Denpasar (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali akan diberlakukan mulai 5 Oktober 2018.
"Sesuai Pergub, papan nama kantor dan fasilitas publik di Bali akan menggunakan aksara Bali di atas huruf latin," kata Koster saat memimpin rapat koordinasi pelaksanaan Pergub Bali tersebut, di Denpasar, Selasa.
Rapat koordinasi tersebut juga membahas pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali No 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali.
Rapat yang dihadiri Wakil Gubernur Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Bupati/Walikota se-Bali dan PHDI Bali serta Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta itu menyepakati peresmian pelaksanaan penggunaan aksara Bali secara serentak di seluruh Bali pada 5 Oktober 2018.
Beberapa lokasi kantor dan fasilitas publik di tingkat provinsi hingga tingkat desa sudah ditentukan sebagai tempat peresmian. Untuk tingkat provinsi akan dipusatkan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Kantor Gubernur Bali. "Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah menyiapkan dua titik (papan nama) strategis," ujar Koster.
Beberapa lokasi lain di tingkat provinsi yang akan mulai memasang papan nama aksara Bali pada tanggal tersebut adalah Kantor DPRD Provinsi Bali, Kantor Parisada Hindu Dharma Provinsi Bali, Jalan Nasional I Gusti Ngurah Rai, petunjuk jalan di wilayah Simpang Dewa Ruci dan Rumah Sakit Bali Mandara.
Sedangkan penggunaan bahasa dan busana adat Bali akan mulai diberlakukan pada hari Kamis, 11 Oktober mendatang. Mulai tanggal tersebut bahasa dan busana adat Bali digunakan setiap hari Kamis, hari Purnama, hari Tilem (bulan mati) dan Hari Jadi Provinsi Bali dan Hari Jadi Kabupaten/Kota.
Bahasa Bali dikecualikan pada penyelenggaraan apel/upacara bendera, kegiatan yang bersifat nasional dan internasional, kegiatan yang melibatkan instansi tingkat pusat, kegiatan yang bersifat lintas provinsi dan lembaga serta masyarakat adat lainnya.
Gubernur Koster mengatakan pihaknya ke depan juga akan membuat Bulan Bahasa Bali untuk lebih melestarikan bahasa Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Sesuai Pergub, papan nama kantor dan fasilitas publik di Bali akan menggunakan aksara Bali di atas huruf latin," kata Koster saat memimpin rapat koordinasi pelaksanaan Pergub Bali tersebut, di Denpasar, Selasa.
Rapat koordinasi tersebut juga membahas pelaksanaan Peraturan Gubernur Bali No 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali.
Rapat yang dihadiri Wakil Gubernur Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, Bupati/Walikota se-Bali dan PHDI Bali serta Ketua Komisi IV DPRD Bali Nyoman Parta itu menyepakati peresmian pelaksanaan penggunaan aksara Bali secara serentak di seluruh Bali pada 5 Oktober 2018.
Beberapa lokasi kantor dan fasilitas publik di tingkat provinsi hingga tingkat desa sudah ditentukan sebagai tempat peresmian. Untuk tingkat provinsi akan dipusatkan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dan Kantor Gubernur Bali. "Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah menyiapkan dua titik (papan nama) strategis," ujar Koster.
Beberapa lokasi lain di tingkat provinsi yang akan mulai memasang papan nama aksara Bali pada tanggal tersebut adalah Kantor DPRD Provinsi Bali, Kantor Parisada Hindu Dharma Provinsi Bali, Jalan Nasional I Gusti Ngurah Rai, petunjuk jalan di wilayah Simpang Dewa Ruci dan Rumah Sakit Bali Mandara.
Sedangkan penggunaan bahasa dan busana adat Bali akan mulai diberlakukan pada hari Kamis, 11 Oktober mendatang. Mulai tanggal tersebut bahasa dan busana adat Bali digunakan setiap hari Kamis, hari Purnama, hari Tilem (bulan mati) dan Hari Jadi Provinsi Bali dan Hari Jadi Kabupaten/Kota.
Bahasa Bali dikecualikan pada penyelenggaraan apel/upacara bendera, kegiatan yang bersifat nasional dan internasional, kegiatan yang melibatkan instansi tingkat pusat, kegiatan yang bersifat lintas provinsi dan lembaga serta masyarakat adat lainnya.
Gubernur Koster mengatakan pihaknya ke depan juga akan membuat Bulan Bahasa Bali untuk lebih melestarikan bahasa Bali.
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018