Denpasar (Antaranews Bali) - Provinsi Bali meraih devisa sebesar 2,945 juta dolar AS dari ekspor perabot dan penerangan rumah selama bulan Januari 2018 atau naik 48.773 dolar AS (1,68 persen) dibandingkan dengan bulan sama tahun sebelumnya yang menghasilkan 2,896 juta dolar AS.

"Demikian pula dibandingkan dengan bulan sebelumnya naik 2.788 dolar AS atau 0,09 persen, karena pada Desember 2017 pengapalan salah satu hasil kerajinan skala rumah tangga itu menghasilkan 2,942 juta dolar AS," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Adi Nugroho, di Denpasar, Jumat.

Ia mengatakan, hasil kerajinan sentuhan tangan-tangan terampil perajin dan seniman Bali itu mampu memberikan kontribusi sebesar 5,53 persen dari total ekspor Bali mencapai 53,24 juta dolar AS selama Januari 2018 atau meningkat 14,11 juta dolar AS (36,08 persen) dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya (Januari 2017) tercatat 39,129 juta dolar AS.

Perolehan total devisa Bali tersebut dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Desember 2017) meningkat 6,02 juta dolar AS atau 12,76 persen, karena Desember 2017 hanya menghasilkan 47,22 juta dolar AS.

Adi Nugroho menambahkan, perabot dan penerangan rumah tangga yang dikapalkan ke pasaran luar negeri itu berbahan baku bambu dihiasi dengan anyaman rotan, sehingga menjadi unik dan antik seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur, dan pembatas ruangan.

Mata dagangan yang sangat diminati itu juga berupa patung unik dan antik dari bahan baku akar bambu paling banyak diserap pasaran Amerika Serikat yakni 15,48 persen, menyusul Australia 7,10 persen, Spanyol 6,48 persen, Jepang 4,58 persen, dan China 1,89 persen.

Selain itu, juga diserap pasaran Prancis 6,49 persen, Emirat Arab 1,82 persen, Singapura 0,37 persen, Hong Kong 0,15 persen, Jerman 2,09 persen, dan sisanya 53,54 persen ke berbagai negara lainnya di belahan dunia.

Patung yang dibuat dari akar bambu itu banyak diproduksi oleh perajin dan seniman dari Kabupaten Bangli dan Gianyar, antara lain berupa binatang, bebek, topeng, dan jenis lain disesuaikan dengan bentuk bahan bakunya.

Akar bambu biasanya tumbuh berumpun, dan perajin yang kreatif mampu mengolah akar tersebut menjadi patung wayang atau binatang yang sangat disenangi masyarakat konsumen di luar negeri, ujar Adi Nugroho pula. (ed)

Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2018