Gianyar (Antara Bali) - Asosiasi Pengusaha Konstruksi Nasional Indonesia (Aspekindo) Kabupaten Gianyar, Bali menyoroti penggandaan sekaligus pengenaan biaya dokumen pada proses pendaftaran tender proyek jalan dan irigasi di Kabupaten Gianyar.
"Kami menemukan kejanggalan, masa dokumen pendaftaran tender proyek kena biaya dan digandakan," kata Ketua Aspekindo Gianyar I Made Sumberjaya, Jumat.
Menurut pria asal Banjar Lembeng itu, kejanggalan tersebut telah menyalahi Keputusan Presiden Nomer 54 tahun 2011 tentang jasa kontruksi.
Selain kejanggalan masalah adiministrasi, proyek jalan irigisi yang pemenang tendernya diumumkan pada tanggal 26 Juli 2011 itu juga terkesan disembunyikan pada saat pembukaan tender.
"Tender yang diumumkan melalui website pemerintah itu tak kelihatan secara menyeluruh," katanya.
Bukan hanya itu, pemenang proyek tender yang diumumkan oleh panitia sangat merugikan pemerintah.
"Masa ada yang nawar 30 persen atau 40 persen dari nilai proyek digugurkan, sedangkan yang satu persen dimenangkan, ini kan jelas merugikan negara," jelasnya.
Tidak berhenti sampai di situ, salah satu rekanan namanya CV Inersia dibiarkan menang tender, padahal sempat menyisakan masalah di Kabupaten Klungkung.
"Rekanan tersebut sempat tidak dibayar serta dibatalkan di tengah jalan pada saat proyek pengerukan dermaga yang ditangani Dinas Perhubungan," katanya.
Sumberjaya mengatakan, masalah ini sangat keterlaluan, bukan berarti dirinya cemburu ataupun iri hati, tetapi kalau dibiarkan secara terus menerus akan menimbulkan dampak lain.
"Kami tak tahan dengan sistem seperti tersebut, untuk itu kami bicara," jelasnya.
Ia mengaku, saat ini adapun sejumlah proyek irigasi yang dimaksud itu adalah proyek rehabilitasi jalan By Pas-Masceti senilai Rp670 juta, proyek Kebon-Tumbakasa-Pakudui Tegallalang senilai Rp66 juta, proyek lingkungan ketandan senilai Rp120 juta.
Proyek lainnya, kata Sumberjaya, yaitu subak Wasan senilai Rp700 juta, proyek LC kuburan Beng senilai Rp530 juta, proyek boogduiker jalan bukit batu Sidan senilai Rp480 juta, proyek Pura Dalem Keliki senilai Rp 840 juta, serta proyek Kebun Bunga senilai Rp1 miliar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011
"Kami menemukan kejanggalan, masa dokumen pendaftaran tender proyek kena biaya dan digandakan," kata Ketua Aspekindo Gianyar I Made Sumberjaya, Jumat.
Menurut pria asal Banjar Lembeng itu, kejanggalan tersebut telah menyalahi Keputusan Presiden Nomer 54 tahun 2011 tentang jasa kontruksi.
Selain kejanggalan masalah adiministrasi, proyek jalan irigisi yang pemenang tendernya diumumkan pada tanggal 26 Juli 2011 itu juga terkesan disembunyikan pada saat pembukaan tender.
"Tender yang diumumkan melalui website pemerintah itu tak kelihatan secara menyeluruh," katanya.
Bukan hanya itu, pemenang proyek tender yang diumumkan oleh panitia sangat merugikan pemerintah.
"Masa ada yang nawar 30 persen atau 40 persen dari nilai proyek digugurkan, sedangkan yang satu persen dimenangkan, ini kan jelas merugikan negara," jelasnya.
Tidak berhenti sampai di situ, salah satu rekanan namanya CV Inersia dibiarkan menang tender, padahal sempat menyisakan masalah di Kabupaten Klungkung.
"Rekanan tersebut sempat tidak dibayar serta dibatalkan di tengah jalan pada saat proyek pengerukan dermaga yang ditangani Dinas Perhubungan," katanya.
Sumberjaya mengatakan, masalah ini sangat keterlaluan, bukan berarti dirinya cemburu ataupun iri hati, tetapi kalau dibiarkan secara terus menerus akan menimbulkan dampak lain.
"Kami tak tahan dengan sistem seperti tersebut, untuk itu kami bicara," jelasnya.
Ia mengaku, saat ini adapun sejumlah proyek irigasi yang dimaksud itu adalah proyek rehabilitasi jalan By Pas-Masceti senilai Rp670 juta, proyek Kebon-Tumbakasa-Pakudui Tegallalang senilai Rp66 juta, proyek lingkungan ketandan senilai Rp120 juta.
Proyek lainnya, kata Sumberjaya, yaitu subak Wasan senilai Rp700 juta, proyek LC kuburan Beng senilai Rp530 juta, proyek boogduiker jalan bukit batu Sidan senilai Rp480 juta, proyek Pura Dalem Keliki senilai Rp 840 juta, serta proyek Kebun Bunga senilai Rp1 miliar.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011