Denpasar (Antaranews Bali) - Partai Golkar Provinsi Bali akan mengutamakan anggota fraksi yang saat ini sudah duduk kursi di DPRD provinsi dan kabupaten/kota untuk maju kembali menjadi calon legislatif dalam Pemilihan Umum 2019.
"Kami akan mengutamakan anggota fraksi untuk maju dalam Pemilu 2019 dengan syarat harus mampu tetap mempertahankan jumlah perolehan suara di masing-masing daerah pemilih," kata Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-Nusra DPP Partai Golkar, Gde Sumarjaya Linggih, saat dihubungi dari Denpasar, Minggu.
Selain itu, bagi caleg yang memperoleh suara paling banyak atau melebihi target akan menjadi nilai tambah dan akan mendapatkan jabatan strategi di DPRD Kabupaten/Kota dan DPRD Provinsi Bali dan DPR RI melalui pemilu pda 17 April 2019 itu.
Pihaknya sedang menyusun daftar calon sementara (DCS) untuk kursi kabupaten/kota dan DPRD Provinsi Bali ke Pemilu 2019 dan ditambah sejumlah tokoh masyarakat, kader muda dan kader perempuan Partai Golkar untuk mampu meningkatkan perolehan suara tersebut.
Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer tersebut menargetkan peningkatan perolehan kursi Partai Golkar di DPRD Provinsi Bali yakni dari 11 kursi perolehan pada Pemilu 2014 menjadi 15 kursi pada Pemilu 2019.
"Begitu juga perolehan kursi di kabupaten/kota di Bali juga kami targetkan mampu memenuhi target," ujarnya.
Para angota DPRD Provinsi Bali dari Golkar yang akan ditarungkan kembali berebut kursi DPRD Bali 2019-2024 melalui Pemilu 2019 yakni Ni Putu Yuli Artini (Dapil Karangasem yang meraih 24.458 suara saat Pemilu 2014), dan I Wayan Gunawan (Dapil Bangli/22.472 suara di Pemilu 2014).
Selanjutnya, Tjok Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Dapil Gianyar/ 22.246 suara di Pemilu 2014), I Ketut Suwandhi (Dapil Denpasar/ 21.556 suara di Pemilu 2014), dan Wayan Rawan Atmaja (Dapil Badung/ 18.034 suara di Pemilu 2014).
Berikutnya, IB Pada Kesuma (Dapil Badung/17.931 suara di Pemilu 2014), I Nyoman Wirya (Dapil Tabanan/ 17.663 suara di Pemilu 2014), IB Gede Udiyana (Dapil Denpasar/ 12.476 suara di Pemilu 2014), Ida Gede Komang Kresna Budi (Dapil Buleleng/ 11.730 suara di Pemilu 2014), Nyoman Sugawa Korry (Dapil Buleleng/10.886 suara di Pemilu 2014) dan Made Suardana (Dapil Jembrana/5.525 suara di Pemilu 2014).
Namun, dari 11 anggota DPRD Bali petahana/incumbent tersebut, Tjok Raka Kerthyasa alias Cok Ibah tidak maju dalam Pemilu 2019, karena mundur dan bertarung dalam Pilkada Kabupaten Gianyar 2018. Dengan demikian, posisi Cok Ibah di DPRD Bali akan digantikan Made Dauh Wijana sekaligus akan maju sebagai caleg dalam Pemilu 2019 dari dapil Gianyar.
Demer yang merupakan Anggota DPR-RI tiga periode tersebut mengingatkan kepada seluruh kader yang akan bertarung dalam Pemilu 2019 untuk tetap menjaga solidaritas serta menghindari adanya gesekan antar-kader.
"Mari bersaing secara sehat dan saling mendukung untuk bisa meningkatkan perolehan suara sehingga seluruh kabupaten/kota di Bali ada perwakilan yang duduk di DPRD kabupaten/kota dan Provinsi Bali," ujarnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kami akan mengutamakan anggota fraksi untuk maju dalam Pemilu 2019 dengan syarat harus mampu tetap mempertahankan jumlah perolehan suara di masing-masing daerah pemilih," kata Ketua Pemenangan Pemilu Wilayah Bali-Nusra DPP Partai Golkar, Gde Sumarjaya Linggih, saat dihubungi dari Denpasar, Minggu.
Selain itu, bagi caleg yang memperoleh suara paling banyak atau melebihi target akan menjadi nilai tambah dan akan mendapatkan jabatan strategi di DPRD Kabupaten/Kota dan DPRD Provinsi Bali dan DPR RI melalui pemilu pda 17 April 2019 itu.
Pihaknya sedang menyusun daftar calon sementara (DCS) untuk kursi kabupaten/kota dan DPRD Provinsi Bali ke Pemilu 2019 dan ditambah sejumlah tokoh masyarakat, kader muda dan kader perempuan Partai Golkar untuk mampu meningkatkan perolehan suara tersebut.
Gde Sumarjaya Linggih yang akrab disapa Demer tersebut menargetkan peningkatan perolehan kursi Partai Golkar di DPRD Provinsi Bali yakni dari 11 kursi perolehan pada Pemilu 2014 menjadi 15 kursi pada Pemilu 2019.
"Begitu juga perolehan kursi di kabupaten/kota di Bali juga kami targetkan mampu memenuhi target," ujarnya.
Para angota DPRD Provinsi Bali dari Golkar yang akan ditarungkan kembali berebut kursi DPRD Bali 2019-2024 melalui Pemilu 2019 yakni Ni Putu Yuli Artini (Dapil Karangasem yang meraih 24.458 suara saat Pemilu 2014), dan I Wayan Gunawan (Dapil Bangli/22.472 suara di Pemilu 2014).
Selanjutnya, Tjok Raka Kerthyasa alias Cok Ibah (Dapil Gianyar/ 22.246 suara di Pemilu 2014), I Ketut Suwandhi (Dapil Denpasar/ 21.556 suara di Pemilu 2014), dan Wayan Rawan Atmaja (Dapil Badung/ 18.034 suara di Pemilu 2014).
Berikutnya, IB Pada Kesuma (Dapil Badung/17.931 suara di Pemilu 2014), I Nyoman Wirya (Dapil Tabanan/ 17.663 suara di Pemilu 2014), IB Gede Udiyana (Dapil Denpasar/ 12.476 suara di Pemilu 2014), Ida Gede Komang Kresna Budi (Dapil Buleleng/ 11.730 suara di Pemilu 2014), Nyoman Sugawa Korry (Dapil Buleleng/10.886 suara di Pemilu 2014) dan Made Suardana (Dapil Jembrana/5.525 suara di Pemilu 2014).
Namun, dari 11 anggota DPRD Bali petahana/incumbent tersebut, Tjok Raka Kerthyasa alias Cok Ibah tidak maju dalam Pemilu 2019, karena mundur dan bertarung dalam Pilkada Kabupaten Gianyar 2018. Dengan demikian, posisi Cok Ibah di DPRD Bali akan digantikan Made Dauh Wijana sekaligus akan maju sebagai caleg dalam Pemilu 2019 dari dapil Gianyar.
Demer yang merupakan Anggota DPR-RI tiga periode tersebut mengingatkan kepada seluruh kader yang akan bertarung dalam Pemilu 2019 untuk tetap menjaga solidaritas serta menghindari adanya gesekan antar-kader.
"Mari bersaing secara sehat dan saling mendukung untuk bisa meningkatkan perolehan suara sehingga seluruh kabupaten/kota di Bali ada perwakilan yang duduk di DPRD kabupaten/kota dan Provinsi Bali," ujarnya. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018