Denpasar (Antaranews Bali) - Masyarakat di Indonesia semakin tertarik untuk memiliki asuransi, terlebih dengan konsep pelayanan "satu pintu", maka produk yang ditawarkan akan memudahkan akses secara menyeluruh.

"Dengan pelayanan satu pintu (one stop solution) akan memudahkan memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sebab layanan tersebut juga memudahkan warga mengakses kebutuhan asuransinya yang menyeluruh," kata Direktur PT Zurich Insurance Indonesia Wirahadi Suryana disela peresmian kantor pemasarannya di Denpasar, Bali, Senin.

Ia mengatakan kehadiran kantor pemasaran dengan konsep layanan tersebut di Bali bertujuan untuk semakin memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan Zurich. Kantor pemasaran itu merupakan wujud komitmen dari perusahaan asuransi untuk menghadirkan layanan di mana semua kebutuhan asuransi dapat diakses dengan mudah dan efisien.

"Ini sejalan dengan nilai-nilai yang kami anut dalam menjalankan bisnis, yaitu mempermudah akses terhadap produk dan layanan asuransi, serta menjadikan nasabah sebagai fokus utama," ujarnya.

Wirahadi mengatakan kemudahan akses dan efisiensi yang ditawarkan diharapkan dapat menarik semakin banyak masyarakat untuk memiliki asuransi.

"Kami selalu berupaya untuk memahami semua kebutuhan asuransi masyarakat di berbagai fase kehidupannya. Pemahaman ini pula yang mendorong kami untuk memberikan layanan `one stop solution`," ujarnya.

Merujuk pada data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), untuk asuransi umum sendiri hingga saat ini porsi pasar ritelnya masih berada di bawah 20 persen dari total bisnis asuransi umum. Sedangkan untuk Asuransi Jiwa, Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat hingga kuartal IV tahun 2017, pertumbuhannya baru mencapai 14,5 persen.

Kendati demikian, pertumbuhan sektor ritel diprediksi akan terus tumbuh dengan pesat ke depannya. Seiring pendapatan masyarakat semakin membaik.

"Saat ini dan ke depannya, kami berfokus untuk memperluas bisnis di segmen ritel. Kami melihat bahwa ada peluang strategis untuk merambah segmen tersebut," ucapnya.

Sejalan dengan fokus untuk memperluas pasar ke segmen ritel, pihaknya melihat bahwa Bali memiliki potensi untuk menjadi wilayah sasaran ekspansi bisnis asuransi. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2015, dari 4,1 juta jiwa penduduk di Bali, baru 20 persen penduduk Pulau Dewata yang memiliki asuransi.

Masih rendahnya penetrasi asuransi justru menjadikan Bali sebagai daerah dengan potensi bisnis yang menjanjikan. Belum lagi, berdasarkan kajian Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi di Bali mencapai enam persen pada tahun 2017, lebih tinggi dari rata-rata nasional.

"Kami optimistis, kebutuhan masyarakat akan asuransi terus meningkat ke depannya seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya perlindungan," kata Wirahadi.

Sementara itu, Direktur PT Zurich Topas Life, Rosmaylinda Nasution mengatakan selain motivasi bisnis, pihaknya berharap kehadiran kantor pemasaran di Bali dapat mendorong masyarakat untuk menikmati asuransi.

"Kami terus mendukung pengembangan agen profesional yang memahami kebutuhan nasabah, sehingga dapat memberikan solusi perlindungan yang tepat. Hal ini juga menjadi bentuk dukungan Zurich terhadap misi pemerintah untuk meningkatkan inklusi dan literasi keuangan," ucapnya.

Ia mengatakan meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki produk asuransi perlu diimbangi dengan keahlian penyedia asuransi yang mumpuni. Riset yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2016 menunjukkan bahwa penggunaan asuransi di Indonesia baru mencapai 11,81 persen. Artinya, dari 100 penduduk Indonesia baru 11 orang yang memiliki polis asuransi.

"Kami selalu berupaya untuk memperluas jangkauan edukasi asuransi dan mendorong agar lebih banyak lagi masyarakat yang menggunakan asuransi. Kami berharap bahwa layanan serta kemudahan yang diberikan oleh Zurich Indonesia dapat membantu untuk mewujudkan komitmen tersebut," ujarnya. (WDY)

Pewarta: I Komang Suparta/Dewa Wiguna

Editor : Ni Luh Rhismawati


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018