Jakarta (Antaranews Bali) - Aktivis Ratna Sarumpaet mengakui tidak terjadi penganiayaan pada dirinya dan membenarkan luka lebam di wajahnya karena melakukan prosedur bedah plastik.
"Tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya dan berkembang seperti itu," kata dia dalam konferensi pers yang digelar di rumahnya di Bukit Duri, Jakarta, Rabu.
Ratna Sarumpaet yang didampingi sejumlah rekannya, menjelaskan kronologi kebohongan yang beredar tentang dirinya dianiaya oleh sejumlah oknum di Bandung.
Pada 21 September 2018, ia mendatangi RS Bina Estetika di Menteng untuk melakukan prosedur sedot lemak di pipi kanan dan kirinya. Namun, pada 22 September saat terbangun, Ratna melihat mukanya lebam berlebihan tidak seperti yang ia alami biasanya.
Melihat kondisi mukanya, ia menanyakan pada pihak dokter dan mendapatkan jawaban lebam merupakan hal wajar setelah menjalani operasi plastik.
"Saya menbutuhkan alasan untuk anak saya di rumah kenapa muka lebam dan saya jawab kekerasan," ucap Ratna.
Anak-anaknya tidak puas dengan jawaban pendek itu dan dalam seminggu ia terus dikorek sehingga ia berakhir melakukan kebohongan dan mengembangkan ide cerita pemukulan.
Cerita tersebut hanya berputar di lingkungan keluarga dan Ratna tidak bermaksud mengaitkan hal tersebut dengan politik, apalagi setelah fotonya bermuka lebam sepekan lebih kemudian tersebar di media sosial.
"Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini, sesuatu yang membuat kegaduhan dua hari terakhir ini bisa membuat kita saling memaafkan," tutur dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayal entah diberikan oleh setan mana ke saya dan berkembang seperti itu," kata dia dalam konferensi pers yang digelar di rumahnya di Bukit Duri, Jakarta, Rabu.
Ratna Sarumpaet yang didampingi sejumlah rekannya, menjelaskan kronologi kebohongan yang beredar tentang dirinya dianiaya oleh sejumlah oknum di Bandung.
Pada 21 September 2018, ia mendatangi RS Bina Estetika di Menteng untuk melakukan prosedur sedot lemak di pipi kanan dan kirinya. Namun, pada 22 September saat terbangun, Ratna melihat mukanya lebam berlebihan tidak seperti yang ia alami biasanya.
Melihat kondisi mukanya, ia menanyakan pada pihak dokter dan mendapatkan jawaban lebam merupakan hal wajar setelah menjalani operasi plastik.
"Saya menbutuhkan alasan untuk anak saya di rumah kenapa muka lebam dan saya jawab kekerasan," ucap Ratna.
Anak-anaknya tidak puas dengan jawaban pendek itu dan dalam seminggu ia terus dikorek sehingga ia berakhir melakukan kebohongan dan mengembangkan ide cerita pemukulan.
Cerita tersebut hanya berputar di lingkungan keluarga dan Ratna tidak bermaksud mengaitkan hal tersebut dengan politik, apalagi setelah fotonya bermuka lebam sepekan lebih kemudian tersebar di media sosial.
"Saya mohon apa pun yang saya sampaikan hari ini, sesuatu yang membuat kegaduhan dua hari terakhir ini bisa membuat kita saling memaafkan," tutur dia. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018