Denpasar (Antaranews Bali) - Pengurus Daerah Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Kota Denpasar menargetkan dua medali emas dalam ajang kejuaraan tinju "Piala Kapolri II" di Manado, Sulawesi Utara, 3-11 Juli 2018.
"Kami berharap para tinju berasal dari Denpasar, Bali, tak gentar menghadapi lawannya. Yang penting fokus pada apa yang diarahkan pelatih," kata Ketua Harian PD Pertina Kota Denpasar, Gede Risky Pramana pada pelepasan atlet di Denpasar, Minggu (1/7) malam.
Kepada atlet, ia meminta untuk tidak takut menghadapi lawannya, termasuk dari peserta luar negeri, sebab kejuaraan dalam rangka Hari Bhayangkara atau HUT Polri itu sifatnya "open" atau terbuka.
Dalam kejuaraan tersebut, sedikitnya ada 10 negara luar Indonesia yang memastikan diri turut berkompetisi, yakni Australia, Thailand, Filipina, Singapura, Jepang dan Malaysia. Negara tersebut memang dikenal memiliki petinju kuat, terutama Thailand.
"Petinju kami latihan secara berkelanjutan, jadi bukan ikut kejuaraan, baru latihan. Tapi tetap rutin latihan. Makanya, tidak perlu terlalu mengkhawatirkan petinju dari luar Indonesia. Kami justru optimistis dengan kemampuan petinju kami," ucap Gede Risky Pramana.
Didampingi Sekretaris Umum Pertina Denpasar Ery Ratmadi Oktavia, ia mengatakan Pertina Denpasar mengirimkan lima petinju di Piala Kapolri.
Kelimanya adalah Krispinus (Kelas Layang Ringan 46 kilogram kg), Kornelis Kwangu Langu (Kelas Layang 49 kg), Ferdinandus Seran (Kelas Terbang 52 kg), Julio Bria (Kelas Bantam 56 kg) dan Bayu (Kelas Ringan 60 kg).
"Jadi, disini ada tambahan Krispinus, karena kelas Layang Ringan akhirnya jadi dipertandingkan. Kami harap dia tetap berprestasi," ucap Gede Risky Pramana.
Terkait targetnya, ia menyebut minimal wajib dapat satu keping medali emas, namun targenya adalah dua medali emas, sebab dua petinju tersebut berpengalaman di ajang internasional.
"Kornelis dan Julio Bria kami bebankan dia meraih medali. Kalau tiga petinju lainnya memang baru pertama kali akan menghadapi petinju luar negeri," ujarnya Ery Ratmadi.
Sementara itu, pelatih tinju Pertina Denpasar, Yulianus Leo Bunga, juga memberikan atensi lebih kepada para petinju dari luar Indonesia yang ingin ambil bagian dalam Kejuaraan Tinju Piala Kapolri.
"Dengan turunnya petinju dari luar Indonesia, kami dari Pertina Denpasar merasa buta akan kekuatan lawan, terutama petinju siapa saja yang akan diturunkan dalam mewakili negaranya tersebut," katanya.
Jika pesertanya dari Indonesia saja cukup tahu perkembangan tinju di Tanah Air. Kejuaraan itu diikuti atlet dari 22 provinsi di luar Bali, seperti Sasana Mabes TNI AD, Kalimantan Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara.
Selain itu, Banten, NTT, NTB, Kaltim, Kalsel, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Papua, Jabar, Sasana TNI AU, DKI Jakarta, Aceh, Jatim, Kalteng, Sumut, dan Sulawesi Selatan.
"Kami cukup paham dengan perkembangan tinju mereka. Yang dari petinju luar negeri kami belum tahu. Seperti Australia, Jepang, Jordan, Malaysia, Singapura, Filipina, Sri Lanka, Thailand, China Taipei, Vietnam," kata Yulianus Leo Bunga. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami berharap para tinju berasal dari Denpasar, Bali, tak gentar menghadapi lawannya. Yang penting fokus pada apa yang diarahkan pelatih," kata Ketua Harian PD Pertina Kota Denpasar, Gede Risky Pramana pada pelepasan atlet di Denpasar, Minggu (1/7) malam.
Kepada atlet, ia meminta untuk tidak takut menghadapi lawannya, termasuk dari peserta luar negeri, sebab kejuaraan dalam rangka Hari Bhayangkara atau HUT Polri itu sifatnya "open" atau terbuka.
Dalam kejuaraan tersebut, sedikitnya ada 10 negara luar Indonesia yang memastikan diri turut berkompetisi, yakni Australia, Thailand, Filipina, Singapura, Jepang dan Malaysia. Negara tersebut memang dikenal memiliki petinju kuat, terutama Thailand.
"Petinju kami latihan secara berkelanjutan, jadi bukan ikut kejuaraan, baru latihan. Tapi tetap rutin latihan. Makanya, tidak perlu terlalu mengkhawatirkan petinju dari luar Indonesia. Kami justru optimistis dengan kemampuan petinju kami," ucap Gede Risky Pramana.
Didampingi Sekretaris Umum Pertina Denpasar Ery Ratmadi Oktavia, ia mengatakan Pertina Denpasar mengirimkan lima petinju di Piala Kapolri.
Kelimanya adalah Krispinus (Kelas Layang Ringan 46 kilogram kg), Kornelis Kwangu Langu (Kelas Layang 49 kg), Ferdinandus Seran (Kelas Terbang 52 kg), Julio Bria (Kelas Bantam 56 kg) dan Bayu (Kelas Ringan 60 kg).
"Jadi, disini ada tambahan Krispinus, karena kelas Layang Ringan akhirnya jadi dipertandingkan. Kami harap dia tetap berprestasi," ucap Gede Risky Pramana.
Terkait targetnya, ia menyebut minimal wajib dapat satu keping medali emas, namun targenya adalah dua medali emas, sebab dua petinju tersebut berpengalaman di ajang internasional.
"Kornelis dan Julio Bria kami bebankan dia meraih medali. Kalau tiga petinju lainnya memang baru pertama kali akan menghadapi petinju luar negeri," ujarnya Ery Ratmadi.
Sementara itu, pelatih tinju Pertina Denpasar, Yulianus Leo Bunga, juga memberikan atensi lebih kepada para petinju dari luar Indonesia yang ingin ambil bagian dalam Kejuaraan Tinju Piala Kapolri.
"Dengan turunnya petinju dari luar Indonesia, kami dari Pertina Denpasar merasa buta akan kekuatan lawan, terutama petinju siapa saja yang akan diturunkan dalam mewakili negaranya tersebut," katanya.
Jika pesertanya dari Indonesia saja cukup tahu perkembangan tinju di Tanah Air. Kejuaraan itu diikuti atlet dari 22 provinsi di luar Bali, seperti Sasana Mabes TNI AD, Kalimantan Utara, Gorontalo, dan Maluku Utara.
Selain itu, Banten, NTT, NTB, Kaltim, Kalsel, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Papua, Jabar, Sasana TNI AU, DKI Jakarta, Aceh, Jatim, Kalteng, Sumut, dan Sulawesi Selatan.
"Kami cukup paham dengan perkembangan tinju mereka. Yang dari petinju luar negeri kami belum tahu. Seperti Australia, Jepang, Jordan, Malaysia, Singapura, Filipina, Sri Lanka, Thailand, China Taipei, Vietnam," kata Yulianus Leo Bunga. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018