Denpasar (Antaranews Bali) - Institut Seni Indonesia Denpasar terus berupaya membentuk jaringan kader antinarkoba, anti-HIV/AIDS, antirokok dan antikorupsi di lingkungan mahasiswa setempat melalui kegiatan pelatihan dengan mengundang para pakar dan sejumlah perwakilan instansi terkait.
"Tren yang terjadi sekarang ini banyak penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, dan rokok. Jadi, dari awal kami berikan pemahaman-pemahaman, sehingga setelah lulus, para mahasiswa tidak hanya hebat dari sisi teori dan praktik seni, tetapi juga memiliki kepekaan rasa pada sesama," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SKar MHum, di sela membuka `Pelatihan Pengembangan Karakter Mahasiswa Antinarkoba, HIV/AIDS, Rokok dan Korupsi`, di Denpasar, Kamis.
Pihaknya berharap melalui kegiatan pelatihan yang juga dirangkaikan dengan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Pra-Dasar, maka mahasiswa ISI Denpasar dapat menjauhi dan tidak berbuat hal-hal negatif seperti itu, karena tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi lembaga, keluarga, dan bahkan negara.
"Oleh karena itu, kami harapkan para mahasiswa untuk sungguh-sungguh mengikuti dan melaksanakan apa yang didapatkan dari pelatihan dan bisa menjadi kader untuk menularkan kepada teman, keluarga, dan lingkungan," ujarnya pula.
Dengan pelaksanaan LKMM yang digelar setiap tahun itu, lanjut Prof Arya, sekaligus mahasiswa dapat belajar berorganisasi dan berlatih mengasah sensibilitas rasa karena hidup tidak hanya tentang diri sendiri, tetapi bagaiamana bisa berinteraksi antarsesama.
"Mahasiswa tidak hanya cukup diberikan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga perlu bagaimana mereka berinteraksi dengan sesama manusia. Oleh karena itu, kami wajib memberikan pelatihan-pelatihan, pembelajaran yang mengarah pada hal itu. Dan itu wajib diberikan serta diikuti oleh mahasiswa ISI Denpasar," ujarnya lagi.
Apalagi ISI Denpasar telah menggelontorkan dana lebih dari Rp1 miliar untuk mendukung kegiatan kemahasiswaan, dari total 60 miliar DIPA-nya ISI Denpasar.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar sekaligus Ketua Panitia Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes mengatakan kegiatan LKMM Pra-Dasar dan Pelatihan Pengembangan Karakter ini dilakukan untuk membentuk jaringan kader kampus mahasiswa dalam mencegah semakin banyak perokok remaja di masyarakat.
"Dengan demikian, para mahasiswa bisa menjadi pelopor, motivator, dan fasilitator dalam upaya mencegah perokok pemula. Selain itu, juga sebagai upaya untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dan peredarannya, mencegah penularan dan peduli HIV/AIDS, serta membentuk kesadaran mahasiswa dan publik setiap kegiatan yang mengarah kepada adanya tindakan korupsi dan memeranginya," katanya, didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama itu.
Prof Artayasa mengemukakan, sampai saat ini setiap angkatan mahasiswa di lingkungan ISI Denpasar telah memiliki kader antinarkoba, antirokok, antikorupsi, dan anti-HIV/AIDS.
"Mudah-mudahan dengan peran serta yang dimiliki, mahasiswa ISI Denpasar tidak ada yang terlibat atau terpengaruh dari faktor-faktor destrukstif dalam kehidupan sebagai mahasiswa dan dalam kehidupan bermasyarakat," ujar Prof Artayasa.
Sedangkan LKMM Pra-Dasar adalah satu dari empat jenis LKMM. Saat ini terdapat empat jenis LKMM yang dilaksanakan di ISI Denpasar, yakni LKMM Pra-Dasar, LKMM Dasar, LKMM Menengah, dan LKMM Lanjutan.
Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar Drs I Gusti Bagus Priatmaka MM menambahkan LKMM merupakan program yang dirancang dan dilaksanakan rutin setiap tahun untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan manajerial organisasi kepada mahasiswa.
