Negara (Antaranews Bali) - Ombak besar beberapa hari belakangan memperparah abrasi di sejumlah garis pantai di wilayah Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, Bali.
Sedikitnya dua rumah warga rusak akibat diterjang ombak dan digerus abrasi di Dusun Jineng Agung dan Asri Barat, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Selasa.
"Biasanya ombak besar datang bulan Agustus, tapi sekarang sudah datang bulan Mei. Kalau abrasi sudah cukup lama terjadi disini," kata Ketua RT VI Dusun Jineng Agung Made Supandi.
Ia mengatakan instansi terkait dari Pemkab Jembrana termasuk DPRD pernah datang ke lokasi, yang menurut informasi yang ia terima sudah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan penanggulangan abrasi.
"Informasinya sudah diusulkan ke pemerintah pusat karena memang bukan wewenang pemerintah kabupaten atau provinsi. Tapi sampai saat ini belum ada penanganan," katanya.
Menurutnya, sebanyak 13 keluarga yang tinggal berdekatan dengan pantai dengan abrasi yang terus mendekati ke pemukiman.
Warga setempat melakukan gotong-royong dengan memasang bambu dan cabang pohon, dengan harapan ombak tidak sampai masuk ke pekarangan rumah mereka.
"Ombak besar sering datang pada malam hari sehingga kami tidak berani tidur, takut rumah roboh karena dihantam ombak," kata Ketut Wenten, seorang warga setempat.
Ia mengaku, karena tidak memiliki tempat tinggal lain, dirinya bersama keluarga bertahan di rumah tersebut sambil terus waspada saat ombak besar datang.
Ombak besar yang membawa dampak abrasi beberapa hari belakangan menyebabkan beberapa bagian rumah milik warga itu juga jebol.
Menurutnya, tahun lalu dirinya sempat memasang penahan ombak, namun tidak mampu bertahan lama dari gempuran ombak dan tanah yang terkikis abrasi.
Selain Wenten, rumah milik Wayan Pica yang baru dibangun juga rusak akibat abrasi dan ombak besar.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
Sedikitnya dua rumah warga rusak akibat diterjang ombak dan digerus abrasi di Dusun Jineng Agung dan Asri Barat, Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Melaya, Selasa.
"Biasanya ombak besar datang bulan Agustus, tapi sekarang sudah datang bulan Mei. Kalau abrasi sudah cukup lama terjadi disini," kata Ketua RT VI Dusun Jineng Agung Made Supandi.
Ia mengatakan instansi terkait dari Pemkab Jembrana termasuk DPRD pernah datang ke lokasi, yang menurut informasi yang ia terima sudah mengusulkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan penanggulangan abrasi.
"Informasinya sudah diusulkan ke pemerintah pusat karena memang bukan wewenang pemerintah kabupaten atau provinsi. Tapi sampai saat ini belum ada penanganan," katanya.
Menurutnya, sebanyak 13 keluarga yang tinggal berdekatan dengan pantai dengan abrasi yang terus mendekati ke pemukiman.
Warga setempat melakukan gotong-royong dengan memasang bambu dan cabang pohon, dengan harapan ombak tidak sampai masuk ke pekarangan rumah mereka.
"Ombak besar sering datang pada malam hari sehingga kami tidak berani tidur, takut rumah roboh karena dihantam ombak," kata Ketut Wenten, seorang warga setempat.
Ia mengaku, karena tidak memiliki tempat tinggal lain, dirinya bersama keluarga bertahan di rumah tersebut sambil terus waspada saat ombak besar datang.
Ombak besar yang membawa dampak abrasi beberapa hari belakangan menyebabkan beberapa bagian rumah milik warga itu juga jebol.
Menurutnya, tahun lalu dirinya sempat memasang penahan ombak, namun tidak mampu bertahan lama dari gempuran ombak dan tanah yang terkikis abrasi.
Selain Wenten, rumah milik Wayan Pica yang baru dibangun juga rusak akibat abrasi dan ombak besar.(GBI)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018