Denpasar (Antaranews Bali) - Pangdam IX/Udayana Mayor Jenderal TNI Benny Susianto meminta jajarannya meningkatkan pengawasan terpadu dengan melibatkan kepolisian dan masyarakat, untuk mencegah masuknya teroris ke Bali dan mengantisipasi ledakan bom seperti di Surabaya (13/5).
"Prinsip buat kami TNI, ada bom Bali I, ada bom Bali II, tidak menutup kemungkinan ada bom Bali III. Artinya, kita tetap harus waspada," kata Benny di sela-sela acara coffee morning di Kantor Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali, di Denpasar, Senin.
Terkait dengan antisipasi masuknya teroris ke Bali, pihaknya juga sudah melepas perangkat intelijen di pintu-pintu masuk Pulau Dewata.
Selain itu, jajarannya hingga tingkat terbawah telah diinstruksikan untuk meningkatkan patroli dan pengawasan terpadu dengan melibatkan kepolisian, pecalang (petugas pengamanan adat), serta mengharapkan peran serta masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar.
"Seringkali masyarakat tidak terlalu `care` atau peduli dengan pendatang. Padahal kepedulian atau wajib lapor untuk 1x24 jam bagi pendatang harus diimplementasikan dengan benar," ucapnya.
Menurut Benny, jika untuk mengantisipasi teroris hanya mengandalkan Babinsa dan Babinkamtibmas tentunya dari sisi jumlah dan kemampuan akan terbatas untuk menjangkau keseluruhan wilayah desa.
"Oleh karena itu, saya imbau masyarakat untuk lebih `care` kalau ada pendatang di wilayahnya, bersilahturahmi menanyakan asalnya dari mana, tujuannya apa, untuk berapa lama tinggal dan sebagainya," ucapnya.
Hal seperti itulah yang ditugaskan Benny kepada jajaran Babinsa untuk disosialisasikan kepada masyarakat.
"Tidak mungkin mengatasi terorisme mengandalkan pada Polri yang jumlahnya terbatas. Yang paling penting kepedulian," ucapnya.
Baca juga: Polda Bali siaga satu antisipasi bom
Benny menambahkan, sampai saat ini memang tidak ada indikasi yang menyatakan sel-sel teroris itu ada di Bali. "Tetapi kita tetap waspada. Filosofinya tidak menutup kemungkinan ada Bom Bali selanjutnya," ujarnya.
Intinya, kata dia, perlu sinergi antarsemua perangkat, mulai dari operasi intelijen, Babinsa, Babimkabtimas, perangkat desa, dan masyarakat untuk memberdayakan semua bentuk pengamanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018
"Prinsip buat kami TNI, ada bom Bali I, ada bom Bali II, tidak menutup kemungkinan ada bom Bali III. Artinya, kita tetap harus waspada," kata Benny di sela-sela acara coffee morning di Kantor Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Bali, di Denpasar, Senin.
Terkait dengan antisipasi masuknya teroris ke Bali, pihaknya juga sudah melepas perangkat intelijen di pintu-pintu masuk Pulau Dewata.
Selain itu, jajarannya hingga tingkat terbawah telah diinstruksikan untuk meningkatkan patroli dan pengawasan terpadu dengan melibatkan kepolisian, pecalang (petugas pengamanan adat), serta mengharapkan peran serta masyarakat untuk lebih peduli dengan lingkungan sekitar.
"Seringkali masyarakat tidak terlalu `care` atau peduli dengan pendatang. Padahal kepedulian atau wajib lapor untuk 1x24 jam bagi pendatang harus diimplementasikan dengan benar," ucapnya.
Menurut Benny, jika untuk mengantisipasi teroris hanya mengandalkan Babinsa dan Babinkamtibmas tentunya dari sisi jumlah dan kemampuan akan terbatas untuk menjangkau keseluruhan wilayah desa.
"Oleh karena itu, saya imbau masyarakat untuk lebih `care` kalau ada pendatang di wilayahnya, bersilahturahmi menanyakan asalnya dari mana, tujuannya apa, untuk berapa lama tinggal dan sebagainya," ucapnya.
Hal seperti itulah yang ditugaskan Benny kepada jajaran Babinsa untuk disosialisasikan kepada masyarakat.
"Tidak mungkin mengatasi terorisme mengandalkan pada Polri yang jumlahnya terbatas. Yang paling penting kepedulian," ucapnya.
Baca juga: Polda Bali siaga satu antisipasi bom
Benny menambahkan, sampai saat ini memang tidak ada indikasi yang menyatakan sel-sel teroris itu ada di Bali. "Tetapi kita tetap waspada. Filosofinya tidak menutup kemungkinan ada Bom Bali selanjutnya," ujarnya.
Intinya, kata dia, perlu sinergi antarsemua perangkat, mulai dari operasi intelijen, Babinsa, Babimkabtimas, perangkat desa, dan masyarakat untuk memberdayakan semua bentuk pengamanan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018