Gianyar (Antaranews Bali) - Sekaa Baleganjur Duta Kecamatan Payangan mewakili Kabupaten Gianyar dalam Pesta Kesenian Bali 2018 setelah meraih predikat berpenampilan terbaik pada parade Baleganjur antarkecamatan memeriahkan HUT Ke-247 Gianyar di panggung Balai Budaya.

Penampilan apik duta Kecamatan Payangan dengan balutan busana putih kombinasi saput merah dan mengusung tema "Siat Api", membuat tiga juri, yakni I Ketut Garwa, S.Sn.M.Sn, Dr I Gede Yudarta, S.Skar.Msi, dan I Nyoman Sudiana, S.SKar.M.Si memberikan nilai tertinggi kepada penampilan itu, Kamis (12/4) malam.

Duta Kecamatan Ubud sebagai peserta berpenampilan terbaik II, Kecamatan Sukawati berpenampilan terbaik III, dan Kecamatan Tampaksiring berpenampilan terbaik IV.

Parade Baleganjur yang diikuti tujuh kecamatan, mendapat sambutan antusias penonton, terutama pendukung masing-masing kecamatan.

Parade itu juga disaksikan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkab Gianyar diawali dari duta Kecamatan Blahbatuh mengusung judul "Alas Rengked", Kecamatan Tampaksiring dengan judul "Siat Sampian", Kecamatan Payangan, Kecamatan Ubud berjudul "Pitamaha", Kecamatan Tegallalang dengan judul "Geni Anglayang", Kecamatan Sukawati dengan judul "Manik Nala", dan Kecamatan Gianyar dengan judul "Ombak Anyeluh".

Kasi Seni Pertunjukan Bidang Seni dan Tenaga Kebudayaan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar I Nyoman Jagra mengatakan parade Baleganjur diikuti anak-anak usia maksimal 16 tahun dan menjadi agenda tahunan.

Selain memeriahkan HUT Kota Gianyar, parade itu juga memilih duta Kabupaten Gianyar untuk ajang aktivitas seni tahunan, Pesta Kesenian Bali, di tingkat Provinsi Bali yang akan dilaksanakan Juni mendatang di Denpasar.

"Usia peserta memang dibatasi maksimal 16 tahun, dengan tujuan regenerasi serta memupuk kreativitas berkesenian anak-anak usia dini," ujar Nyoman Jagra.

Parade juga dipantau pengamat Baleganjur I Wayan Suweca, M.Mus serta mendatangkan juri dari luar daerah Gianyar untuk menjaga netralitas sehingga penilaian betul-betul atas dasar kriteria yang ditetapkan.

Penata Tabuh Sekaa Duta Kecamatan Payangan, Arik Wirawan, menjelaskan "Siat Api" terinspirasi tradisi Siat Api di Banjar Paneca, Melinggih Kelod yang dilaksanakan saat sandikala Pengerupukan setelah upacara Taur Kesanga.

"Dari gambaran tradisi Siat Api, kami menstransformasikan ke dalam bentuk komposisi Baleganjur kreasi yang menukik kepada tema Teja Dharmaning Kauripan, sehingga semua unsur elemen musik dan struktur komposisi difokuskan pada adegan Siat Api," katanya.

Suara ritmis cengceng kopyak dan gemuruh suara kendang serta jalinan reong dengan olahan instrumen, seperti gong, kempul, dan bebende, menguatkan suasana siat (perang) yang keras, tegas diselimuti semangat membara. (WDY)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018