"Kami harapkan mahasiswa dan setelah lulus nanti tidak hanya menjadi pemimpin yang berwibawa, tetapi juga mempunyai kemampuan teknis yang sesuai dengan tuntutan masyarakat di masa mendatang," ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari (4-5 Oktober) ini mengundang narasumber atau pemateri dari Universitas Udayana, BNN Provinsi Bali, Dinas Sosial Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, ICW, dan beberapa dosen ISI Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Tren yang terjadi sekarang ini banyak penyalahgunaan narkoba, HIV/AIDS, dan rokok. Jadi, dari awal kami berikan pemahaman-pemahaman, sehingga setelah lulus, para mahasiswa tidak hanya hebat dari sisi teori dan praktik seni, tetapi juga memiliki kepekaan rasa pada sesama," kata Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Gede Arya Sugiartha SKar MHum, di sela membuka `Pelatihan Pengembangan Karakter Mahasiswa Antinarkoba, HIV/AIDS, Rokok dan Korupsi`, di Denpasar, Kamis.
Pihaknya berharap melalui kegiatan pelatihan yang juga dirangkaikan dengan Latihan Keterampilan Manajemen Mahasiswa (LKMM) Pra-Dasar, maka mahasiswa ISI Denpasar dapat menjauhi dan tidak berbuat hal-hal negatif seperti itu, karena tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi lembaga, keluarga, dan bahkan negara.
"Oleh karena itu, kami harapkan para mahasiswa untuk sungguh-sungguh mengikuti dan melaksanakan apa yang didapatkan dari pelatihan dan bisa menjadi kader untuk menularkan kepada teman, keluarga, dan lingkungan," ujarnya pula.
Dengan pelaksanaan LKMM yang digelar setiap tahun itu, lanjut Prof Arya, sekaligus mahasiswa dapat belajar berorganisasi dan berlatih mengasah sensibilitas rasa karena hidup tidak hanya tentang diri sendiri, tetapi bagaiamana bisa berinteraksi antarsesama.
"Mahasiswa tidak hanya cukup diberikan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga perlu bagaimana mereka berinteraksi dengan sesama manusia. Oleh karena itu, kami wajib memberikan pelatihan-pelatihan, pembelajaran yang mengarah pada hal itu. Dan itu wajib diberikan serta diikuti oleh mahasiswa ISI Denpasar," ujarnya lagi.
Apalagi ISI Denpasar telah menggelontorkan dana lebih dari Rp1 miliar untuk mendukung kegiatan kemahasiswaan, dari total 60 miliar DIPA-nya ISI Denpasar.
Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar sekaligus Ketua Panitia Prof Dr I Nyoman Artayasa MKes mengatakan kegiatan LKMM Pra-Dasar dan Pelatihan Pengembangan Karakter ini dilakukan untuk membentuk jaringan kader kampus mahasiswa dalam mencegah semakin banyak perokok remaja di masyarakat.
"Dengan demikian, para mahasiswa bisa menjadi pelopor, motivator, dan fasilitator dalam upaya mencegah perokok pemula. Selain itu, juga sebagai upaya untuk mencegah penyalahgunaan narkoba dan peredarannya, mencegah penularan dan peduli HIV/AIDS, serta membentuk kesadaran mahasiswa dan publik setiap kegiatan yang mengarah kepada adanya tindakan korupsi dan memeranginya," katanya, didampingi Humas ISI Denpasar I Gede Eko Jaya Utama itu.
Prof Artayasa mengemukakan, sampai saat ini setiap angkatan mahasiswa di lingkungan ISI Denpasar telah memiliki kader antinarkoba, antirokok, antikorupsi, dan anti-HIV/AIDS.
"Mudah-mudahan dengan peran serta yang dimiliki, mahasiswa ISI Denpasar tidak ada yang terlibat atau terpengaruh dari faktor-faktor destrukstif dalam kehidupan sebagai mahasiswa dan dalam kehidupan bermasyarakat," ujar Prof Artayasa.
Sedangkan LKMM Pra-Dasar adalah satu dari empat jenis LKMM. Saat ini terdapat empat jenis LKMM yang dilaksanakan di ISI Denpasar, yakni LKMM Pra-Dasar, LKMM Dasar, LKMM Menengah, dan LKMM Lanjutan.
Kepala Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Kerja Sama ISI Denpasar Drs I Gusti Bagus Priatmaka MM menambahkan LKMM merupakan program yang dirancang dan dilaksanakan rutin setiap tahun untuk memberikan bekal sikap, pengetahuan, dan keterampilan manajerial organisasi kepada mahasiswa.
"Kami harapkan mahasiswa dan setelah lulus nanti tidak hanya menjadi pemimpin yang berwibawa, tetapi juga mempunyai kemampuan teknis yang sesuai dengan tuntutan masyarakat di masa mendatang," ujarnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari (4-5 Oktober) ini mengundang narasumber atau pemateri dari Universitas Udayana, BNN Provinsi Bali, Dinas Sosial Provinsi Bali, Dinas Kesehatan Provinsi Bali, ICW, dan beberapa dosen ISI Denpasar. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018