Denpasar (Antaranews Bali) - Festival Desa Sanur (SVF) 2018 akan memanfaatkan layanan teknologi digital untuk transaksi pada ajang pariwisata tahunan tersebut dengan menggandeng aplikasi dalam jaringan Boost.
"Wisatawan yang kini didominasi generasi melek teknologi dan milenial menginginkan praktik pariwisata yang mudah, cerdas, aman dan semua dapat dilakukan dengan ponsel," kata Ketua Umum Sanur Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra di Denpasar, Bali, Senin.
Menurut dia, hadirnya aplikasi ekonomi digital Boost milik PT Axiata Digital Services Indonesia tersebut sekaligus menambah nama baru ajang pariwisata itu pada 2018 menjadi Boost Sanur Village Festival yang dipusatkan di Pantai Matahari Terbit, Sanur.
Ia menjelaskan aplikasi digital itu salah satunya diimplementasikan dalam layanan penyewaan sepeda atau "Gowes" yang diakses melalui telepon pintar pada kegiatan pariwisata yang akan dilaksanakan pada 22-26 Agustus 2018.
Di sepanjang pantai dan Jalan Danau Tamblingan terdapat 12 titik yang menyediakan 110 sepeda "Gowes" yang bisa diakses melalui ponsel dengan biaya murah.Dengan begitu, wisatawan juga bisa menyusuri desa dan pantai di Sanur menggunakan sepeda yang ramah lingkungan.
Selain "Gowes", sarana itu juga akan dilengkapi dengan berbagai layanan di antaranya transportasi mobil listrik, direktori bisnis dan UKM, pembayaran nontunai.
Direktur Operasi Bisnis Boost Wendhyharto Kusumaatmadja mengatakan pihaknya akan memfasilitasi transaksi setiap penjual dan pembeli di SVF 2018.
Untuk itu, kedua pihak harus memiliki aplikasi yang dapat diunduh di "play store" atau "iTunes app store" tersebut untuk memudahkan mereka bertransaksi melalui kode bar dan tidak lagi menggunakan tunai.
"Kami akan siapkan sejumlah titik untuk isi ulang saldo Boost," katanya sembari menambahkan sudah menggandeng sejumlah perbankan.
Ia menambahkan Bali, melalui SVF tahun ini menjadi lokasi pertama untuk mengenalkan konsep nontunai tersebut karena dinilai merupakan pasar yang adaktif dan terbuka menerima inovasi baru."Ini merupakan sarana kami untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui Sanur Village Festival yang sudah berjalan bertahun-tahun dan masuk kalender wisata pemerintah," ucapnya.
SVF 2018 akan menghadirkan sejumlah atraksi wisata yang terinspirasi dari semangat kebersamaan masyarakat Bali ketika menghadapi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung sesuai dengan tema besar "Mandala Giri".
"Mandala Giri" secara harfiah dapat diartikan sebagai lingkaran dan gunung yang bagi orang Bali adalah hulu atau kepala yang menjadi orientasi spiritual dan budaya.
Festival yang digelar sejak 2006 itu akan dimeriahkan pagelaran budaya tradisional Bali dan Nusantara berbaur dengan beragam jenis musik modern.
Pergelaran sendratari kolosal, kreativitas seni ditampilkan bagi publik seperti melukis di tubuh, pameran seni rupa dan fotografi, seni pahat memanfaatkan es dan buah yang diramu selama penyelenggaraan festival tersebut.
Aneka perlombaan seperti olahraga maraton, triatlon, futsal, tenis, golf, selancar, "wind surfing", kompetisi memancing, parade jukung serta olahraga air lainnya menjadi nilai tambah festival itu.
Wisatawan bisa menikmati aktivitas bersepeda menjelajahi Sanur sambil menikmati aktivitas nelayan, keindahan pantai, arsitektur, lansekap, kuliner, situs-situs bersejarah, museum dan galeri seni.
SVF juga dimeriahkan festival layang-layang dunia yang menampilkan berbagai macam layang-layang tradisional Bali sampai kontemporer dari peserta mancanegara. Sensasi kuliner dari warung hingga restoran dan hotel bintang lima yang digelar di bazar makanan juga bisa dinikmati wisatawan dengan harga terjangkau.
