Badung (Antaranews) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mewajibkan olahraga beladiri Pencak Silat sebagai ekstrakurikuler wajib di jenjang SD dan SMP di wilayah setempat.

Keterangan Humas Badung yang diterima koresponden Antara di Mangupura, Kamis, menyebutkan pejabat Pemkab Badung membuka kegiatan Pelatihan Pencak Silat bagi Guru-Guru Olahraga tingkat SD dan SMP se-Badung, di GOR Purna Krida, Kerobokan, Badung, Rabu (8/8).

Wakil Bupati Badung, I Ketut Suiasa, yang membuka kegiatan itu mengatakan, Pemkab Badung memiliki komitmen yang cepat, pasti dan tegas untuk memajukan olahraga Pencak Silat. Untuk itu, cabang olahraga tersebut akan diwajibkan di sekolah sebagai salah satu cabang kegiatan ekstrakurikuler bagi pelajar Sekolah SD dan SMP.

"Pencak Silat merupakan olahraga bela diri yang memerlukan banyak konsentrasi. Pencak silat juga salah satu cabang olahraga andalan Badung dalam meraih prestasi pada berbagai kejuaraan. Untuk itu, nantinya ekstrakurikuler ini akan bermanfaat bagi pelajar," ujarnya.

Saat ini, tenaga pelatih yang berasal dari luar sekolah masih terbatas. Untuk itu, para guru olahraga dilatih dan diberikan pengetahuan Pencak Silat agar dapat menguasai dan memiliki kemampuan. 

"Setelah mengikuti kegiatan ini, saya harap guru olahraga dapat melatih muridnya di sekolah masing-masing. Nantinya, kami juga akan menggelar kejuaraan Pencak Silat mulai tingkat desa, kecamatan serta kabupaten untuk menjaring bibit atlet Pencak Silat potensial yang akan dibina untuk mengikuti kejuaraan di jenjang yang lebih tinggi,“ katanya.

Kabid Pendidikan Pemuda dan Olahraga Badung selaku Ketua Panitia, Nyoman Punia, mengatakan,kegiatan pelatihan Pencak Silat bagi guru-guru olahraga itu untuk mensosialisasikan olahraga Pencak Silat bagi guru-guru tingkat SD dan SMP di Kabupaten Badung. 

"Harapan kami dkegiatan ini dapat mendorong dan memberdayakan Pencak Silat sebagai bagian yang penting dan strategis bagi pencapaian prestasi, serta meningkatkan pengetahuan olahraga para peserta pelatihan.

Sementara itu, kegiatan pelatihan tersebut terbagi menjadi dua gelombang. Gelombang I digelar 9-12 Agustus yang diikuti 125 peserta, terdiri dari guru-guru tingkat SD dan SMP Negeri dari Kecamatan Petang, Abiansemal dan Kuta. 

"Sedangkan Gelombang II kami gelar pada tanggal 13-16 Agustus dengan diikuti 146 orang guru yang terdiri dari guru-guru tingkat SD dan SMP Negeri asal Kecamatan Mengwi, Kuta Utara dan Kuta Selatan," katanya.  (ed)

Pewarta: Naufal Fikri Yusuf

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018