Singaraja (Antaranews Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengingatkan lulusan SMAN Bali Mandara (Smanbara) dan SMKN Bali Mandara (Skandara) agar bisa mandiri, tidak cengeng dan tidak mudah mengeluh.
"Kita patut berbangga terhadap sederet prestasi yang diraih, tetapi setelah ini kalian akan memasuki kehidupan baru, kalian akan menghadapi kehidupan sebenarnya. Kalian tidak lagi disiapkan makan seperti di sini, mungkin fasilitas akan lebih terbatas, tetapi kalian jangan cengeng dan mengeluh, kalian harus mandiri," katanya saat menghadiri acara perpisahan (graduation) siswa Smanbara dan Skandara tahun pelajaran 2017/2018, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Rabu.
Setelah mengenyam pendidikan selama tiga tahun di sekolah yang diperuntukkan siswa dari keluarga kurang mampu itu, Pastika mengharapkan supaya ilmu yang sudah diperoleh dapat menjadi pegangan dalam mengarungi kehidupan sehingga menjadi orang yang berhasil.
Menurutnya, jangan setelah keluar dari SMA/SMK Bali Mandara malah menyusahkan orang tua, jangan "menyusu" kepada orang tua, namun harus bisa mandiri.
"Semoga dengan bekal ilmu dan disiplin yang sudah diperoleh kalian bisa sukses, tidak ada kata menyerah, maju terus," ujar Pastika menyemangati para siswa seraya mencontohkan dirinya yang tanpa ditemani seorang sanak saudara pun saat mengikuti kelulusan pendidikan Akabri. Keluarganya saat itu tidak memiliki biaya karena berasal dari keluarga kurang mampu.
Di sisi lain, berkaca dari awal dibangunnya sekolah yang semula memiliki berbagai keterbatasan diharapkan dapat terus memacu sekolah dan para peserta didik untuk terus mencetak dan melahirkan siswa-siswa yang berprestasi.
"Segala kemudahan yang ada harusnya bisa membuat kalian lebih berprestasi, jangan malah sebaliknya bikin kalian manja. Ingat dulu pertama sekolah ini dibangun, gedung baru satu, guru dan para siswa jadi satu, belajar di sana, makan juga masih seadanya. Kalau sekarang semua fasilitas sudah mendukung, sudah bagus, kalian harus bisa lebih baik, tidak semua orang bisa seperti kalian," kata Pastika.
Masih dalam sambutannya, Gubernur Pastika melalui program sekolah SMA-SMK Bali Mandara juga ingin mengajak masyarakat yang mampu agar lebih peduli kepada sesama yang membutuhkan.
"Setiap tahun hampir 1.500 orang pelamar ingin bersekolah di sini, sedangkan yang diterima kurang dari 200 orang. Lebih dari 1.000 pelamar yang rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu ditolak, bayangkan jika sekolah ini tidak ada," ujarnya.
Oleh karena itu, Pastika ingin mengetuk hati untuk ikut peduli dan membantu agar bisa mengangkat harkat dan martabat keluarganya.
"Seperti siswa di sekolah ini, rata-rata IQ mereka borderline, tetapi dengan sistem pendidikan yang diterapkan, mereka mampu berprestasi tidak hanya untuk dirinya sendiri, bahkan mampu mengharumkan nama daerah dan bangsa hingga ke luar negeri," katanya.
Sementara itu, Kepala SMAN Bali Mandara Nyoman Darta menyampaikan total siswa yang mengikuti kelulusan tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 187, di antaranya 90 orang di SMAN Bali Mandara (Smandara) dan 97 orang di SMKN Bali Mandara (Skandara).
"Tingkat kelulusan 100 persen, 2 siswa di antaranya berhasil mengikuti percepatan pendidikan dan berhasil menyelesaikan pendidikan hanya dalam waktu 2 tahun, serta 3 orang di antaranya menyelesaikan pendidikan selama 4 tahun. Bukan karena mereka tidak pintar, tetapi mereka memperoleh pengalaman pertukaran pelajar ke AS," ujar Darta.