SVF juga akan menggelar aksi hijau dan lestari, di antaranya penanaman terumbu karang, pelepasan tukik, aksi bersih pantai, penanaman bibit mangrove, penanaman pohon langka, edukasi lingkungan hidup dan kampanye peduli lingkungan.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Wisatawan yang kini didominasi generasi melek teknologi dan milenial menginginkan praktik pariwisata yang mudah, cerdas, aman dan semua dapat dilakukan dengan ponsel," kata Ketua Umum Sanur Village Festival Ida Bagus Gede Sidharta Putra di Denpasar, Bali, Senin.
Menurut dia, hadirnya aplikasi ekonomi digital Boost milik PT Axiata Digital Services Indonesia tersebut sekaligus menambah nama baru ajang pariwisata itu pada 2018 menjadi Boost Sanur Village Festival yang dipusatkan di Pantai Matahari Terbit, Sanur.
Ia menjelaskan aplikasi digital itu salah satunya diimplementasikan dalam layanan penyewaan sepeda atau "Gowes" yang diakses melalui telepon pintar pada kegiatan pariwisata yang akan dilaksanakan pada 22-26 Agustus 2018.
Di sepanjang pantai dan Jalan Danau Tamblingan terdapat 12 titik yang menyediakan 110 sepeda "Gowes" yang bisa diakses melalui ponsel dengan biaya murah.Dengan begitu, wisatawan juga bisa menyusuri desa dan pantai di Sanur menggunakan sepeda yang ramah lingkungan.
Selain "Gowes", sarana itu juga akan dilengkapi dengan berbagai layanan di antaranya transportasi mobil listrik, direktori bisnis dan UKM, pembayaran nontunai.
Direktur Operasi Bisnis Boost Wendhyharto Kusumaatmadja mengatakan pihaknya akan memfasilitasi transaksi setiap penjual dan pembeli di SVF 2018.
Untuk itu, kedua pihak harus memiliki aplikasi yang dapat diunduh di "play store" atau "iTunes app store" tersebut untuk memudahkan mereka bertransaksi melalui kode bar dan tidak lagi menggunakan tunai.
"Kami akan siapkan sejumlah titik untuk isi ulang saldo Boost," katanya sembari menambahkan sudah menggandeng sejumlah perbankan.
Ia menambahkan Bali, melalui SVF tahun ini menjadi lokasi pertama untuk mengenalkan konsep nontunai tersebut karena dinilai merupakan pasar yang adaktif dan terbuka menerima inovasi baru."Ini merupakan sarana kami untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat melalui Sanur Village Festival yang sudah berjalan bertahun-tahun dan masuk kalender wisata pemerintah," ucapnya.
SVF 2018 akan menghadirkan sejumlah atraksi wisata yang terinspirasi dari semangat kebersamaan masyarakat Bali ketika menghadapi peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Agung sesuai dengan tema besar "Mandala Giri".
"Mandala Giri" secara harfiah dapat diartikan sebagai lingkaran dan gunung yang bagi orang Bali adalah hulu atau kepala yang menjadi orientasi spiritual dan budaya.
Festival yang digelar sejak 2006 itu akan dimeriahkan pagelaran budaya tradisional Bali dan Nusantara berbaur dengan beragam jenis musik modern.
Pergelaran sendratari kolosal, kreativitas seni ditampilkan bagi publik seperti melukis di tubuh, pameran seni rupa dan fotografi, seni pahat memanfaatkan es dan buah yang diramu selama penyelenggaraan festival tersebut.
Aneka perlombaan seperti olahraga maraton, triatlon, futsal, tenis, golf, selancar, "wind surfing", kompetisi memancing, parade jukung serta olahraga air lainnya menjadi nilai tambah festival itu.
Wisatawan bisa menikmati aktivitas bersepeda menjelajahi Sanur sambil menikmati aktivitas nelayan, keindahan pantai, arsitektur, lansekap, kuliner, situs-situs bersejarah, museum dan galeri seni.
SVF juga dimeriahkan festival layang-layang dunia yang menampilkan berbagai macam layang-layang tradisional Bali sampai kontemporer dari peserta mancanegara. Sensasi kuliner dari warung hingga restoran dan hotel bintang lima yang digelar di bazar makanan juga bisa dinikmati wisatawan dengan harga terjangkau.
SVF juga akan menggelar aksi hijau dan lestari, di antaranya penanaman terumbu karang, pelepasan tukik, aksi bersih pantai, penanaman bibit mangrove, penanaman pohon langka, edukasi lingkungan hidup dan kampanye peduli lingkungan.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018