilayah desa pekramannya. Jika ada krama yang terlibat, maka pararem yang ada diterapkan. Krama yang terlibat akan kena hukuman positif dan juga sanksi adat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala BNN RI Heru Winarko dalam sambutannya mengatakan Bali termasuk dalam lima besar daerah pengguna narkoba dan daerah yang paling banyak jenis narkoba yang beredar.
Menurut dia, peredaran narkoba dan penyalahgunaannya tidak hanya menyasar kaum muda, tetapi juga orang dewasa bahkan anak-anak dan beredar sampai ke pelosok desa. Oleh karena itu, dengan pengukuhan Desa Bersih Narkoba dan dikuatkan dengan pararem yang ada, maka diharapkan angka peredaran dan penggunaan narkoba khususnya di Bali dapat terus menurun.
"Mungkin nantinya Desa Bersih Narkoba dapat dimasukkan sebaga salah satu kriteria dalam lomba desa. Semua komponen masyarakat di desa bekerja sama agar desa memilki ketahanan akan narkoba. Ke depannya saya harapkan semua desa di Bali bersih dari narkoba. Mari kita hidup sehat tanpa narkoba," ujar Heru.
Dalam acara yang dihadiri Bupati Gianyar, Anggota Forkopimda Kabupaten Gianyar, Kepala BNN Kabupaten/kota se Bali, Ketua Majelis Madya Desa Pekraman Gianyar dan LSM anti narkoba se-Bali itu, juga diisi dengan pembukaan selubung Desa Bersih Narkoba, pelantikan relawan anti narkoba dengan penyematan pin oleh Kepala BNN RI serta penandatangan "perarem" dan penyerahan piagam penghargaan oleh Wakil Gubernur Bali kepada perwakilan bendesa (pimpinan desa adat).
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018