Tak hanya itu, dua orang siswa yang mengalami kekurangan fisik namun memiliki berbagai prestasi juga turut dihadirkan di podium, yakni Ni Kadek Namiani Tiara Putri, di antaranya berprestasi meraih Juara 3 lomba esai tingkat nasional Kemenkum dan HAM RI Tahun 2017, serta Kadek Endra Adi Sastrawan yang berprestasi meraih Juara 3 Lomba Catur Tingkat Kabupaten dalam rangka HUT ke-70 RI. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Kita patut berbangga terhadap sederet prestasi yang diraih, tetapi setelah ini kalian akan memasuki kehidupan baru, kalian akan menghadapi kehidupan sebenarnya. Kalian tidak lagi disiapkan makan seperti di sini, mungkin fasilitas akan lebih terbatas, tetapi kalian jangan cengeng dan mengeluh, kalian harus mandiri," katanya saat menghadiri acara perpisahan (graduation) siswa Smanbara dan Skandara tahun pelajaran 2017/2018, di Singaraja, Kabupaten Buleleng, Rabu.
Setelah mengenyam pendidikan selama tiga tahun di sekolah yang diperuntukkan siswa dari keluarga kurang mampu itu, Pastika mengharapkan supaya ilmu yang sudah diperoleh dapat menjadi pegangan dalam mengarungi kehidupan sehingga menjadi orang yang berhasil.
Menurutnya, jangan setelah keluar dari SMA/SMK Bali Mandara malah menyusahkan orang tua, jangan "menyusu" kepada orang tua, namun harus bisa mandiri.
"Semoga dengan bekal ilmu dan disiplin yang sudah diperoleh kalian bisa sukses, tidak ada kata menyerah, maju terus," ujar Pastika menyemangati para siswa seraya mencontohkan dirinya yang tanpa ditemani seorang sanak saudara pun saat mengikuti kelulusan pendidikan Akabri. Keluarganya saat itu tidak memiliki biaya karena berasal dari keluarga kurang mampu.
Di sisi lain, berkaca dari awal dibangunnya sekolah yang semula memiliki berbagai keterbatasan diharapkan dapat terus memacu sekolah dan para peserta didik untuk terus mencetak dan melahirkan siswa-siswa yang berprestasi.
"Segala kemudahan yang ada harusnya bisa membuat kalian lebih berprestasi, jangan malah sebaliknya bikin kalian manja. Ingat dulu pertama sekolah ini dibangun, gedung baru satu, guru dan para siswa jadi satu, belajar di sana, makan juga masih seadanya. Kalau sekarang semua fasilitas sudah mendukung, sudah bagus, kalian harus bisa lebih baik, tidak semua orang bisa seperti kalian," kata Pastika.
Masih dalam sambutannya, Gubernur Pastika melalui program sekolah SMA-SMK Bali Mandara juga ingin mengajak masyarakat yang mampu agar lebih peduli kepada sesama yang membutuhkan.
"Setiap tahun hampir 1.500 orang pelamar ingin bersekolah di sini, sedangkan yang diterima kurang dari 200 orang. Lebih dari 1.000 pelamar yang rata-rata berasal dari keluarga kurang mampu ditolak, bayangkan jika sekolah ini tidak ada," ujarnya.
Oleh karena itu, Pastika ingin mengetuk hati untuk ikut peduli dan membantu agar bisa mengangkat harkat dan martabat keluarganya.
"Seperti siswa di sekolah ini, rata-rata IQ mereka borderline, tetapi dengan sistem pendidikan yang diterapkan, mereka mampu berprestasi tidak hanya untuk dirinya sendiri, bahkan mampu mengharumkan nama daerah dan bangsa hingga ke luar negeri," katanya.
Sementara itu, Kepala SMAN Bali Mandara Nyoman Darta menyampaikan total siswa yang mengikuti kelulusan tahun pelajaran 2017/2018 sebanyak 187, di antaranya 90 orang di SMAN Bali Mandara (Smandara) dan 97 orang di SMKN Bali Mandara (Skandara).
"Tingkat kelulusan 100 persen, 2 siswa di antaranya berhasil mengikuti percepatan pendidikan dan berhasil menyelesaikan pendidikan hanya dalam waktu 2 tahun, serta 3 orang di antaranya menyelesaikan pendidikan selama 4 tahun. Bukan karena mereka tidak pintar, tetapi mereka memperoleh pengalaman pertukaran pelajar ke AS," ujar Darta.
Tak hanya itu, dua orang siswa yang mengalami kekurangan fisik namun memiliki berbagai prestasi juga turut dihadirkan di podium, yakni Ni Kadek Namiani Tiara Putri, di antaranya berprestasi meraih Juara 3 lomba esai tingkat nasional Kemenkum dan HAM RI Tahun 2017, serta Kadek Endra Adi Sastrawan yang berprestasi meraih Juara 3 Lomba Catur Tingkat Kabupaten dalam rangka HUT ke-70 RI. (ed)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018